Monitorday.com – Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan rencana pemindahan ibu kota dari Teheran ke pesisir selatan Teluk Persia.
Pezeshkian mengangkat kembali isu ini saat berkunjung ke Markas Khatam al-Anbiya pada 20 November 2024.
Dia menyebut Teheran menghadapi tantangan yang sulit diatasi meski berbagai upaya telah dilakukan.
Presiden menganggap pemindahan ibu kota sebagai alternatif yang paling realistis untuk mengatasi masalah ini.
Wakil Presiden Mohammad Reza Aref ditugaskan mengawasi perencanaan relokasi ibu kota.
Pezeshkian memperingatkan potensi krisis lingkungan jika rencana ini diabaikan.
Teheran, dengan populasi hampir 20 juta, disebut terlalu padat untuk menjadi ibu kota yang ideal.
Usulan pemindahan ibu kota pertama kali disetujui parlemen Iran pada 25 Desember 2013.
Saat itu, 110 dari 290 anggota parlemen mendukung gagasan pemindahan ibu kota.
Parlemen juga membentuk dewan untuk mencari lokasi alternatif yang paling cocok sebagai ibu kota baru.
Namun, hingga kini belum ada langkah konkret yang diambil untuk melaksanakan rencana tersebut.
Pemindahan ini diharapkan membawa pusat perekonomian dan politik lebih dekat ke laut.
Langkah ini juga dipandang sebagai upaya strategis untuk mengurangi beban kota Teheran.
Pemerintah menyadari bahwa tindakan cepat diperlukan untuk menghindari tantangan di masa depan.
Rencana relokasi ibu kota ini menjadi bagian dari upaya menyelesaikan krisis perkotaan di Iran.
Pemindahan ini diharapkan memberikan solusi jangka panjang bagi tantangan yang dihadapi Teheran.