Connect with us

Review

Tsunami Kebaikan Momen Lebaran

Muchlas Rowi

Published

on

IBADAH puasa dan lebaran Idul Fitri tahun 2024 disebut jadi yang terbesar dan terheboh sepanjam zaman. Baik secara statistik maun fenomenologis, semuanya makin menguatkan anggapan tersebut.

Dimulai dari munculnya war takjil yang menghebohkan jagad sosial media kita. Ini booming setelah antusiasme merebak di kalangan umat beragama. Banyak umat non muslim [nonis] bahkan mulai berburu takjil sejak siang hari demi mendapat pilihan makanan dan minuman yang masih lengkap.

Dilanjutkan oleh makin membludaknya jamaah umroh di 20 hari terakhir Ramadhan di Tanah Suci. Jika merujuk pada tahun sebelumnya, jumlah jamaah mencapai 22 juta orang [Bernama, 2023]. Di tahun 2024, jumlahnya diperkirakan jauh lebih banyak.

Belum lagi soal hasil survei Kementrian Perhubungan yang memperkirakan ada 193,6 juta penduduk yang akan mudik pada lebaran 2024. Angka ini meningkat pesat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa lebaran 2023, yaitu 123,8 juta orang.

Hebatnya lagi, dari semua pergerakan tersebut, Kamar Dagang dan Industri [Kadin] Indonesia memperkirakan potensi perputaran uang selama Ramadhan dan libur lebaran 2024 mencapai 157,3 triliun. Dahsyat, Luar Biasa!

Perspektif sains

Dari kebesaran yang bisa kita potret dari awal hingga akhir Ramadhan, kita bisa membayangkan betapa dahsyatnya gelombang spiritual yang memancar dan terkirim ke Jagad Arsy. Terutama di malam kemulian, malam Lailatul Qadr.

Meski sains tidak secara langsung mengkaji atau memahami fenomena ini, namun pemahaman tentang fenomena alam yang terjadi di malam tersebut memberikan wawasan amat menarik. Disertai dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Di tahun 2023, ada fenomena alam yang jarang terjadi di awal Ramadhan. Fenomena ini adalah parade planet yang berlangsung pada akhir Maret. Lima planet, Jupiter, Merkurius, Venus, Uranus, dan Mars, berderet sejajar dalam formasi busur pada malam tanggal 25 hingga 30 Maret di samping bulan.

Sementara di tahun 2024 ini, kita juga mendapati terjadinya dua kali Gerhana Bulan. Pertama Gerhana Bulan Penumbra pada 25 Maret, dan Gerhana Matahari Total pada 8 April 2024.

Ini makin menguatkan jika Malam Lailatul Qadr selain jadi malam kemulian, juga sebagai fenomena sains yang amat menarik untuk ditelisik. Terutama dari perspektif astronomi.

Kehadiran peristiwa semacam ini pada malam yang penuh keberkahan [Lailatul Qadr] dapat memberikan dimensi keagungan dan keajaiban alam semesta yang mencerminkan kebesaran Sang Pencipta.

Pertama, kita lihat dahulu bagaimana kitab suci al-Qur’an memberi detail soal fenomena Lailatul Qadr di Surah al-Qadr [97] ayat 1-5. Dimana pada malam ini turun malaikat-malaikat atas izin Allah. Waktunya hingga terbit fajar. Jumlahnya tak terhitung, mereka datang dengan beragam urusan.

Petunjuk selanjutnya ada di Surah al-Hall ayat 47, yang menyebut sehari setara seribu malam. Dan di Qur’an surah al-Maarij ayat 4 yang menyebut sehari itu setara dengan lima puluh ribu tahun.

Marufin Sudibyo adalah seorang pendamping Forum Kajian Ilmu Falak [FKIK] di Kebumen, Jawa Tengah. Penjelasannya soal Lailatul Qadr perspektif sains sangat menarik. Malam Kemuliaan [Lailatul Qadr], kata dia, punya hubungan amat erat dengan alam semesta.

Menurut Marufin, malam kemulian ditandai dengan situasi yang tenang dan langit cerah namun gelap tanpa taburan cahaya selain bintang-bintang. Makhluk-makhluk yang diciptakan dari cahaya turun ke bumi untuk beragam urusan.

Menariknya, berdasarkan sains cahaya dan waktu jadi komponen amat panting buat memahami jagat raya. Ketika benda-benda langit bergerak supermasif, termasuk malaikat, maka akan terjadi distorsi ruang-waktu yang cukup ekstrem.

Fenomena ini lantas kembali membuka pembahasan kita selama ini soal lubang hitam [black hole]. Produk akhir evolusi bintang masif yang terbentuk pasca supernova, yang membengkokkan ruang dan waktu. Sehingga membentuk asimtot, atau sumur tanpa dasar yang entah dimana ujungnya.

Gravitasi di mulut black hole teramat kuat, sehingga mampu menarik benda apa pun ke terowongan tersebut, entah kemana. Sebagian ilmuwan menyebutnya sebagai pintu gerbang menuju alam lain.

Hal paling menarik dari kajian ini adalah, pada malam Lailatul Qadr arus informasi dari bumi ke langit berjalan dalam tingkat yang jauh lebih tinggi ketimbang malam-malam di hari-hari lainnya.

Itulah mengapa, di bulan puasa, terutama di momen-momenn khusus seperti Lailatul Qadr maupun lebaran kita dianjurkan untuk banyak-banyak menjalankan ritual ibadah kepada Allah Swt., baik yang berdimensi spiritual, maupun sosial.

Tsunami kebaikan

Besarnya animo masyarakat dan gelombang spiritual yang terkirim ke jagat Arsy, selama puasa dan lebaran tahun ini sejatinya juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk menebar lebih banyak kebaikan. Terutama di momen idul fitri kali ini.

Syahdan, Imam Ghazali pernah menjelaskan isi dialog Nabi Musa dengan Allah Swt dalam kitabnya, Mukasyafah al-Qulub.

“Ya Alah, di antara semua ibadah yang telah kulakukan untuk-Mu, makah ibadah yang engkau sukai? Apakah Shalatku?

Allah menjawab, “Shalatmu itu hanya untuk dirimu sendiri, shalat yang kau dirikan akan membuatmu terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar.”

“Apakah puasaku?” kata Nabi Musa.

Allah menjawab, “Puasa yang kau jalani selama ini hanya untukmu. Karena puasa itu dapat melatih diri agar mampu mengekang hawa nafsumu.”

“Lalu ibadah yang mana, yang membuat Engkau senang? Tanya Nabi Musa.

Allah pun menjawab lagi, “Sedekah, karena bisa memasukkan rasa bahagia ke dalam diri seseorang.”

Mendapati jawaban tersebut, Nabi Musa pun terkejut bukan main. Karena selama ini, dirinya mengira bahwa amal ibadah yang paling disukai adalah shalat, ngaji, puasa dan haji.

Setelah satu bulan berpuasa, umat Islam memang diperintahkan untuk membayar zakat fitrah sebesar 1 sha’ atau setara dengan 4 mud anggur, gandum, atau beras. Dimana satu mud adalah ukuran satu cakupan penuh dua telapak tangan normal yang digabungkan.

Jika memiliki harta yang telah melebih nisab [batas minimal, 85 Gram Emas] dan telah mencapai haul [masa kepemilikan] selama satu tahun, maka keluarkan jugalah zakatnya sebesar 2,5 persen.

Apakah dengan membayar zakat fitrah dan zakat mal berarti kita sudah selesai menunaikan kewajiban dan tidak perlu menebar kebaikan lainnya? Jawabannya tentu saja tidak. Karena Allah memberi pentunjuk lain supaya kita bisa berbuat kebaikan setiap saat tidak dibatasi nishab maupun haul, yaitu lewat sedekah.

Sedekah memiliki semesta yang lebih luas daripada zakat dan infak. Sedekah bisa berupa materi dan non materi. Seperti membantu orang miskin membayar utang, memberi modal usaha, memberi pinjaman modal tak berbunga, atau bahkan sekedar membuang duri di jalan dan melempar senyuman.

Sedekah juga merupakan bentuk syukur atas karunia yang telah diberikan Allah kepada kita. Dengan bersedekah, kita menunjukkan rasa syukur terhadap keberkahan yang kita terima dan membuktikan jika kita tidak lupa akan hak orang lain dalam nikmat yang kita peroleh.

Itulah bedanya konsep kepemilikan maupun pendapatan dalam Islam. Dimana selalu ada hak orang lain di dalamnya. Karena dari setiap rupiah yang kita dapat selalu ada peran orang lain dan juga Allah di dalamnya.

Sedekah juga jadi sarana buat membersihkan harta dari sifat serakah dan menciptakan keseimbangan dalam distribusi kekayaan. Kata Rasulullah, “Harta itu tidak akan berkurang karena sedekah.” Sebaliknya, malah akan bertambah.

Terakhir, sedekah adalah investasi buat kehidupan di akhirat. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman bahwa “Sedekah adalah investasi yang memberikan keuntungan yang tidak pernah habis.” Setiap sedekah yang kita berikan akan dihitung sebagai amal kebaikan di hadapan Allah SWT, dan pahalanya akan terus mengalir di kehidupan di akhirat.

Jika konsep sedekah ini bisa kita terapkan kapan dan dimana pun, maka gelombang tsunami kebaikan akan selalu bisa kita munculkan bukan cuma di momen puasa dan lebaran saja. Semoga!

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



News2 hours ago

Pelindo SPJM Group Optimis Tingkatkan Daya Tawar

News7 hours ago

ASDP Resmi Terapkan Penyesuaian Tarif di 22 Lintasan Penyebrangan Mulai 1 November 2024

Pangan7 hours ago

Pupuk Indonesia Memberdayakan Wanita Kelola Pertanian

Sportechment8 hours ago

Resmi Gabung Yogya Falcons, Sabina Altynbekova Tak Sabar Bertemu Fans Voli Indonesia

Keuangan9 hours ago

Bank Mandiri Bagi-bagi Tiket Konser Maroon 5 Gratis, Baca Syarat dan Ketentuannya

News9 hours ago

Erick dan Menpar Widi Bentuk Tim Bersama untuk Tingkatkan Sektor Pariwisata RI

Sportechment10 hours ago

Jadwal Negara ASEAN Berlaga di FIFA Matchday Bulan Depan

Sportechment10 hours ago

Jamu Semen Padang, Asa Persib Bandung Jaga Tren Kemenangan

News10 hours ago

Pegawainya Ditangkap Imbas Terlibat Judol, Menkomdigi Angkat Bicara

Sportechment11 hours ago

Mike Tyson Tantang Jake Paul, Catat Jadwalnya

News12 hours ago

Kemenko PMK dan Kemenpora Perkuat Sinkronisasi Kebijakan Kepemudaan dan Keolahragaan

News13 hours ago

ASUS Zenbook S 14 OLED, Laptop Tipis Premium Pertama di Indonesia dengan Prosesor Intel® Core™ Ultra (Series 2)

Ruang Sujud15 hours ago

Gelar Seminar Psikologi Islam, UGM Undang Pemateri Internasional

Ruang Sujud15 hours ago

Arab Saudi Buka Pulau Sindalah, Tujuan Wisata Mewah Proyek NEOM

Ruang Sujud15 hours ago

Keren! Tim Hukum Afrika Selatan Siapkan Ratusan Halaman Gugatan Untuk Israel

Ruang Sujud18 hours ago

Kemenag Jakarta Usulkan Program Madrasah Gratis Kepada DPRD

News20 hours ago

Infografis: Wajib Belajar 13 Tahun

Telekomunikasi22 hours ago

Telkom Catat Pendapatan Positif di Kuartal III 2024 Berkat Transformasi Digital

Sportechment22 hours ago

Marselino Bikin Gol Indah di Oxford Tuai Pujian Netizen

Sportechment23 hours ago

Debut Gemilang, Ruud van Nistelrooy Patahkan Rekor Erik ten Hag di Man United