Monitorday.com – Kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengklaim kemenangan satu putaraan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 sudah di depan mata. Namun patut diwaspadai adanya potensi gerakan yang mencoba menggagalkan kemenangan tersebut.
Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hasan Nabi merespon hasil survei dari beberapa lembaga yang menempatkan pasangan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut di posisi pertama, jauh mengungguli dua paslon lain.
Namun karena hasil tersebut, Hasan menduga, akan ada upaya-upaya untuk mendelegitimasi Pemilu oleh orang-orang yang mengaku independen. Dia menyebut orang-orang itu akan membuat gerakan-gerakan untuk menggagalkan Pemilu di awal bulan Januari 2024.
“Jadi akan muncul orang-orang yang berbaju seolah-olah independen ingin mengagalkan pemilu. Kenapa orang-orang ini muncul? Karena memang Pemilu satu putaran sudah dekat,” kata Hasan, dalam acara Briefing Pagi, kanal Youtube pribadinya, dilihat Minggu (31/12).
Hasan menilai, gerakan dari orang yang mengaku non-partisan tersebut hadir lantaran mereka sadar elektabilitas Prabowo-Gibran sudah tidak bisa dikejar, sehingga cara yang bisa mereka lakukan adalah bagaimana pencalonannya yang digagalkan.
“Karena mereka sadar betul, mereka tidak bisa membendung suara masyarakat, suara rakyat untuk memenangkan Prabowo-Gibran, mereka mainkan jurus dari samping. Jurus dari orang-orang yang seolah-olah tidak terlibat dalam bagian kekuatan politik manapun, tapi akan berusaha untuk turun ke jalan,” jelasnya.
“Mereka akan meminta Pak Jokowi turun, meminta pemilu dibatalkan, karena buat mereka sudah tidak bisa dipercaya lagi, penyelenggarannya tidak bisa dipercaya, peserta-pesertanya sudah tidak bisa dipercaya. Meminta pemilu digelar tanpa keterlibatan Pak Jokowi dan keluarga, itu yang harus kita hadapi nanti,” sambung Hasan.
Meski begitu, menurut Hasan, pihaknya sudah mengantisipasi karena sudah tahu dari awal. Rakyat harus diyakinkan bahwa demokrasi sudah berjalan sesuai dengan aturan yang ada, sehingga ketika ada pihak yang berupaya menggagalkan, mereka akan tetap mengikuti mekanisme yang berjalan, dan menjatuhkan pilihan mereka di Pemilu mendatang.
“Kalau kita sudah tahu dari awal tentu kita bisa antisipasi. Jadi, gerakan dari orang-orang rungkad ini, memang tidak mau terima. Kita jelaskan bahwa proses demokrasi kita sudah berjalan sangat baik, masyarakat yang menjadi juri terakhir sudah bersiap-siap untuk menjatuhkan pilihan mereka di Pemilu nanti,” tandasnya.