Monitorday.com – Ketika ancaman pengosongan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Utara menggema, dunia kembali dihadapkan pada realitas pahit: ketidakadilan tidak mengenal batas, bahkan terhadap tempat yang menjadi simbol kemanusiaan.
RSI, yang dibangun atas inisiatif rakyat Indonesia, berdiri bukan sekadar sebagai fasilitas medis, tetapi sebagai pengingat bahwa kemanusiaan selalu punya tempat di tengah konflik. Namun, serangan terhadap RSI menunjukkan betapa dunia telah gagal melindungi nilai-nilai tersebut.
Dalam sejarah konflik modern, serangan terhadap rumah sakit adalah pelanggaran yang paling mencolok dari hukum humaniter internasional. Rumah sakit seharusnya menjadi zona aman bagi mereka yang terluka dan bagi tenaga medis yang berusaha menyelamatkan nyawa tanpa memandang identitas pasien.
Namun, apa yang terjadi di Gaza mencerminkan penghinaan terang-terangan terhadap konvensi internasional yang seharusnya melindungi institusi seperti RSI. Apakah ini hanya sekadar pelanggaran hukum, atau tanda dari kejahatan yang lebih besar?
RSI bukan sekadar bangunan. Ia adalah simbol dari solidaritas global, dibangun oleh rakyat Indonesia yang jauh dari Gaza tetapi merasa dekat secara kemanusiaan. Ketika serangan demi serangan menghantam RSI, kita harus bertanya: apa yang akan terjadi pada nilai solidaritas ini jika kita membiarkan RSI dihancurkan? Membiarkan RSI hancur berarti membiarkan nilai-nilai kemanusiaan kita sendiri runtuh.
Aqsa Working Group (AWG) dengan tegas menyatakan bahwa tindakan Zionis Israel ini bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi sebuah kejahatan kemanusiaan. Dunia tidak boleh diam.
Kita tidak bisa terus membiarkan pelanggaran ini hanya menjadi headline sesaat tanpa tindakan nyata. Saat ini, diperlukan keberanian dari semua pihak untuk melawan ketidakadilan ini. Pemerintah Indonesia, sebagai negara yang menjunjung tinggi perdamaian dunia, harus mengambil langkah konkret untuk memastikan RSI tetap berdiri dan berfungsi sebagai lambang kemanusiaan.
Namun, tanggung jawab ini tidak hanya ada di tangan pemerintah. Kita semua, sebagai warga dunia, memiliki peran dalam menjaga simbol-simbol kemanusiaan seperti RSI tetap hidup. Tindakan nyata bisa dimulai dari hal kecil: menyebarkan kesadaran, mendukung gerakan boikot produk yang terafiliasi dengan Zionis Israel, hingga menyerukan pengadilan internasional bagi rezim Zionis. Suara kita mungkin kecil, tetapi jika digemakan bersama, bisa menjadi gelombang yang tidak bisa diabaikan.
Serangan terhadap RSI adalah panggilan untuk kita semua. Ini adalah ujian, apakah kita masih peduli pada nilai-nilai kemanusiaan, atau kita memilih untuk menjadi penonton bisu dalam sejarah. RSI adalah simbol dari keberanian, solidaritas, dan harapan. Jika kita membiarkannya hancur, maka kita tidak hanya kehilangan sebuah rumah sakit, tetapi juga kehilangan sebagian dari nilai-nilai yang membuat kita manusia.
Mari kita bersuara untuk RSI, untuk Gaza, dan untuk kemanusiaan. Sebab, seperti yang selalu kita yakini, keadilan tidak bisa tumbuh dalam keheningan.