Al-Azhar Al-Sharif menolak tegas semua rencana untuk menggusur paksa warga Palestina dari tanah mereka.
Institusi Sunni terbesar di dunia ini menggambarkan upaya tersebut sebagai tindakan putus asa yang melanggar hak asasi manusia.
Pernyataan Al-Azhar menyebut bahwa rencana relokasi memungkinkan entitas penjajah ‘Israel’ merebut tanah dan merampas hak-hak warga Palestina.
Pernyataan ini disampaikan setelah wacana Presiden AS Donald Trump tentang merelokasi warga Gaza ke Mesir atau Yordania.
Al-Azhar menegaskan bahwa Gaza adalah tanah Arab Palestina dan akan tetap demikian hingga akhir zaman.
Lembaga ini mengutuk entitas penjajah dan pendukungnya yang melakukan pembunuhan dan merusak tanah Palestina.
Al-Azhar juga mengecam pemalsuan sejarah dan penghapusan fakta yang dilakukan oleh penjajah.
Pernyataan tersebut mencatat keterlibatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam merampas hak-hak orang lain.
Al-Azhar menyerukan warga Palestina untuk tetap berpegang pada tanah mereka dan komitmen terhadap tujuan keadilan.
Lembaga ini menyatakan kebanggaan atas perlawanan heroik warga Gaza terhadap ambisi tidak adil dan pelanggaran Zionis.
Sebelumnya, Trump menyatakan kepada Raja Yordania Abdullah II untuk mengambil tindakan terhadap Gaza.
Trump juga berencana untuk menyampaikan usulan yang sama kepada Presiden Mesir Abdul-Fattah Al-Sisi.
Namun, Kementerian Luar Negeri Mesir menolak segala bentuk pemindahan warga Palestina dari tanah mereka.
Mesir, Yordania, Liga Arab, dan OKI menyampaikan penolakan terhadap seruan Trump untuk menggusur warga Palestina.
Mereka juga menyerukan dukungan untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Pernyataan ini mencerminkan solidaritas internasional terhadap hak-hak Palestina dan penolakan terhadap kebijakan penggusuran.