Connect with us

News

Laut Merah Makin Memanas Pasca Serangan AS-Inggris Ke Yaman, Ini Dampaknya Bagi Indonesia

Deni Irawan

Published

on

Situasi di Laut Merah semakin memanas akibat konflik antara kelompok Houthi Yaman dengan pasukan Amerika Serikat dan Inggris. Dampaknya diperkirakan akan berpengaruh signifikan pada perdagangan global, terutama mengingat Laut Merah adalah jalur strategis yang dilalui oleh 12 persen perdagangan dunia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengungkapkan bahwa konflik ini memiliki dampak berisiko tinggi bagi Indonesia, terutama terkait kinerja ekspor ke wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Meskipun serangan Houthi terutama ditujukan kepada kapal kargo negara barat, terutama Amerika Serikat, dampaknya juga menimbulkan kekhawatiran global.

“Bahkan efeknya tidak bisa dianggap sepele. Saat ini dunia sedang mengalami fragmentasi rantai pasokan, ditambah dengan gangguan logistik, yang mengakibatkan penundaan pengiriman dan merugikan banyak pihak,” ujar Bhima seperti dikutip Republika pada Minggu (14/1/2024).

Bhima menambahkan bahwa dampaknya dapat mencakup kenaikan biaya logistik dan kesulitan dalam pengiriman bahan baku dan barang jadi. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dan terus memantau situasi di Laut Merah serta mengambil langkah antisipatif jika kondisinya memburuk.

Ia menilai bahwa serangan terhadap kapal kargo, terutama yang mengangkut minyak, dapat menyebabkan lonjakan harga energi yang signifikan dan berdampak pada subsidi energi di Indonesia.

“Meskipun dampaknya masih terbatas dan tergantung pada seberapa lama konflik di Laut Merah berlanjut, kenaikan harga minyak diperkirakan berkisar antara 75-78 dolar AS per barel, tetapi masih sulit mencapai di atas 80 dolar AS per barel karena permintaan secara keseluruhan menurun,” tambahnya.

Bhima juga menyoroti bahwa selain minyak, komoditas seperti CPO, batubara, dan bijih besi juga diperkirakan akan mengalami kenaikan. Dampak jangka pendek termasuk perubahan rute logistik dan peningkatan biaya keamanan serta asuransi.

“Biaya logistik akan meningkat, dan jika situasi semakin buruk, tidak menutup kemungkinan terjadi keterlambatan di negara-negara di sekitar Laut Merah yang menjadi tujuan ekspor. Tekanan ekspor bagi Indonesia di tahun ini sudah cukup berat, terutama dengan proyeksi penurunan permintaan domestik, terutama dari China. Sayangnya, upaya pengalihan pasar ke Timur Tengah dan Afrika Utara terhambat oleh instabilitas keamanan yang terjadi,” ujar Bhima.

Serangan rudal yang diluncurkan oleh militer AS dan Inggris sebagai respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal dagang yang dianggap terkait dengan Israel di Laut Merah telah mengganggu jalur perdagangan di wilayah tersebut.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *