Connect with us

News

TikTok Dominasi Preferensi Politik di Indonesia, Gibran Rakabuming Raka Paling Viral

Avatar

Published

on

Media sosial TikTok kini menjadi sumber utama bagi masyarakat Indonesia dalam menentukan pilihan politik mereka. Hal ini terlihat dari kinerja cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang berhasil menguasai platform ini dengan konten-konten menarik dan menghibur.

Dalam debat keempat Pilpres yang digelar pada Senin (22/1/2024), Gibran Rakabuming Raka tampil sebagai MVP (Most Valuable Player) dengan gaya-gaya uniknya dalam mengajukan pertanyaan dan mengkritik lawan debatnya. Video-video yang memuat aksi Gibran di TikTok mendapat respons luar biasa dari warga net, dengan total views mencapai 28,3 juta dan total likes mencapai 3 juta dalam 24 jam.

Salah satu video yang paling populer adalah yang berjudul ‘Mas Gibran MVP lagi’, yang diunggah oleh akun @gibranrakabumingraka. Video ini menampilkan potongan-potongan debat yang menunjukkan kecerdasan dan keberanian Gibran dalam menanggapi isu-isu penting seperti ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Video ini juga diselingi dengan musik dan efek lucu yang membuatnya semakin menarik. Hingga saat ini, video ini sudah ditonton sebanyak 28,3 juta kali, disukai sebanyak 3 juta kali, dan dikomentari sebanyak 64.000 kali.

Gibran Rakabuming Raka tidak hanya unggul di TikTok saat debat berlangsung, tetapi juga setelah debat. Banyak kreator konten yang membuat video-video yang mengapresiasi dan mendukung Gibran, baik dengan cara serius maupun humoris. Beberapa video yang viral antara lain adalah yang berjudul ‘Gibran vs Cak Imin’, ‘Gibran vs Mahfud’, dan ‘Gibran vs Jokowi’.

Sementara itu, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD tidak mampu menyaingi popularitas Gibran di TikTok. Video-video yang berkaitan dengan Cak Imin hanya mendapat 24,5 juta views dan 1,1 juta likes, sedangkan video-video yang berkaitan dengan Mahfud MD hanya mendapat 7,1 juta views dan 293.500 likes.

Demikian disampaikan oleh Direktur Strategi Pusat Penerangan Politik (Puspenpol), Adrian Zakhary, yang mengatakan bahwa TikTok telah menggeser platform media sosial lain seperti X (Twitter) sebagai sumber preferensi di sosial media. Menurut Adrian, X (Twitter) saat ini lebih banyak digunakan oleh netizen senior yang cenderung konvensional dengan fokus pada isu sosial dan politik.

“Kita bisa melihat riuh di X (Twitter) hanya menyasar netizen lama atau senior yang lebih konvensional dan memiliki kepentingan sosial atau politik. Mereka asyik bermain dengan warga X yang terkesan itu-itu saja. Sayangnya banyak media nasional, homeless media, dan tokoh prominent yang masih mengutip X karena sudah tersedia secara publik alat ukur, monitoring, serta analisis secara gratis dan terjangkau,” jelas Adrian.

Meskipun demikian, Adrian mengakui banyak masyarakat masih melihat trending topic dan keyword populer di Twitter atau X sebagai acuan pemberitaan utama. Padahal, kata dia, akun yang membentuk obrolan sebenarnya belum tentu akun asli yang dikelola manusia, melainkan melalui bot dan proxy.

Berdasarkan data Statista, X berada di urutan ke-12 secara global, namun di Indonesia, platform ini masih menarik 18,5 juta pengguna aktif dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna terbesar kelima di dunia.

“Sebaliknya, TikTok yang sebelumnya dianggap sebagai platform alternatif dan hiburan, kini telah meraih posisi teratas. Menurut data dari We Are Social per November 2023, TikTok memiliki 106 juta pengguna aktif di Indonesia, menjadikannya platform dengan pengguna terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Jadi, TikTok kini layak dianggap sebagai referensi politik yang berpengaruh di tanah air,” ungkap Adrian.

Yang menarik, lanjut Adrian, algoritma TikTok berbeda dari X sehingga membuat platform ini lebih menarik bagi kreator konten baru. For You Page (FYP) di TikTok, kata dia, tidak mengharuskan pengguna memiliki banyak pengikut untuk menjadi viral, berbeda dengan X yang lebih fokus pada volume hashtag dan kata kunci.

“Kami dari Puspenpol telah mengamati dan menganalisis dinamika politik yang terjadi di TikTok selama dua tahun terakhir. Dengan penetrasi internet di Indonesia yang mencapai 78,19% menurut survei APJII tahun 2023, media sosial, khususnya TikTok, menjadi faktor penting dalam politik,” tutur dia.

“FYP di TikTok akan menjadi the news game changer dari politik Indonesia masa kini. Kita bisa lihat dari sekarang, para politisi berlomba merebut hati warga TikTok,” pungkas dia.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *