Connect with us

News

Momen Haru Mahasiswa Papua saat Lulus dari Kampus Muhammadiyah Sorong

Diana Sari

Published

on

Monitorday.com – Selain istimewa, wisuda atau peneguhan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan tinggi selalu menjadi momen haru setiap dilaksanakan. Seperti baru-baru ini di Universitas Muhammadiyah Sorong atau Unamin.

Apalagi momen wisuda ini digelar jelang natal dan tahun baru, salah satu perayaan penting di Tanah Papua. Ratusan mahasiswa mengenakan toga, kalung samir, gordon, hingga topi persegi yang khas melambangkan buku dan filosofi berpikir rasional. 

Diselingi mars Muhammadiyah ‘Sang Surya’ dan lagu-lagu senja yang menyentuh, kian menambah prosesi wisuda makin khidmat. Momen paling haru tercipta saat salah satu wisudawan dari Fakultas Pendidikan, Nelson Mobilala tampil ke depan mewakili para wisudawan angkatan ke-21 Unamin Sorong.

Dalam sambutannya Nelson mengatakan,  di balik kesuksesan dirinya beserta ratusan wisudawan lain ada perang orang-orang hebat. Mereka, kata dia, telah memberinya kesempatan untuk mengejar pendidikan tinggi.

“Izinkan saya memberikan ucapan terimakasih kepada seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Sorong. Yang telah memberi saya kesempatan mengejar pendidikan tinggi,” kata Nelson dalam Acara Wisuda Unamin angaktan XXI di hotel Aston Kota Sorong, Selasa [19/12].

Suara Nelson semakin bergetar, tangisannya pecah ketika menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam kepada kedua orangtuanya. “Sa punya mama sudah disana, ayak juga,” ujar mahasiswa Fakultas Pendidikan Unamin ini sambil menunjukkan jarinya ke atas. 

“Punya mama sudah disana, bapak juga”, kata mahasiswa, sambil menunjuk ke atas dan mengusap air matanya yang jatuh. “Terimakasih ibu, terima kasih ayah yang telah disana. Karena telah membesarkan kami dengan penuh kasih sayang. Terima kasih telah mengorbankan segalanya untuk kebahagiaan dan kesuksesan kami.”

Nelson Mobilala lantas mengajak para wisudawan dan wisudawati lain untuk berdiri dan berbalik badan menghadap ke arah orangtua mereka. Ini, kata Nelson, menjadi penanda agar mereka tidak lupa akan jasa kedua orangtua yang terkadang menahan lapar untuk membahagiakan dan mensukseskan pendidikan anaknya.

“Tatap mata mereka berdua, dan ucapkan terimakasih kepada mereka. mari kita berdiri sejenak. Berikan tepuk tangan yang gemuruh untuk mereka berdua, ibu dan ayah,” ajak Nelson. Membuat semua wisudawan di ruangan itu tak kuasa menahan haru dan tangis pun pecah.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *