PERAYAAN Idul Fitri identik dengan baju baru, khususnya bagi anak-anak. Baju baru bagi mereka ibarat sebuah keharusan setelah mereka berpuasa sebulan penuh. Pada kenyataannya tidak semua anak bisa mendapatkan baju baru untuk lebaran, tak terkecuali cucu Rasulullah SAW, Hasan dan Husein.
Dalam sebuah riwayat oleh Ibnu Syahr Asyub dari Al-Ridha dan dinukil oleh Hakim al-Naisaburi dalam kitabnya al-Amali. Kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW tidak memiliki pakaian baru untuk lebaran, sedangkan hari raya sebentar lagi datang.
Lalu mereka bertanya kepada ibunya, “Wahai Ibu, anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian lebaran kecuali kami. Mengapa Ibu tidak menghiasi kami?”
Sayyidah Fatimah menjawab, “Baju kalian masih di tukang jahit.”
Malam hari raya tiba, sementara pakaian baru belum juga terlihat sehingga dua pemuka pemuda surga itu bertanya lagi kepada ibunya. Sayyidah Fatimah menangis karena tidak memiliki uang untuk membeli baju buat kedua buah hatinya itu.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Sayyidah Fatimah menghampiri seraya bertanya, “Siapa?”
“Wahai putri Rasulullah, saya adalah tukang jahit. Saya datang membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu.”
Pintu dibuka dan tampaklah seseorang membawa bingkisan lalu diberikan kepada Sayyidah Fatimah.
Beliau membuka bingkisan tersebut dan di dalamnya terdapat dua gamis, dua celana, dua mantel, dua sorban, dan dua pasang sepatu hitam yang semuanya terlihat indah.
Lalu Sayyidah Fatimah memanggil kedua putra kesayangannya dan memakaikan mereka busana indah hadiah tersebut.
Kemudian Rasulullah Saw datang dan melihat kedua cucunya sudah rapi mengenakan pakaian baru yang indah. Dengan senang Rasulullah SAW menggendong keduanya dan menciumi mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Sayyidah Fatimah, “Apakah engkau melihat sang tukang jahit tersebut?”
Sayyidah Fatimah menjawab, “Iya, aku melihatnya.”
Lalu Rasulullah menjelaskan, “Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan malaikat Ridwan Sang Penjaga Surga.” []