Connect with us

Ruang Sujud

Kisah Kelahiran Nabi Ishaq AS: Mukjizat di Usia Senja Sarah dan Ibrahim

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Kisah kelahiran Nabi Ishaq AS adalah salah satu cerita penuh mukjizat dalam sejarah kenabian. Ia lahir dari pasangan yang sudah sangat tua, yaitu Nabi Ibrahim AS dan istrinya Sarah, yang sebelumnya divonis mandul.

Ketika malaikat datang menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran seorang anak, Sarah sempat heran dan tertawa karena merasa usianya sudah tidak memungkinkan untuk hamil. Namun, Allah berkehendak lain. Dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 71, disebutkan bahwa malaikat menyampaikan, “Kami memberi kabar gembira kepadamu (Ibrahim) tentang kelahiran Ishaq, dan setelah Ishaq, Ya’qub.”

Kelahiran Ishaq bukan sekadar hadiah, tetapi juga bagian dari rencana besar Allah. Dari keturunannya lahir para nabi besar seperti Ya’qub, Yusuf, Musa, dan Isa. Garis keturunan ini menjadi fondasi utama Bani Israil, yang membawa risalah ilahi kepada banyak bangsa.

Mukjizat ini menunjukkan kekuasaan Allah yang tak terbatas. Ia mampu memberi keturunan kepada pasangan yang secara logika tak mungkin lagi memiliki anak. Kisah ini juga menjadi pelajaran tentang harapan, keimanan, dan keajaiban doa.

Ishaq tumbuh dalam keluarga yang sarat dengan nilai keimanan. Ia melihat langsung perjuangan ayahnya dalam menegakkan tauhid. Hal ini menjadi bekal yang membentuk dirinya sebagai seorang nabi dan pemimpin spiritual.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ruang Sujud

Hikmah di Balik Tahallul: Simbol Penyempurnaan dan Kebebasan dari Larangan Ihram

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Tahallul dalam ibadah haji bukan sekadar ritual mencukur rambut, melainkan simbol dari transformasi spiritual yang mendalam. Proses ini melambangkan penyempurnaan ibadah dan pelepasan diri dari berbagai larangan yang mengikat selama ihram.

Secara psikologis dan spiritual, tahallul memberi efek besar bagi jemaah haji. Setelah berhari-hari menjalani ibadah dalam kondisi terbatas, mereka akhirnya kembali kepada kebebasan yang diperbolehkan oleh syariat. Ini mengajarkan bahwa kebebasan sejati datang setelah perjuangan dan ketaatan.

Tahallul juga mencerminkan penyucian diri secara lahir dan batin. Rambut yang dicukur menjadi simbol bahwa seseorang telah “menghapus” kesombongan, ego, dan dosa masa lalu. Ia kembali ke fitrah, seperti bayi yang baru lahir, bersih dari dosa.

Lebih dari itu, tahallul menjadi titik awal untuk membawa semangat haji ke dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang telah bertahallul sejatinya harus menjaga kemurnian niat, meningkatkan ibadah, dan menjadi pribadi yang lebih baik di tengah masyarakat.

Continue Reading

Ruang Sujud

Panduan Praktis Pelaksanaan Tahallul: Tata Cara Cukur Rambut yang Disyariatkan

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Salah satu bagian penting dari tahallul adalah mencukur rambut atau memendekkannya, yang dikenal dengan istilah halq (mencukur habis) dan taqsir (memotong sebagian). Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan simbol kesucian serta kerendahan hati.

Untuk pria, lebih utama melakukan halq, yaitu mencukur rambut hingga gundul. Namun, jika tidak memungkinkan, taqsir juga diperbolehkan. Sedangkan bagi wanita, hanya disyariatkan untuk memotong sedikit bagian ujung rambut, kurang lebih satu ruas jari.

Waktu pelaksanaan cukur rambut ini dilakukan setelah melempar jumrah dan menyembelih hewan (jika wajib). Proses mencukur sebaiknya dilakukan oleh tukang cukur yang tersedia di Mina atau Makkah, dan hendaknya dimulai dari sisi kanan kepala, lalu dilanjutkan ke sisi kiri.

Ada keutamaan besar bagi mereka yang mencukur habis rambutnya. Rasulullah SAW mendoakan tiga kali bagi orang yang halq dan satu kali bagi yang taqsir. Ini menunjukkan nilai spiritual dari ketundukan total kepada perintah Allah melalui simbol mencukur rambut.

Continue Reading

Ruang Sujud

Perbedaan Tahallul Awal dan Tahallul Tsani: Penjelasan Lengkap dan Hikmahnya

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Dalam prosesi ibadah haji, tahallul memiliki dua tingkatan penting: Tahallul Awal (pertama) dan Tahallul Tsani (kedua). Kedua tahapan ini menjadi penanda status jemaah dalam menjalani sisa ibadah dan kehidupan setelah ihram.

Tahallul Awal terjadi setelah jemaah menyelesaikan dua dari tiga amalan berikut: melempar jumrah aqabah, menyembelih hewan, dan mencukur rambut. Setelah tahallul awal, sebagian besar larangan ihram menjadi gugur, kecuali larangan berhubungan suami istri. Pada titik ini, jemaah boleh mengenakan pakaian biasa, memakai wewangian, dan memotong kuku.

Tahallul Tsani dilakukan setelah jemaah menyelesaikan tiga amalan tersebut secara lengkap. Setelah tahallul kedua ini, semua larangan ihram resmi dihapus, termasuk hubungan suami istri. Dengan demikian, jemaah telah sepenuhnya kembali ke keadaan halal.

Hikmah dari dua tingkatan tahallul ini adalah untuk memberikan jeda dalam proses penyucian diri dan menandai transisi spiritual dari keadaan ihram menuju kebebasan syar’i. Tahallul juga menjadi simbol bahwa seseorang telah melewati perjuangan spiritual dan fisik selama haji.

Continue Reading

Ruang Sujud

Tahallul dalam Ibadah Haji: Makna, Jenis, dan Urutannya

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Tahallul adalah salah satu rukun penting dalam ibadah haji yang menandai berakhirnya sebagian atau seluruh larangan ihram. Secara bahasa, tahallul berasal dari kata halla yang berarti “membuka” atau “membebaskan”. Dalam konteks haji, tahallul berarti terbebasnya seseorang dari larangan-larangan ihram setelah melakukan amalan tertentu.

Dalam pelaksanaannya, tahallul terbagi menjadi dua jenis, yaitu Tahallul Awal dan Tahallul Tsani. Tahallul Awal dilakukan setelah menyelesaikan dua dari tiga amalan utama: lempar jumrah, menyembelih hewan, dan mencukur rambut. Sedangkan Tahallul Tsani dilakukan setelah ketiga amalan tersebut selesai.

Urutan pelaksanaan tahallul biasanya dimulai setelah melempar jumrah aqabah, dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban (bagi yang wajib), lalu mencukur atau memotong rambut. Setelah itu, jemaah diperbolehkan melepaskan pakaian ihram dan melakukan aktivitas biasa seperti memakai wangi-wangian, kecuali berhubungan suami-istri yang baru diperbolehkan setelah tahallul kedua.

Tahallul bukan hanya ritual simbolik, tetapi memiliki makna spiritual mendalam. Ini menunjukkan bahwa seorang haji telah menyelesaikan tahapan penting dalam ibadahnya dan siap kembali ke kehidupan normal dengan semangat baru dan jiwa yang suci.

Continue Reading

Ruang Sujud

Pelajaran Hidup dari Nabi Ishaq AS: Kesabaran, Ketaatan, dan Keberkahan Keluarga

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Nabi Ishaq AS adalah simbol kesabaran, ketaatan, dan keberkahan dalam keluarga. Kisah hidupnya memberikan pelajaran mendalam bagi umat Islam hingga hari ini.

Pertama, dari kelahirannya kita belajar tentang kesabaran. Baik Ibrahim maupun Sarah tak pernah putus harap kepada Allah, meskipun secara logika sangat kecil kemungkinan memiliki anak. Kesabaran mereka akhirnya membuahkan mukjizat.

Kedua, ketaatan Nabi Ishaq terhadap ajaran ayahnya sangat luar biasa. Ia menjadi contoh anak saleh yang setia meneruskan jalan kebaikan. Dalam banyak riwayat, Ishaq selalu menjaga kemurnian ajaran tauhid tanpa kompromi.

Ketiga, kehidupan keluarga Nabi Ishaq menggambarkan betapa pentingnya peran rumah tangga dalam membentuk peradaban. Ia mendidik Ya’qub dengan ilmu dan iman. Rumahnya menjadi tempat lahirnya generasi penerus nabi.

Keempat, kehidupan beliau menunjukkan bahwa keberkahan datang dari Allah ketika seseorang hidup dalam ketaatan. Meskipun tidak menjalani banyak perang atau konflik besar, kehidupan Nabi Ishaq penuh kedamaian dan ketenangan.

Dari Nabi Ishaq kita belajar bahwa menjadi pembawa cahaya tidak selalu melalui cara yang dramatis, tapi bisa juga lewat kesabaran, pendidikan, dan keteladanan yang mengakar kuat dalam keluarga dan masyarakat.

Continue Reading

Ruang Sujud

Peran Nabi Ishaq AS dalam Mewariskan Ajaran Islam kepada Bani Israil

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Meskipun tidak sebanyak kisah nabi lain, peran Nabi Ishaq AS dalam sejarah Islam sangat besar. Ia merupakan penghubung penting antara Nabi Ibrahim AS dan keturunan para nabi yang tersebar dari Bani Israil.

Nabi Ishaq menetap di wilayah Palestina dan terus berdakwah menyeru kepada keesaan Allah. Ia menjadi pemimpin spiritual yang dihormati. Dalam Al-Qur’an, ia disebutkan dalam banyak ayat, seperti dalam Surah Al-Baqarah dan Al-An’am, sebagai bagian dari para nabi pilihan.

Putra Nabi Ishaq yang bernama Ya’qub atau Israel, kemudian menjadi leluhur dari dua belas suku Bani Israil. Ini menunjukkan bagaimana ajaran yang dibawa Nabi Ishaq diteruskan secara turun-temurun.

Bani Israil dikenal sebagai umat yang banyak menerima para nabi. Dari keturunan Ishaq dan Ya’qub muncul Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, dan Isa. Inilah alasan mengapa Nabi Ishaq disebut sebagai pewaris spiritual dari ayahnya, dan nenek moyang dari banyak nabi yang membawa cahaya ilahi.

Peran Nabi Ishaq dalam mewariskan ajaran tauhid sangat vital. Ia menanamkan nilai-nilai tersebut dalam keluarga, yang kemudian menyebar luas ke masyarakat dan bangsa.

Continue Reading

Ruang Sujud

Nabi Ishaq AS: Keteladanan Seorang Nabi dalam Meneruskan Risalah Tauhid

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Nabi Ishaq AS merupakan salah satu nabi penting dalam garis keturunan para nabi besar. Ia adalah putra dari Nabi Ibrahim AS dan Sarah, serta ayah dari Nabi Ya’qub AS. Dalam Islam, Nabi Ishaq dikenal sebagai pribadi yang lembut, bijaksana, dan teguh dalam menegakkan ajaran tauhid.

Lahir dari pasangan lanjut usia, kehadiran Ishaq merupakan jawaban atas doa panjang Nabi Ibrahim. Allah SWT mengabadikan kelahiran Ishaq sebagai salah satu mukjizat. Meskipun sedikit riwayat langsung yang mengisahkan kehidupannya, namun keteladanan beliau dalam menjaga ajaran tauhid sangat penting.

Nabi Ishaq melanjutkan dakwah ayahnya di wilayah Syam. Ia menjaga ajaran tauhid agar tidak terkontaminasi oleh penyembahan berhala yang kembali merebak. Dalam catatan sejarah Islam, ia dikenal sebagai sosok yang penuh kasih dan tidak pernah lelah membimbing umatnya.

Keteladanan beliau tidak hanya dalam berdakwah, tapi juga dalam kehidupan rumah tangga. Ia mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai kenabian, hingga akhirnya salah satu putranya, Nabi Ya’qub AS, diangkat menjadi nabi dan melanjutkan dakwah.

Salah satu pelajaran besar dari Nabi Ishaq adalah kesabarannya dalam menghadapi ujian, ketaatannya kepada Allah, dan kesungguhan dalam melestarikan warisan spiritual ayahnya. Warisan inilah yang menjadi pondasi peradaban Bani Israil.

Continue Reading

Ruang Sujud

Amalan dan Doa yang Dianjurkan Saat Melakukan Sa’i

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Selain melangkah secara fisik, sa’i juga disertai dengan amalan-amalan yang memperkuat dimensi spiritual. Sepanjang perjalanan dari Shafa ke Marwah, jamaah disunnahkan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan mengingat perjuangan Siti Hajar.

Saat memulai dari Shafa, jamaah dianjurkan untuk membaca:

> “Innaṣ-ṣafā wal-marwata min sya’ā’irillāh…”

Setelah itu, jamaah bisa mengangkat tangan dan berdoa kepada Allah. Doa apa pun bisa dipanjatkan selama tidak mengandung dosa. Banyak ulama menyarankan untuk memperbanyak dzikir seperti Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, dan Allahu Akbar.

Di antara dua bukit, terdapat area hijau yang disebut Mas’a. Laki-laki dianjurkan berlari-lari kecil (raml) di area ini sebagai bentuk meneladani Siti Hajar yang berlari saat mencari air. Di sepanjang perjalanan, fokus pada doa dan muhasabah diri sangat dianjurkan.

Sa’i menjadi momen untuk memperbarui niat, memperbanyak doa untuk diri sendiri, keluarga, dan umat. Karena itu, jamaah sebaiknya tidak hanya fokus pada gerakan fisik, namun juga pada kekhusyukan hati saat memohon pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT.

Continue Reading

Ruang Sujud

Sa’i di Era Modern: Dari Tradisi Nabawi ke Kenyamanan Jamaah

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Dulu, sa’i dilakukan di antara dua bukit yang benar-benar tandus dan terbuka, di tengah panas gurun yang menyengat. Kini, tempat sa’i telah berubah drastis. Pemerintah Arab Saudi melakukan berbagai pembaruan, menjadikan tempat sa’i lebih nyaman, ber-AC, dan dilengkapi jalur khusus lansia serta pengguna kursi roda.

Transformasi ini membuat ibadah sa’i tetap bisa dilakukan oleh semua kalangan, tanpa mengurangi makna dan nilai spiritualnya. Modernisasi fasilitas tidak berarti menghilangkan ruh ibadah, justru menjadi bentuk rahmat agar semua umat Islam bisa menunaikan ibadahnya dengan lebih baik.

Meskipun demikian, penting bagi jamaah untuk tetap memahami konteks sejarah sa’i. Kenyamanan saat ini bukan untuk menjadikan ibadah ringan-ringan saja, tapi untuk memudahkan umat tetap bisa meneladani perjuangan Siti Hajar dengan penuh kesadaran.

Perubahan ini juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang dinamis. Modernisasi fasilitas ibadah adalah bukti bahwa Islam memperhatikan kemudahan dan kenyamanan umatnya, selama tidak mengubah syariat yang telah ditetapka

Continue Reading

Ruang Sujud

Makna dan Filosofi Sa’i dalam Rangkaian Ibadah Haji dan Umrah

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Sa’i bukan sekadar lari-lari kecil dari dua bukit. Di baliknya, ada pelajaran mendalam tentang hidup, harapan, dan keteguhan iman. Ketika jamaah melakukan sa’i, mereka sesungguhnya sedang menjalani proses refleksi dan kontemplasi atas perjalanan spiritual mereka sendiri.

Dari sudut pandang filosofis, sa’i menggambarkan bahwa hidup adalah perjuangan yang harus dijalani dengan sabar dan terus bergerak. Tujuh kali bolak-balik bukan angka sembarangan. Angka tujuh dalam Islam sering dikaitkan dengan kesempurnaan. Maka sa’i menggambarkan usaha yang sempurna dalam mencari solusi atas masalah, sebagaimana dilakukan Siti Hajar.

Dalam sa’i, tidak ada tempat bagi keputusasaan. Kita terus berjalan, bolak-balik antara dua bukit yang sama. Ini menyimbolkan kehidupan yang penuh ujian berulang. Namun, seperti halnya Siti Hajar akhirnya menemukan air zamzam, umat Islam diajarkan bahwa hasil akan datang selama kita terus berusaha.

Sa’i juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ikhtiar dan doa secara bersamaan. Dalam tradisi Islam, tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Sa’i justru memperlihatkan bahwa usaha maksimal adalah bentuk ibadah yang luar biasa nilainya.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



News6 hours ago

Prabowo Yakin Ekonomi RI Siap Mengejutkan Banyak Negara

Sportechment6 hours ago

Muse Siap Gebrak Jakarta, Cek Harga Tiketnya

News6 hours ago

1000 Aktivis Pro Palestina Afrika Utara Gelar Long March ke Gaza

Sportechment6 hours ago

Al-Ahly vs Inter Miami Jadi Laga Pembuka Piala Dunia Antarklub 2025, Catat Jadwalnya

Sportechment7 hours ago

Resmi Dikenalkan Real Madrid, Trent Alexander-Arnold Pakai Nomor Punggung Ini

Sportechment7 hours ago

Piala Presiden 2025 Bakal Diikuti 6 Tim, Persib Bandung Dipastikan Tampil

News8 hours ago

Tragedi Maut di Ahmedabad: Pesawat Air India Jatuh dan Meledak, Seluruh Penumpang Tewas

Sportechment8 hours ago

Kerusakan Raja Ampat Imbas Tambang Nikel Diungkap Angela Gilsha

Sportechment8 hours ago

Hanya Terima Royalti Rp125 Ribu Setahun, Piyu Padi Reaksi Begini

News9 hours ago

Wuih! Prabowo Bakal Naikkan Gaji Hakim hingga 280 Persen

Ruang Sujud9 hours ago

Hikmah di Balik Tahallul: Simbol Penyempurnaan dan Kebebasan dari Larangan Ihram

News10 hours ago

Iran Eksekusi Mati 9 Anggota ISIS Karena Dakwaan Ini

Ruang Sujud13 hours ago

Panduan Praktis Pelaksanaan Tahallul: Tata Cara Cukur Rambut yang Disyariatkan

News14 hours ago

Kelompok Ekstremis Sayap Kanan Perancis Didakwa Bakal Teror Kaum Muslim

Ruang Sujud17 hours ago

Perbedaan Tahallul Awal dan Tahallul Tsani: Penjelasan Lengkap dan Hikmahnya

News18 hours ago

Israel Dikabarkan Serang Iran, Staf Kedubes AS di Iraq Dievakuasi

Ruang Sujud20 hours ago

Tahallul dalam Ibadah Haji: Makna, Jenis, dan Urutannya

News1 day ago

Los Angeles Membara, Toko Apple hingga Adidas Dijarah Demonstran

Sportechment1 day ago

Resmi Gabung Man City, Tijjani Reijnders Sebut Nasi Goreng Makanan Favoritnya

News1 day ago

Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk 1.800 Barang Jamaah Haji, Nilai Capai Rp2,4 Miliar