Monitorday.com – Ketua PBNU meminta masyarakat menghentikan polemik tentang nasab Habaib Baalawi yang sedang ramai di media sosial.
Ketua Bidang Keagamaan PBNU, Ahmad Fahrur Rozi, menyarankan masyarakat fokus pada hal yang lebih bermanfaat.
Menurutnya, sudah saatnya menghentikan pembahasan mengenai nasab yang tidak perlu diperdebatkan.
Gus Fahrur menekankan pentingnya memperhatikan hal-hal yang bermanfaat untuk kebaikan iman seseorang.
Ia melihat banyak orang terjebak dalam perdebatan nasab yang tidak menambah kebaikan hidup mereka.
Orang yang sibuk dengan hal yang tidak bermanfaat menunjukkan tanda Allah SWT berpaling darinya.
Gus Fahrur mengutip hadis Nabi yang menyatakan bahwa tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.
Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, sebelumnya juga mengingatkan soal polemik nasab habib di Indonesia.
Menurutnya, isu ini hanya diembuskan oleh segelintir orang yang ingin membuat gaduh.
Jika polemik ini berlanjut, masalahnya akan berdampak pada jamaah NU sendiri, bukan hanya soal Ba’alawi dan Wali Songo.
Kiai Miftachul menegaskan bahwa NU memuliakan seseorang bukan karena nasab, tapi karena keilmuan dan ketakwaannya.
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, menjelaskan bahwa pencatatan nasab memang tidak lengkap dan tradisi mencatat di lingkungan Islam masih baru.
Ia menambahkan bahwa riwayat lisan dari mulut ke mulut tetap ada, meski catatan tertulis tidak selalu lengkap.
Gus Yahya juga menekankan bahwa nasab Nabi Muhammad SAW sampai ke Nabi Ibrahim tidak sepenuhnya tercatat, tapi tetap diakui melalui riwayat.
Oleh karena itu, Gus Yahya menyarankan untuk tidak terlalu bergantung pada catatan tertulis yang seringkali tidak lengkap.