Ruang Sujud
Kisah Umar Bin Khattab Beri Bantuan Makanan Untuk Anak-Anak
Published
12 months agoon
By
Robby KarmanSebagai seorang muslim, pasti tidak asing dengan sosok Umar Bin Khattab. Sahabat Nabi yang tegas dan cerdas, berjuang membela dakwah nabi dan diangkat menjadi khalifah kedua setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Tahukah kalian, banyak yang belum tahu, bahwa Umar bin Khattab pernah membuat program bantuan subsidi makanan untuk anak-anak yang telah disapih oleh orang tuanya. Hal ini ditulis oleh M. Nasrullah dalam buku Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi.
Namun ada cerita menarik yang dimana bantuan ini menimbulkan salah paham bagi rakyat Umar.
Suatu malam, Umar bin khattab mendapati kafilah dagang yang sedang singgah di salah satu tempat di kota Madinah. la mendapati Abdurrahman bin ‘Auf sedang bersama mereka. Umar pun berkata pada Abdurrahman bin ‘Auf yang juga merupakan sahabat Rasulullah SAW ini.
“Apakah engkau sedang menemani dan menjaga mereka?” tanya Umar.
Abdurrahman bin ‘Auf: “Benar!”
Umar: “Kalau begitu aku bantu menemanimu terjaga untuk menjaga mereka”.
Di tengah malam, Umar mendengar isak tangis anak kecil, kemudian ia mencari sumber suara dari mana asal tangisan tersebut. Umar akhirnya mengetahui bahwa anak itu tengah bersama ibunya.
Umar pun mengingatkan ibu tersebut: “Berbuat baiklah pada buah hatimu”. Kemudian Umar mendengar lagi isak tangis anak kecil tersebut dan kembali memperingatkan si ibu untuk berlaku baik pada anaknya.
Hingga di penghujung malam, Umar mendengar kembali isak tangis anak kecil tersebut lalu ia berkata pada ibunya.
“Celaka engkau! Sungguh engkau ibu yang buruk! Tidak henti-hentinya aku melihat dan mendengar putramu menangis sejak malam tadi”.
Ibu: “Wahai tuan, aku sudah berusaha memberinya makan. Namun ia tidak mau.”
Ibu ini tidak mengetahui kalau lawan bicaranya adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab.
Umar: “Kenapa engkau paksa ia makan?”
Ibu: “Karena Umar tidak memberi subsidi makanan kecuali hanya bagi anak yang telah disapih”.
Umar: “Berapa usia anakmu?”
Ibu: “Masih beberapa bulan”
Umar: “Celaka engkau. Jangan tergesa-gesa menyapihnya!”
Karena bantuan makanan ini diberikan untuk anak yang sudah disapih, akhirnya orang tua malah menyapih anak-anak mereka walau belum waktunya. Hal ini menimbulkan kegusaran dalam diri Umar.
Akhirnya kebijakan tersebut diubah, bahwa semua anak bisa mendapatkan bantuan tanpa terkecuali, baik yang disapih maupun tidak. Umar juga melarang para orang tua menyapih anaknya sebelum waktunya.
Dari kisah menarik di atas, kita tahu bahwa sebagai seorang khalifah yang adil, Umar memikirkan seluruh rakyatnya. Tidak hanya orang dewasa, bahkan sampai anak-anak pun Umar pikirkan.
Hal ini bukanlah sesuatu yang aneh. Mengingat sebuah pepatah arab mengatakan, syubbaanul yaum rijaalul ghad, pemuda hari ini adalah tokoh di masa depan. Artinya anak=anak yang hidup di masa kini adalah generasi penerus di masa depan.
Umar bin Khattab paham bahwa jika generasi penerus tidak disiapkan dengan baik, maka di masa depan umat Islam akan kehilangan kualitas dan menjadi buih di lautan. Namun jika anak-anak disiapkan dimulai dari gizinya, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang cemerlang.
Sudah selayaknya pemimpin muslim di masa kini bisa meneladani sosok Umar bin Khattab yang tak hanya cerdas dan tegas, namun juga sangat memikirkan rakyatnya bahkan hingga generasi mudanya.