Monitorday.com – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman menyatakan bahwa penguatan hilirisasi pangan dan minerba memiliki peran signifikan dalam mendukung pertumbuhan dan ekonomi inklusif di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan pada acara peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (31/1).
Aida menjelaskan bahwa kebijakan hilirisasi pangan dan minerba merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas, dan mendukung stabilitas perekonomian. “Fokus utama hilirisasi pangan adalah menjaga ketahanan pangan, mengurangi inflasi, dan meningkatkan kapasitas industri makanan dan minuman untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja,” ujarnya.
Penguatan hilirisasi pangan diarahkan pada tujuh komoditas strategis, termasuk beras, cabai, bawang, perikanan, gula, crude palm oil (CPO), dan rumput laut. Sementara itu, hilirisasi minerba dilakukan pada logam-logam utama seperti nikel, bauksit, tembaga, dan timah, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah dan produktivitas sektor ini.
Aida menekankan perlunya penguatan pada faktor produksi, pengaturan dan kelembagaan, serta kerja sama perdagangan dan promosi. Dalam konteks global, produk turunan hilirisasi harus memiliki keunggulan dan rantai produksi lokal untuk memastikan keterlibatan dalam global value chain.
Untuk mendukung penguatan hilirisasi, Aida menyoroti masalah infrastruktur, teknologi, izin, AMDAL, dan memastikan pembiayaan terus digulirkan ke sektor-sektor hilirisasi. Upaya bersama diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan ini agar hilirisasi dapat berkontribusi maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia.