Monitorday.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar serangkaian kegiatan di Provinsi Jawa Tengah dalam rangka penguatan literasi, pelestarian sastra, dan revitalisasi bahasa daerah.
Kegiatan ini diwarnai dengan kehadiran Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, yang menyapa langsung para pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) serta komunitas literasi dan sastra di Balai Bahasa Jawa Tengah.
Kehadiran Wamen Fajar menjadi kejutan yang menggembirakan bagi para peserta, khususnya tunas muda yang menjadi motor pelestarian bahasa ibu.
Dalam sambutannya, Wamen Fajar menekankan pentingnya peran media digital dalam upaya pelestarian bahasa daerah yang kini menghadapi tantangan besar akibat minimnya penggunaan di lingkungan keluarga dan dominasi bahasa gaul di kalangan anak muda.
“Ini justru peluang. Kita bisa manfaatkan media sosial untuk mengemas isu anak muda dalam bahasa daerah. Ini bisa jadi gerakan viral yang menyenangkan,” ujarnya di Semarang, Minggu (11/5/2025).
Ia juga menggarisbawahi pentingnya penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di kelas awal. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan bahasa daerah dalam proses pembelajaran terbukti meningkatkan pemahaman siswa secara signifikan.
“Bahasa daerah yang digunakan secara efektif dalam pembelajaran telah terbukti meningkatkan capaian peserta didik,” tegasnya.
Selain itu, Wamen Fajar mengajak generasi muda untuk tidak hanya menjadi “tunas”, tetapi juga tumbuh menjadi pohon kuat yang berbuah dan memberi manfaat, terutama dalam melestarikan bahasa daerah. Ia menegaskan bahwa pelestarian bahasa adalah tanggung jawab bersama, mulai dari pemerintah, sekolah, keluarga hingga komunitas.
Dalam kesempatan tersebut, 28 pemenang FTBI Jawa Tengah Tahun 2025 menerima penghargaan. Penampilan mereka tidak hanya memukau, tetapi juga didokumentasikan sebagai bagian dari kampanye nasional menuju Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Nasional (FTBIN) yang akan digelar di Jakarta akhir Mei 2025.
Kegiatan ini juga menjadi ajang sosialisasi bantuan pemerintah (Banpem) tahun 2025 bagi komunitas literasi dan komunitas sastra. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas, memperluas jangkauan, memperkuat sinergi, serta memberikan apresiasi kepada komunitas yang aktif dan berdampak.
Kegiatan diikuti oleh perwakilan dari berbagai daerah, seperti Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Temanggung, Demak, Tegal, Brebes, dan Purbalingga.
Wamen Fajar menyampaikan apresiasinya atas peran komunitas dalam mendukung budaya literasi. “Dengan dukungan komunitas, kerja Kemendikdasmen menjadi lebih optimal,” ujarnya.
Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menyatakan bahwa literasi dan sastra adalah pilar penting dalam pembangunan karakter bangsa. Ia menegaskan bahwa bantuan pemerintah adalah bentuk dukungan nyata terhadap partisipasi masyarakat.
Tahun ini, sebanyak 100 komunitas literasi akan menerima bantuan masing-masing hingga Rp 50 juta. Komunitas sastra dapat memperoleh hingga Rp 100 juta, sementara sastrawan senior dengan pengabdian 40 tahun akan mendapat Rp 25 juta dan yang telah berkarya selama 50 tahun akan menerima Rp 40 juta.
Program ini disambut positif oleh para pegiat literasi. Koordinator FTBM Purbalingga, Parimim, menyebut bantuan ini bisa mendorong penerbitan karya dari program Menulis Desa yang bertujuan melestarikan identitas lokal.
Dari Salatiga, pegiat literasi Norman menekankan pentingnya mengenalkan anak pada buku digital seiring meningkatnya penggunaan gawai di kalangan anak-anak.
Dukungan terhadap program literasi juga datang dari Komisi D DPRD Kabupaten Semarang. Anggotanya, Musyarofah, menyatakan komitmen untuk terus mendukung kegiatan literasi dan sastra meski di tengah keterbatasan anggaran.
Pemerintah daerah dinilai perlu terus mendorong program-program kreatif yang berdampak langsung pada masyarakat.