Connect with us

News

Yusril: Putusan MK Nomor 90/2023 tidak Melanggar Norma Etik Hukum

Ayu Ashari

Published

on

Monitorday.com- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku tidak terlalu berambisi menjadi bakal cawapres mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

“Saya merupakan salah satu alternatif [bakal cawapres Prabowo] dalam pencalonan itu, tapi ya tidak ngotot-ngotot lah,” kata Yusril, usai menghadiri Konsolidasi PBB Zona II di DBL Arena, Surabaya, Minggu (3/9).

Yusril menyebut belum pernah membahas bersama Prabowo soal kans dirinya menjadi cawapres Menteri Pertahanan itu. Namun ia ingin tahu pendapat Prabowo soal wacana tersebut.

Sementara ini, kata dia, setelah PKB dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bergabung ke koalisi NasDem, partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) sudah mengusulkan tiga nama bakal pendamping Prabowo.

“Sekarang ini calon wakil presiden yang ada di koalisi Pak Prabowo tinggal tiga orang saja sejak Cak Imin pergi. Tinggal ada Pak Airlangga Hartanto, Pak Erick yang diajukan oleh PAN, dan kemudian saya yang diajukan oleh PBB,” ucapnya.

“Biarlah ini mencuat ke publik, masyarakat juga menilai memberikan masukan dan komentar. Pada akhirnya itu akan diputuskan bersama oleh koalisi dan keputusan akhir ada di tangan Pak Prabowo,” tambah Yusril.

Bila tak ditunjuk sebagai bakal cawapres sekalipun, Yusril mengaku tak masalah. PBB, kata dia, adalah partai yang cukup dewasa menghadapi hal semacam itu.

Ia berharap partai-partai di KIM juga siap menghadapi hal serupa. Yakni dengan bersikap menerima, dan tak memaksakan kehendaknya sendiri.

“Mudah-mudahan ini koalisi yang harmonis, artinya tidak ambisi-ambisian terus memaksakan kehendaknya sendiri. Jadi kalau kehendaknya tidak terpenuhi, terus marah, terus keluar, kami tidak berkehendak seperti itu,” ujar Yusril.

Sementara itu, Sekjen PBB Afriansyah Noor mengatakan, pihaknya telah mengusulkan nama Yusril sebagai bakal cawapres Prabowo.

“Kami menyodorkan Ketum PBB. Seperti yang sudah kita ketahui, Pak Yusril ini rekam jejaknya mulai zaman orde baru, beliau sebagai penulis naskah pidato Presiden Soeharto, [menteri] era Gus Dur, era Bu Mega dan era Pak SBY,” kata Afriansyah.

“Insya Allah beliau orang yang komit, orang yang punya jiwa negarawan, beliau juga pakar hukum, pakar hukum tata negara yang pas untuk bersanding dengan capres kami Pak Prabowo,” pungkasnya.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *