Monitorday.com – Lautan manusia menunjukkan kemarahan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dalam menangani krisis tahanan Israel yang ditawan Hamas.
Demonstrasi besar-besaran terjadi setelah ditemukan mayat enam tawanan yang dibunuh tentara Zionis.
Para demonstran menuntut Netanyahu untuk segera mundur dan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Kegagalan Netanyahu menangani krisis ini memicu protes besar di seluruh Israel.
Pengunjuk rasa menuntut agar Netanyahu membawa pulang para tahanan yang tersisa.
Ratusan ribu orang memblokir jalan raya di Tel Aviv dan Yerusalem Barat.
Forum Tawanan dan Keluarga Hilang menuduh Netanyahu gagal mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran.
Mereka mengklaim enam tawanan tewas setelah mengalami penyiksaan dan kelaparan di penangkaran Hamas.
Seruan untuk pemogokan umum disampaikan oleh serikat pekerja terbesar Israel, Histadrut.
Histadrut menekan pemerintah untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata.
Bandara Ben Gurion dan sektor-sektor utama ekonomi Israel akan ditutup pada hari Senin.
Ketua Histadrut, Arnon Bar-David, menekankan pentingnya kesepakatan gencatan senjata.
Produsen dan pengusaha terkemuka Israel mendukung pemogokan tersebut.
Kemarahan publik atas kematian enam tawanan mencerminkan skala ketidakpuasan terhadap pemerintah.
Pemimpin oposisi Yair Lapid juga mendukung pemogokan massal.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich meminta Jaksa Agung untuk memblokir pemogokan.
Smotrich berpendapat pemogokan tersebut akan merusak ekonomi Israel di masa perang.
Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Banyak yang menyalahkan Netanyahu karena gagal mencapai kesepakatan damai.
Militer Israel mengakui kesulitan dalam menyelamatkan puluhan tahanan yang tersisa.