Connect with us

Sportechment

NASA Kembangkan Hijab Khusus Astronot: Inovasi untuk Penelitian Luar Angkasa

Hendi Firdaus

Published

on

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tengah mengembangkan hijab khusus bagi astronot perempuan, sebagai respons atas kebutuhan spesifik para astronaut dalam menjalankan misi luar angkasa.

Langkah ini diambil setelah Nora Al Matrooshi, wanita Arab pertama yang menjadi astronaut dalam misi luar angkasa dari Uni Emirat Arab (UEA), menghadapi kendala terkait penggunaan hijab di dalam pakaian dan helm luar angkasa.

Menurut keterangan resmi yang dirilis pada Kamis (7/3) dan dikutip dari AFP, Nora menjelaskan bahwa NASA sedang mengembangkan strategi untuk memungkinkannya menjaga rambutnya tertutup saat mengenakan pakaian dan helm luar angkasa, yang secara resmi dikenal sebagai Extravehicular Mobility Unit atau EMU.

Kendala utama muncul ketika Nora harus melepas jilbabnya sebelum mengenakan topi komunikasi yang diperlukan di dalam EMU. Hal ini semakin rumit karena hanya bahan yang diizinkan secara khusus yang dapat dikenakan di dalam pakaian luar angkasa.

Dalam pengalamannya, para teknisi pakaian akhirnya menjahitkan hijab darurat bagi Nora, memungkinkannya untuk memakainya di dalam pakaian, lalu mengenakan topi komunikasi tanpa masalah. Hal ini menunjukkan upaya NASA dalam memperhatikan kebutuhan khusus astronaut perempuan.

Nora, yang merupakan salah satu astronaut yang diproyeksikan untuk terbang dalam misi Artemis 3, juga menyoroti pentingnya warisan intelektual dari para ilmuwan Muslim yang telah mempelajari bintang-bintang sebelumnya. Dia menyatakan tekadnya untuk menjadi bagian dari perjalanan manusia yang lebih jauh dalam eksplorasi luar angkasa.

Sebelumnya, Nora telah menjalani pelatihan di Amerika Serikat sejak 2021 setelah dipilih oleh Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengikuti program pelatihan dengan NASA. Bersama rekannya, Mohammad AlMulla, dan 10 astronaut lainnya, mereka telah memenuhi syarat untuk misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), peluncuran Artemis ke Bulan, dan bahkan terbang ke Mars.

Meskipun Nora adalah orang pertama yang lulus dari NASA, perempuan Arab lainnya juga telah berpartisipasi dalam misi luar angkasa, menandakan semakin meningkatnya peran perempuan dalam eksplorasi ruang angkasa.

Dengan langkah-langkah inovatif seperti pengembangan hijab khusus ini, NASA memperlihatkan komitmennya dalam memastikan partisipasi dan keamanan para astronot, sambil terus mendorong batas-batas pengetahuan manusia melalui eksplorasi luar angkasa.

Dengan berbagai inovasi ini, NASA membuktikan komitmennya dalam memastikan bahwa eksplorasi luar angkasa dapat menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan bagi semua manusia, tanpa memandang latar belakang atau kepercayaan.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *