Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung (ITB) resmi ditunjuk untuk memimpin riset pengembangan Kereta Cepat Merah Putih.
Sebagai tahap awal, kereta cepat ini rencananya bakal dioperasikan untuk rute dari Makasar ke Pare-pare yang nantinya akan menjadi bagian dari jalur kereta Trans Sulawesi.
Pembangunan Kereta Cepat Merah Putih (KCMP) ini merupakan langkah kongkret Indonesia dalam mencapai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3E). Dengan tujuan untuk mengejar ketertinggalannya menjadi negara maju dan termasuk ke dalam 10 negara besar di dunia pada tahun 2025.
Proyek besar ini, merupakan salah satu rencana pemerintah untuk peningkatan total jalur kereta api di Indonesia yang saat ini mencapai 6000 Km menjadi 10.000 Km pad tahun 2030.
Pada tahap awal, KCMP ini bakal beroperasi pada jalur Makasar – Pare-pare sepanjang 140 Km dengan melewati tujuh stasiun
Berbeda dengan kereta api yang sebelumnya beroperasi di Indonesia, desain KCMP ini memiliki beberapa keunggulan. Yakni mengusung konsep kereta api ringan, hybrid, dan cerdas.
Konsep ringan pada kereta api ini artinya memiliki konstruksi ringan yang terbuat dari alumunium serta bahan komposit serat fiber yang sering digunakan pada struktur pesawat terbang. Tentu berbeda dengan kereta api pada umumnya yang terbuat dari baja.
Sedangkan Basis hybrid memilik arti bahwa kereta api bertenaga listrik yang dihasilkan terlebih dahulu dari mesin diesel dan disimpan di dalam baterai. Alasannya, karena konsep kereta listrik sepenuhnya belum bisa direalisasikan mengingat ketersediaan listrik di Sulawesi belum bisa memasok jaringan listrik sesuai dengan kebutuhan pengoperasian kereta.
Kemudian konsep cerdas adalah sistem informasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi terkini sehingga kereta ini mampu melaju ke lintasan hingga berhenti di stasiun tujuan secara mandiri.
KCMP ini didesain untuk beroperasi pada kecepatan maksimum 220 km/jam sehingga tergolong sebagai salah satu jenis kereta cepat (high speed train). Berbeda dengan kereta lokal lainya yang hanya memiliki kecepatan berkisar 100 km/jam.
Kemampuan mendesain dan memproduksi kereta pada kecepatan 200 km/jam, kemudian nantinya KCMP ini akan dengan mudah di-upgrade untuk beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi (350 km/jam).
Pembuatan prototipe oleh PT INKA yang diprediksi selesai pada tahun 2023. Kemudian, prototipe ini akan dioperasikan pada akhir 2023 jalur Makassar-Parepare.