Connect with us

News

TKN: Prabowo-Gibran Siap Ikut Debat dengan Format Apapun

Faisal Maarif

Published

on

Monitorday.com – Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran meluruskan kabar bahwa Gibran takut mengikuti debat cawapres, buntut dari adanya isu bahwa KPU diminta untuk meniadakan debat antar cawapres.

Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Yadi Surya Diputra menegaskan bahwa isu tersebut tidak benar. Ia mengungkap pertemuan KPU pada 29 November dengan masing-masing tim paslon, bahwa TKN hanya mengusulkan 3 hal, dan tidak ada usulan untuk mengubah format debat.

“Saya ingin mengatakan bahwa pada tanggal 29 pertemuan di KPU, pihak kami dari Prabowo Gibran yang menyusulkan 3 hal. Yang pertama, tema geopolitik, hubungan internasional, pertahanan dan keamanan, ditarik ke tema ke 5,” kata Yadi, dalam forum Indonesia Lawyears Club, Kamis (7/12).

“Lalu kita mendorong agar di tema keempat itu ditambah tema kebudayaan, agar kita punya cara pandang lain dalam kita melihat realitas negara kita dengan kacamata kebudayaan. Yang terakhir, poin usulan kami adalah agar debat dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai satu ajang agar paslon memiliki ruang penuh untuk mensualisasikan gagasan, hanya itu,” sambungnya.

Namun, kata Yadi, pasca pertemuan itu muncul isu bahwa KPU meniadakan debat cawapres. Lalu beberapa hari kemudian muncul juga isu bahwa debat cawapres tetap ada namun didampingi masing-masing capres. Dan semua itu lalu diframing bahwa Gibran yang mendapat untung.

“Pasca pertemuan 29 muncul statement debat cawapres tidak ada, oh Gibran takut, yang kedua, ada debat cawapress tapi harus didampingi oleh paslon dua-duanya hadir. Lalu disalahkan ke kami sedari awal kemudian mas Gibran dikonfirmasi,” kata Yadi.

Politisi Partai Gelora ini pun menegaskan bahwa paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran akan siap mengikuti debat capres-cawapres dengan format debat apapun.

Seperti diketahui, KPU kini telah memutuskan bahwa debat akan dilakukan 5 kali, yakni 2 kali debat capres-cawapres, 1 kali debat capres, dan 2 kali debat cawapres.

“Kami dari seluruh tim TKN mengatakan, Kami sejak awal tidak punya preferensi format debat apapun. Kami ikut terhadap apapun putusan KPU. Kami siap berdebat,” tandas Yadi Surya Diputra.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Prabowo Ajak Dialog Tokoh “Indonesia Gelap”, Mau Bahas Apa?

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Presiden Prabowo Subianto menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan tokoh atau kelompok masyarakat yang sempat menyuarakan isu “Indonesia Gelap” hingga “kabur aja dulu” yang viral beberapa waktu lalu.

Dalam wawancara dengan tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor, pada Jumat (6/4), Prabowo menegaskan bahwa ia menginginkan pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup.

“Saya ingin dialog. Saya mau bertemu dengan siapa saja. Mari kita bahas bersama, mungkin tidak perlu di publik. Tokoh-tokoh yang menyuarakan ‘Indonesia Gelap’,” kata Prabowo.

Prabowo juga menanggapi kritik yang menyebutkan Indonesia dalam keadaan gelap. Ia menyatakan bahwa jika kondisi tersebut benar, maka tugas semua pihak untuk bekerja keras agar Indonesia tidak dalam kondisi seperti itu.

“Mari kita bekerja bersama, kita atasi masalah ini. Kita harus bisa membuat Indonesia lebih baik, bukan malah mencari kesalahan tanpa solusi,” imbuhnya.

Meskipun dunia sedang menghadapi tantangan ekonomi global, Prabowo tetap optimis. Ia menilai Indonesia telah teruji menghadapi berbagai krisis sejak tahun 1968, 1998, 2008, hingga pandemi COVID-19. Menurutnya, kunci untuk melewati masa-masa sulit adalah kerukunan di dalam masyarakat.

Di kesempatan tersebut, Prabowo juga menanggapi sejumlah kritik terhadap program makan bergizi gratis yang ia canangkan. Ia menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk mengatasi masalah kekurangan gizi, khususnya stunting yang banyak terjadi di desa-desa. “Apa salahnya memberi makan anak yang kekurangan gizi?” tegasnya. Prabowo menggambarkan kondisi memilukan yang ditemuinya di lapangan, di mana anak-anak usia 10 tahun terlihat seperti berusia 5 tahun akibat kekurangan gizi.

“Saya melihat anak-anak yang badannya kurus dan kecil, padahal usianya sudah 10 tahun. Ini adalah masalah serius, dan kita harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” ujar Prabowo.

Continue Reading

News

Naikkan HPP Gabah, Petani Apresiasi Prabowo

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Para petani di berbagai daerah sentra produksi padi di Indonesia menyatakan rasa syukur dan kebahagiaan mereka atas kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kilogram.

Kebijakan ini dinilai memberikan dampak positif bagi pendapatan petani sekaligus mendorong peningkatan produktivitas pertanian di tanah air.

Joko (47), Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyatakan kebahagiaannya atas kebijakan ini. Menurutnya, harga gabah yang lebih tinggi telah membantu meningkatkan hasil pertanian di daerahnya.

“Kami sangat bersyukur dengan kebijakan Bapak Presiden. Harga gabah naik menjadi Rp6.500 per kilogram, dan pupuk juga mudah didapatkan,” ungkap Joko di Majalengka, Senin (7/4).

Lebih lanjut, Joko menjelaskan bahwa dalam dua tahun terakhir, produksi padi di Ngawi meningkat signifikan, dengan petani kini bisa panen hingga tujuh kali dalam dua tahun. Ia juga memberikan apresiasi atas langkah cepat Perum Bulog yang langsung turun ke lapangan untuk menyerap hasil panen petani.

“Alhamdulillah, Bulog bergerak cepat. Harapan kami, sistem penyalurannya bisa terus disederhanakan agar tengkulak tidak lagi bermain di sektor pertanian,” tambahnya.

Ketua Gapoktan Sumber Makmur di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, menyampaikan hal serupa. Ia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas perhatian yang diberikan kepada petani.

“Alhamdulillah, pengolahan lahan pertanian semakin baik, pupuk lancar, harga gabah stabil, dan irigasi berfungsi dengan baik. Semua ini berkat kepemimpinan Presiden Prabowo,” katanya.

Petani di Banten bahkan merasakan peningkatan hasil panen yang signifikan, dengan rata-rata hasil panen mencapai 10,2 ton per hektare, naik tajam dari 7,5 ton per hektare pada tahun sebelumnya.

“Pupuk lancar, penghasilan meningkat. Petani benar-benar merasakan manfaatnya,” ucapnya.

Kebijakan kenaikan HPP gabah ini diumumkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam acara Panen Raya Serentak yang digelar di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, di mana Presiden juga turut mengoperasikan combine harvester, alat panen modern yang menjadi simbol kemajuan mekanisasi pertanian Indonesia.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kebijakan ini adalah bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap petani. Ia menambahkan, lebih dari 100 juta petani di Indonesia akan merasakan manfaat langsung dari kenaikan harga gabah.

“Terima kasih dari petani Indonesia. Harga gabah naik menjadi Rp6.500 per kilogram. Ini adalah kebahagiaan besar bagi seluruh petani,” kata Amran.

Menutup acara panen raya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh petani Indonesia. Ia menegaskan bahwa petani adalah pahlawan pangan yang harus dimuliakan.

“Kami bangga mengabdi kepada rakyat. Tidak ada panggilan lebih mulia daripada membela petani. Karena itu, petani harus dimuliakan, harus makmur. Kami akan buktikan itu bersama-sama,” tegas Presiden Prabowo.

Continue Reading

News

Diplomasi Tarif, Prabowo Tunjukkan Taring

Ketika tensi perang dagang memanas, Presiden Prabowo Subianto tak memilih jalur keras atau tunduk begitu saja. Ia justru menyalakan semangat negosiasi, menyuarakan prinsip kesetaraan dalam hubungan ekonomi global.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Ketika tensi perang dagang memanas, Presiden Prabowo Subianto tak memilih jalur keras atau tunduk begitu saja. Ia justru menyalakan semangat negosiasi, menyuarakan prinsip kesetaraan dalam hubungan ekonomi global.

Di tengah gelombang proteksionisme dan pengetatan tarif global, terutama dari Amerika Serikat, Presiden Prabowo Subianto mengambil sikap yang mengejutkan sekaligus menggugah: siap berunding. Bukan dengan nada menantang, bukan pula dengan sikap inferior, melainkan dengan semangat setara dan energik. Ia menyampaikan dengan tegas bahwa Indonesia terbuka untuk dialog—termasuk dengan kekuatan ekonomi raksasa seperti AS—selama prinsip keadilan dan kesetaraan dijunjung tinggi.

“Kita akan berunding dengan semua negara, kita juga akan buka perundingan sama Amerika,” ujar Prabowo dalam siaran langsung dari Jakarta. Kata-kata itu sederhana, namun sarat makna strategis. Ia ingin menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara yang bisa ditekan begitu saja oleh kebijakan ekonomi unilateral. Tetapi juga bukan negara yang gegabah dalam menyikapi dinamika perdagangan global.

Pernyataan Prabowo datang pada saat yang krusial. Dunia tengah bergulat dengan ketidakpastian ekonomi, rantai pasok terganggu, dan negara-negara mulai mengadopsi kebijakan inward-looking demi menyelamatkan industri domestik mereka. AS, sebagai salah satu motor utama perdagangan dunia, memutuskan mengenakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara—termasuk Indonesia. Ini bukan pukulan ringan, melainkan tantangan strategis yang harus direspons dengan kepala dingin dan visi yang jernih.

Di sinilah letak keunggulan pendekatan Prabowo. Alih-alih terpancing dalam narasi konflik, ia justru menyodorkan diplomasi. Tapi bukan diplomasi yang lemah—ini adalah diplomasi berbasis kepentingan nasional. Ia menyadari bahwa pemimpin Amerika tentu ingin melindungi rakyatnya, maka Indonesia pun berhak dan wajib menjaga kepentingan bangsanya sendiri. Dalam konteks inilah, perundingan menjadi arena di mana Indonesia tidak datang sebagai pihak lemah, tetapi sebagai mitra sejajar.

“Kita ingin hubungan yang baik, kita ingin hubungan yang adil, kita ingin hubungan yang setara,” ucap Prabowo, penuh determinasi. Ini adalah sinyal kuat bahwa era baru hubungan luar negeri Indonesia sedang digulirkan: tidak mendikte, tapi juga tidak didikte. Retorika ini bukan sekadar pernyataan normatif, tetapi juga refleksi dari kesiapan Indonesia untuk memperkuat daya saing dalam lanskap global yang terus berubah.

Lebih dari sekadar bicara tarif, ini adalah pernyataan identitas. Indonesia ingin didengar, dihormati, dan dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan global yang berdampak langsung pada rakyatnya. Jika nanti perundingan menghasilkan kesepakatan yang masuk akal, Indonesia siap menerimanya. Tapi jika tidak, negara ini pun siap menegakkan prinsipnya dengan tetap menjaga stabilitas dan hubungan internasional yang konstruktif.

Dalam pernyataan lanjutannya, Prabowo bahkan menegaskan bahwa rakyat Indonesia tidak perlu cemas. Tidak ada yang perlu ditakuti dari tekanan ekonomi luar, sebab bangsa ini memiliki kekuatan sendiri. Kekuatan itu bukan hanya dalam bentuk sumber daya alam atau jumlah penduduk yang besar, tetapi juga dalam bentuk tekad untuk berdiri tegak, menghadapi dunia dengan kepala tegak, dan berani menyuarakan kepentingan nasional dalam setiap forum internasional.

Presiden Prabowo tidak sedang mengobarkan api konflik, tapi menyalakan obor kepercayaan diri nasional. Ia tidak memulai perang dagang, tapi juga tidak akan membiarkan Indonesia terseret tanpa posisi tawar. Di tengah dunia yang semakin multipolar dan penuh tantangan, semangat negosiasi setara yang ditawarkannya adalah jalan tengah yang cerdas dan strategis.

Continue Reading

News

Panen Raya di Majalengka: ini Nasehat Prof Rokhmin untuk Presiden Prabowo

Panen raya di Majalengka jadi momentum pengingat pentingnya kedaulatan pangan dan keberpihakan pada petani lokal sebagai fondasi ketahanan bangsa.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Di tengah hamparan sawah Majalengka yang menguning, hadir pemandangan luar biasa: Presiden, menteri, anggota DPR, hingga petani, bersatu dalam panen raya serentak. Momentum ini bukan sekadar simbol seremonial, tetapi panggilan untuk membumikan kembali makna kedaulatan pangan Indonesia.

Langit Majalengka seakan ikut berseri ketika bulir padi menguning siap panen. Di sanalah, Senin (7/4), hadir pemandangan yang jarang terlihat: Presiden Prabowo Subianto, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Barat, dan para pemangku kebijakan dari pusat hingga daerah duduk sejajar dengan para petani dan penyuluh. Di tengah mereka, Anggota Komisi VI DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, dengan semangat mengingatkan bahwa pangan adalah urat nadi bangsa—dan Indonesia belum sepenuhnya sadar akan pentingnya itu.

“Negara harus hadir secara nyata dalam sektor pertanian,” seru Guru Besar IPB University itu.

Kalimat ini mengandung energi, sekaligus kegelisahan. Sebab selama ini, negeri yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa justru masih terlalu bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Bukankah ironis, ketika tanah yang subur justru menyisakan kekhawatiran akan masa depan pangan?

Panen raya ini bukan hanya soal hasil tani, tapi juga tentang harapan yang ditanam. Di balik setiap bulir padi, ada peluh petani yang jarang terlihat oleh sorotan kebijakan. Sering kali, mereka tertinggal oleh narasi pembangunan yang lebih berpihak pada industrialisasi, padahal dari tangan merekalah kehidupan ini tumbuh.

Ketua Dulur Cirebonan ini tidak hanya datang untuk menyaksikan hasil panen. Ia datang membawa pesan besar: kedaulatan pangan harus dimulai dari keberpihakan pada petani lokal.

Menteri KKP era Presiden Gus Dur dan Megawati ini juga mendorong kolaborasi nyata antara semua pihak—dari pembuat kebijakan, akademisi, hingga masyarakat—untuk membangun ekosistem pertanian yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan. Menurutnya, pangan tak boleh lagi menjadi isu musiman yang hanya ramai saat krisis. Ia harus menjadi agenda tetap dalam setiap pembangunan.

Ada semacam urgensi dalam suaranya. Karena jika lahan pertanian terus menyusut dan generasi muda enggan bertani, siapa yang akan memastikan piring kita tetap terisi?

Saat ini, regenerasi petani menjadi tantangan besar. Tanpa insentif yang memadai dan perlindungan yang kuat, pertanian tak lagi terlihat sebagai masa depan yang menjanjikan.

Namun hari itu, Majalengka memberi harapan. Ketika para pengambil keputusan duduk bersama rakyat, ketika panen menjadi perayaan bersama, ketika komitmen diucapkan tidak hanya dalam pidato, tapi juga di tengah lumpur sawah—saat itulah semangat swasembada kembali menyala. Energi dari tanah, air, dan kerja keras petani seolah menjalar hingga ke pusat-pusat kekuasaan.

Sudah saatnya Indonesia serius dengan pangan. Bukan hanya soal memenuhi perut, tapi membangun martabat. Sebab bangsa besar adalah bangsa yang bisa memberi makan rakyatnya dari tanahnya sendiri. Dan hari itu di Majalengka, kita diingatkan kembali akan mimpi itu—bahwa dengan tekad dan keberpihakan, mimpi itu bukan mustahil terwujud.

Continue Reading

News

Israel Larang Jurnalis Masuk Masjid Al Aqsa, Pemukim Ilegal Justru Diizinkan Masuk

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Otoritas pendudukan Israel kembali menuai kecaman setelah melarang jurnalis Firas al-Debs, pegawai Departemen Wakaf Islam, memasuki Masjid Al Aqsa selama tiga bulan. Larangan ini menambah jumlah jurnalis yang disanksi menjadi 15 orang sejak awal bulan lalu, menurut Serikat Jurnalis Palestina.

Larangan terhadap al-Debs dijatuhkan usai dua kali diinterogasi, termasuk pada hari Jumat terakhir Ramadan, dan kembali dipanggil Minggu (6/4/2025) untuk menerima perpanjangan larangan masuk.

Ironisnya, di saat yang sama, lebih dari 500 pemukim Israel justru diizinkan memasuki kompleks Al Aqsa di bawah perlindungan ketat pasukan Israel, seperti dilaporkan Saudi Gazette. Aksi ini disebut sebagai bagian dari provokasi menjelang libur Paskah Yahudi yang dimulai 12 April.

Sepanjang Ramadan lalu saja, Masjid Al Aqsa diserbu 21 kali dan tercatat 13.064 pemukim ilegal telah memasuki kompleks ini secara sepihak pada kuartal pertama 2025, menurut data Kementerian Wakaf Palestina.

Penyerbuan yang hampir terjadi setiap hari sejak 2003—kecuali Jumat dan Sabtu—dikecam luas oleh warga Palestina dan masyarakat internasional, terutama karena Al Aqsa adalah situs suci bagi umat Islam dan simbol perlawanan rakyat Palestina.

Masjid Al Aqsa sendiri berada di wilayah Yerusalem Timur yang direbut Israel dalam Perang 1967 dan kemudian dicaplok secara sepihak pada 1980, sebuah tindakan yang tak diakui oleh banyak negara di dunia.

Continue Reading

News

Sensor Mata-mata Rusia Ditemukan Inggris, Di Mana?

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Militer Inggris baru-baru ini menemukan sejumlah sensor yang diduga milik Rusia di dasar laut mereka. Sensor-sensor tersebut diyakini digunakan untuk memata-matai kapal selam nuklir Inggris, yang membawa rudal nuklir.

Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh Sunday Times pada Minggu (6/4), yang mengutip sumber dari AFP.

Angkatan Laut Kerajaan menemukan beberapa perangkat yang tertanam di dasar laut, sementara sebagian lainnya terdampar di pantai. Penemuan ini menambah kekhawatiran Inggris mengenai ancaman pengintaian di perairan mereka.

Kepala militer dan intelijen Inggris menduga perangkat-perangkat tersebut dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai empat kapal selam nuklir Inggris yang terlibat dalam operasi militer.

“Tidak diragukan lagi, ada perang yang berkecamuk di Atlantik. Ini adalah permainan kucing dan tikus yang telah berlanjut sejak berakhirnya Perang Dingin, dan kini semakin memanas,” ujar seorang tokoh senior militer Inggris kepada Sunday Times.

Laporan investigasi yang dilakukan selama tiga bulan juga menyebutkan penemuan kendaraan tak berawak Rusia yang terdeteksi mengintai di sekitar kabel komunikasi laut dalam.

Selain itu, pemerintah Inggris juga memperoleh “intelijen yang kredibel” bahwa superyacht milik oligarki Rusia mungkin digunakan untuk melakukan pengintaian bawah laut.

Situasi ini semakin memperburuk ketegangan di perairan internasional, di tengah ancaman yang terus berkembang antara Rusia dan negara-negara Barat.

Continue Reading

News

Bolehkah Mengajak Anak Untuk Shalat di Masjid?

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Sebagian orang menganjurkan membawa anak kecil ke masjid agar mereka mengenal ibadah sejak dini.
Namun, sebagian lainnya menolak karena khawatir mengganggu kekhusyukan jamaah dan berdasarkan dalil-dalil syar’i.
Anak lahir dalam keadaan suci dan orang tua yang menentukan arah pendidikan dan akhlaknya.
Rasulullah SAW menyebut setiap anak lahir dalam fitrah, dan orang tuanyalah yang menjadikannya beragama tertentu.
Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah menyatakan hukum asal membawa anak ke masjid adalah boleh.
Dalilnya adalah hadits Nabi SAW yang mengimami shalat sambil menggendong cucunya, Umamah.
Nabi juga pernah memperpanjang sujudnya karena cucunya, Hasan atau Husain, sedang bermain di punggung beliau saat shalat.
Hadits ini menunjukkan toleransi dan kasih sayang Nabi SAW terhadap anak-anak, bahkan saat shalat.
Tidak ada larangan syar’i yang eksplisit untuk membawa anak ke masjid.
Namun, disarankan anak-anak yang dibawa sudah mencapai usia mumayyiz, yaitu bisa membedakan baik dan buruk.
Islam mengajarkan memerintahkan anak shalat sejak usia tujuh tahun dan memberi sanksi ringan saat usia sepuluh tahun jika lalai.
Hadits tentang usia tujuh tahun menandai pentingnya pembiasaan sejak dini dalam ibadah.
Membawa anak ke masjid bisa menjadi sarana edukatif jika didampingi dan diajarkan adab.
Sebaliknya, jika anak mengganggu suasana, maka sebaiknya diarahkan terlebih dahulu sebelum diajak ke masjid.
Niat mendidik anak mencintai masjid adalah hal baik, tapi tetap harus mempertimbangkan kondisi dan kesiapan anak.
Dalam semua kasus, kuncinya adalah pendampingan, pengajaran adab, dan kebijaksanaan orang tua.

Continue Reading

News

Benarkah Umat Islam Hanya Akan Bertahan 1500 Tahun? Ini Penjelasannya

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Tahun ini, umat Islam memasuki 1446 Hijriah—angka yang mengingatkan kita pada hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah yang jadi tonggak awal kalender Islam. Tapi, muncul sebuah pandangan menarik (dan sedikit bikin penasaran), yang menyebut bahwa umur umat Islam cuma sampai 1500 tahun. Wah, bener nggak ya?

Pendapat ini sebenarnya muncul dari analisis sebagian ulama dan ahli hadits terhadap sejumlah riwayat dan perumpamaan Nabi. Salah satu yang sering disebut adalah pandangan Imam As-Suyuthi yang bilang bahwa usia dunia sekitar 7000 tahun, dan Nabi Muhammad SAW diutus di tahun ke-5500. Nah, dari situ muncul spekulasi kalau usia umat Islam sekitar 1000–1500 tahun.

Ada juga hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, di mana Nabi menggambarkan perumpamaan umat Yahudi, Nasrani, dan Islam seperti pekerja dalam satu hari. Umat Islam diumpamakan sebagai kelompok terakhir yang kerja dari waktu Ashar sampai maghrib, tapi dapat upah paling banyak. Ini menunjukkan keutamaan umat Islam, tapi… apakah ini juga petunjuk tentang usia?

Beberapa ulama lalu menghitung-hitung dari masa Nabi Isa ke Nabi Muhammad (sekitar 600 tahun), lalu melihat bahwa umat Yahudi berumur sekitar 2000 tahun, dan dari situ muncul angka-angka “prediksi” umur umat Islam yang disebut-sebut mencapai 1400 atau 1500 tahun.

Namun, benarkah semua itu sahih?

Nah, di sinilah pentingnya hati-hati. Sebagian hadits yang dijadikan dasar ternyata berstatus dhaif alias lemah. Ada sanad yang terputus, atau perawi yang tidak kuat. Bahkan para ulama seperti Imam Ibnu Hajar dan Ibnu Rajab sudah wanti-wanti agar kita tidak menetapkan kapan kiamat terjadi, karena hal itu misteri besar yang hanya Allah yang tahu.

Nabi Muhammad SAW sendiri saat ditanya tentang kiamat, menjawab dengan rendah hati: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” (HR. Muslim)

Jadi, daripada sibuk menghitung sisa umur umat, mending kita fokus memperbaiki amal dan memperkuat iman. Toh, kiamat itu pasti datang, entah cepat atau lambat. Yang penting, kita siap.

Allah SWT berfirman:

“Manusia bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang hari kiamat. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kebangkitan itu hanya di sisi Allah’. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari kebangkitan itu sudah dekat waktunya.”
(QS. Al-Ahzab: 63)

Continue Reading

News

Masyaallah! Ribuan Narapidana AS Memutuskan Masuk Islam

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Setiap tahun, ribuan narapidana di penjara-penjara Amerika Serikat memutuskan untuk memeluk Islam.
Fenomena ini menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan tercepat di dalam sistem penjara AS.
Salah satu tokoh yang berperan penting dalam pembinaan napi mualaf adalah Rami Nsour dari Tayba Foundation.
Tayba Foundation menawarkan pendidikan Islam jarak jauh yang dirancang khusus untuk para narapidana.
Menurut Nsour, surat dari napi yang haus bimbingan spiritual terus membanjiri kotak surat organisasinya.
Sejak berdiri 15 tahun lalu, Tayba telah melayani lebih dari 13.000 orang, mayoritas adalah mualaf di balik jeruji.
Nsour memperkirakan bahwa sekitar 90 persen peserta programnya memeluk Islam saat mereka dipenjara.
Bagi banyak napi, Islam menawarkan kebebasan spiritual bahkan ketika tubuh mereka dikekang tembok penjara.
Praktik salat lima waktu yang konsisten memberi kekuatan dan ketenangan dalam situasi penuh tekanan.
Salah satu kisah menyentuh datang dari Muhammad Amin Anderson, napi kasus pembunuhan yang jadi mualaf.
Dulu dia hanyalah pemuda penuh kemarahan dan kecanduan, namun Islam membawanya kembali pada kemanusiaan.
Anderson awalnya lahir sebagai anak pendeta, tapi kemudian tersesat dalam dunia geng dan narkoba.
Setelah bertahun-tahun mencari, hanya Islam yang menurutnya paling masuk akal dan menyentuh hatinya.
Kini, setelah bebas, ia bekerja di Tayba Foundation untuk membantu para napi lain menemukan cahaya yang sama.
Ia merasa mendapat kesempatan kedua dari Tuhan dan ingin menebus masa lalunya dengan mengabdi untuk sesama.
Fenomena ini sejalan dengan prediksi Pew Research bahwa jumlah Muslim di AS akan terus meningkat hingga 2050.

Continue Reading

News

Layani Pemudik, Kemenag Siapkan Masjid Untuk Istirahat

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Kementerian Agama menginisiasi program Masjid Ramah Pemudik untuk membantu masyarakat yang ingin beristirahat saat mudik.

Salah satu masjid yang terlibat dalam program ini adalah Masjid Jami’ At Taqwa Paciran di Lamongan, Jawa Timur.

Kemenag RI menerbitkan Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2025 yang menganjurkan masjid dan musala tetap buka 24 jam selama arus mudik.

Masjid Jami’ At Taqwa menyuguhkan pemandangan laut yang indah dan setiap hari dikunjungi sekitar 300 jemaah.

Saat musim mudik, jumlah pengunjung meningkat karena masjid ini menjadi tempat salat, istirahat, dan menikmati suasana laut.

Walaupun program Masjid Ramah Pemudik baru diresmikan, Masjid Jami’ At Taqwa sudah lama menerapkannya.

Masjid ini menyediakan ruang istirahat dan kulkas berisi minuman dingin untuk para pemudik.

Menurut Ketua DKM Ustaz Zaini, masjid selalu buka 24 jam dengan fasilitas bersih dan nyaman.

Sekitar 20 petugas dikerahkan setiap hari untuk menjaga kebersihan dan keamanan masjid.

Selama Ramadan, masjid juga membagikan takjil dan nasi kotak serta rutin mengadakan pengajian.

Sumber utama operasional masjid berasal dari infak parkir yang dikelola secara sukarela.

Hasil infak parkir cukup untuk membiayai seluruh kegiatan harian masjid.

Saat ini masjid sedang membangun menara sebagai ruang pertemuan dan pusat aktivitas umat.

Seorang pemudik bernama Dinda mengaku terkesan dengan kebersihan dan kenyamanan Masjid Jami’ At Taqwa.

Ia menyebut masjid ini sebagai tempat meneduhkan hati dan memulihkan tenaga di tengah arus mudik.

Kemenag mengapresiasi kiprah masjid ini sebagai contoh ideal pelayanan umat yang inklusif dan menginspirasi.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



Sportechment2 hours ago

Viral di Malaysia dan Indonesia, Serial ‘Bidaah’ Pecahkan Rekor Penayangan

News3 hours ago

Prabowo Ajak Dialog Tokoh “Indonesia Gelap”, Mau Bahas Apa?

News3 hours ago

Naikkan HPP Gabah, Petani Apresiasi Prabowo

Sportechment4 hours ago

Pastikan Timnas Indonesia ke Piala Dunia U-17 2025, Erick Thohir Ingatkan Hal Ini

News4 hours ago

Diplomasi Tarif, Prabowo Tunjukkan Taring

Sportechment11 hours ago

Cukur Yaman 4-1, Timnas Indonesia OTW Piala Dunia U-17 2025

Ruang Sujud15 hours ago

Amal Saleh: Investasi Abadi yang Mengalir Setelah Kematian

Ruang Sujud19 hours ago

Amal Saleh dalam Perspektif Generasi Z: Antara Konten dan Keikhlasan

News22 hours ago

Panen Raya di Majalengka: ini Nasehat Prof Rokhmin untuk Presiden Prabowo

Ruang Sujud23 hours ago

Kecil Tapi Bermakna: Amal Saleh Sehari-hari yang Sering Terlupakan

News1 day ago

Israel Larang Jurnalis Masuk Masjid Al Aqsa, Pemukim Ilegal Justru Diizinkan Masuk

News1 day ago

Sensor Mata-mata Rusia Ditemukan Inggris, Di Mana?

Sportechment1 day ago

Kontra Yaman Malam Ini, Saatnya Timnas U-17 Curi Tiket ke Piala Asia 2025

Sportechment1 day ago

Denada Ungkap Rasa Syukur Selama Perdalam Ilmu Agama Islam

Sportechment1 day ago

Terinspirasi dari Sosok Ini, Ruben Onsu Bangun Musala di Sukabumi Dinamai Al Helmiah

Ruang Sujud1 day ago

Menghidupkan Amal Saleh di Tengah Kesibukan Zaman

Infrastruktur1 day ago

Arus Balik Lebaran 2025: Jasa Marga Catat 1,19 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek

Sportechment1 day ago

Kevin De Bruyne Pamit dari Man City, Striker Aston Villa Siap Gantikan Sang Legenda

Sportechment1 day ago

Cetak 38 Poin, Megawati Selamatkan Asa Red Sparks Raih Juara Liga Voli Korea

Review1 day ago

Pahlawan Laut, Penjaga Masa Depan Bangsa