Monitorday.com – Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan optimistis 99 persen dari semua agenda transformasi BUMN akan tuntas hingga di penghujung masa jabatan di Oktober 2024.
Erick menegaskan dalam enam bulan ke depan bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo akan terus menyelesaikan agenda transformasi yang belum terselesaikan.
Dari target 88 proyek yang menjadi target strategis BUMN, diyakini, 87 proyek diantaranya selesai. Hanya satu proyek yang meleset, bukan karena ketidakmampuan namun karena kondisi yang tidak memungkinkan itu selesai.
“Dinamika yang terjadi tidak memungkinkan selesai. Itu akan saya laporkan di ujung di bulan Oktober (2024) saja,” kata Erick di sela Family Gathering Kementerian BUMN di di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu.
Dengan selesainya 87 proyek tersebut, kata Erick, berarti 99 persen dari target 88 proyek strategis nasional yang telah dituntaskan.
“Ini terjadi karena seluruh karyawan BUMN dan keluarganya mendukung,” ujarnya.
Dengan demikian, kata Erick, transformasi yang dilakukannya saat ini adalah bagaimana memetakan BUMN ke depan, agar tetap terus efektif dan mampu bersaing.
“Itu perlu agar BUMN menjadi benteng ekonomi nasional,” kata Erick.
Erick menggarisbawahi bahwa program transformasi hanya bisa memberikan hasil yang optimal apabila dilakukan secara keberlanjutan. Dan keberlanjutan yang terjadi di negara – negara maju, seperti China, adalah minimal 15 tahun.
“Transformasi BUMN itu tidak selesai dalam waktu 5 tahun. Kalau mau benchmarking dengan China itu butuh waktu 18 tahun. Jadi kalau China yang sedemikian masif memperbaiki negaranya butuh 18 tahun, maka saya rasa tidak mungkin transformasi BUMN selesai dalam 5 tahun,” kata Erick.
Meski demikian, Erick mengatakan, dirinya dan jajaran pimpinan di Kementerian BUMN telah mempersiapkan Blueprint BUMN sampai 2034, yang berlaku hingga 10 tahun ke depan. Salah satunya memperkuat ekosistem.
Contohnya, misalnya, pupuk dan pangan terpisah, ke depan akan dijadikan satu ekosistem. Karena tidak mungkin bicara pangan tanpa membahas pupuk.
“Di pupuk sendiri masih banyak kekurangan, yaitu sumber bahan baku. Kita juga bikin Blueprint, kalau kita mau menjadi produser pupuk nomor 5 bahkan nomor 3 di dunia, maka harus ada kepastian bahan bakunya. Semuanya didetailkan agar pengganti kami semua sudah punya blueprint,” kata Erick.
Hal serupa juga dilakukan Erick adalah membahas anggaran BUMN tahun 2025, termasuk Penyertaan Modal Negara (PMN).
“Dengan demikian, siapapun pengganti kami nanti akan tahu bahwa ada pekerjaan yang sedang dilakukan sebelumnya,” kata Erick.
Tidak seperti saat dirinya masuk dan menjadi Menteri BUMN pada 2019, dirinya tidak mengetahui berapa besar PMN. Akibatnya terjadi ledakan PMN pada 2020 dan 2021, salah satunya untuk infrastruktur.
“Pinjaman jangka pendek digunakan untuk proyek jangka panjang,” kata Erick.