Connect with us

News

Prof Rokhmin: Syarat Kalbar Berdaulat di Pangan

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Kalimantan Barat memiliki luas lahan yang cukup besar dan subur untuk pertanian. Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan sayuran dapat tumbuh dengan baik di wilayah ini. Selain itu, potensi perikanan dari sungai-sungai besar seperti Sungai Kapuas juga merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan.

Demikian pandangan Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Prof Rokhmin Dahuri yang melukiskan Kalimantan Barat layaknya penggalan surga yang jatuh di bumi nusantara dengan segala sumber daya alam yang di milikinya.

Hal ini disampaikan Prof Rokhmin di Focus Group Discussion “Disemninasi Gerakan Konsumsi Pangan Lokal” Dinas Ketahanan Pangan, Pemprov, Kalimantan Barat, Pontianak, Kalimantan Barat, 17 Mei 2024.

Guru Besar IPB University ini pun mengawali dengan pantun, Dari Kapuas Hulu hujannya lebat, Sampai Sekayam hujannya gerimis, Bahagia rasanya di Kalimantan Barat, Negerinya tentram, makmur dan harmonis.

” Harus pantun-pantun dulu jika ke Kalbar, tapi saya Bahagia sekali bisa Bersama dengan seluruh Pemprov Kalbar yang sholeh, sholeha, pintar-pintar, baik-baik semua,” ujar Ketua Dulur Cirebonan.

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia ini mengatakan masyarakat Kalbar harus bersyukur kepada Allah SWT bahwasanya daerah ini dianugerahi iklim tropis yang mendukung pertumbuhan tanaman sepanjang tahun. Curah hujan yang relatif tinggi dan suhu yang hangat sepanjang tahun menciptakan kondisi ideal untuk pertanian.

Artinya, Kalbar benar-benar bisa berdaulat dan mandiri, bahkan menjadi surganya pangan dunia.

Bandingkan dengan sejumlah negara di luar sana, Krisis pangan global akibat konflik, permasalahan ekonomi, perubahan iklim ekstrem, dan tingginya harga pupuk melanda berbagai negara pada 2023. Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mencatat, lebih dari 333 juta orang di 78 negara menghadapi kerawanan pangan tingkat akut. Jumlah itu meningkat hampir 200 juta orang dibandingkan dengan tingkat kerawanan pangan sebelum pandemi Covid-19.

Menurut WFP, krisis pangan ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor yang mematikan. Konflik masih menjadi penyebab kelaparan terbesar. Sebanyak 70 persen orang di dunia yang menderita kelaparan tinggal di wilayah terdampak perang dan kekerasan. Krisis iklim juga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya kelaparan global. Perubahan iklim ekstrem menghancurkan kehidupan, tanaman dan mata pencarian, serta melemahkan kemampuan masyarakat untuk mencari makan. Selain itu, harga pupuk global meningkat drastis.

Dampak perang di Ukraina mengganggu produksi dan ekspor pupuk global sehingga mengurangi pasokan, menaikkan harga, dan mengancam panen. Harga pupuk yang tinggi dapat mendorong terjadinya krisis ketersediaan pangan, dengan produksi jagung, beras, kedelai, dan gandum semuanya turun pada tahun 2022.

Soekarno dan pangan

Presiden Soekarno pada Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian, IPB di Bogor, 27 April 1952 berujar “Urusan pangan adalah hidup-matinya sebuah bangsa”. Suatu negara dengan penduduk lebih dari 100 juta jiwa tidak mungkin bisa maju, sejahtera, dan berdaulat, bila kebutuhan pangannya bergantung pada impor
(FAO, 2000). Sektor pertanian/pangan (pertanian, kehutanan, dan perikanan) menyerap sekitar 36% total angkatan kerja (142 juta orang, usia 15 – 64 tahun), dan menyumbangkan sekitar 15% PDB (Kementan,
2022).

Sebagai negara maritim dan agraris tropis terbesar di dunia, Indonesia sejatinya memiliki potensi sangat besar untuk berdaulat pangan, dan bahkan feeding the world (pengekspor pangan utama).

Peran Kalbar di bidang pangan

Profesor Kehormatan (emeritus) dari Department of International Development Cooperation Shinhan University, Korea Selatan ini pun memaparkan, Kalbar yang dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 00) tepatnya di atas Kota Pontianak. Berbatasan darat langsung dengan Sarawak dan Malaysia di bagian utara, selatan ada laut jawa dan Kalimantan tengah, timur dengan Kaltim dan barat, terdapat laut natuna dan selat karimata.

Kalbar bagi Prof Rokhmin diberkahi dengan pertanian, kehutanan, peternakan, kelutan dan perikanan.

Diketahui, Kalbar menjadi penyedia berbagai produk pangan seperti beras, jagung, dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan nasional. Dengan optimalisasi produksi pertanian dan perikanan, Kalimantan Barat dapat berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan di tingkat nasional.

Mengutip Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum yang menyebutkan realisasi produksi di Kalbar sejak Januari hingga April 2024 sudah mencapai 406.920 ton Gabah Kering Giling (GKG). Terkait target produksi padi di Kalbar selama 2024 sendiri sebanyak 1,06 juta ton GKG. Untuk mencapai target produksi tersebut, kabarnya dilakukan dengan perluasan panen mencapai 346.555 hektare selama 2024.

Kalbar sendiri,mempunyai 5 Top Produsen komoditas hortikultura seperti padi, kelapa sawit, sayuran, buah-buahan dan bawang merah dan bawang putih.

Disampaikan pula, produksi bawang merah dan bawang putih juga cukup signifikan di Kalbar. Tanaman ini umumnya ditanam di lahan-lahan kecil oleh petani-petani lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun regional.

Langkah strategis

Selanjutnya, Prof Rokhmin mengimbau Pemerintah daerah untuk langkah-langkah strategis seperti mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan, dan penyediaan sarana transportasi. Infrastruktur yang memadai akan memudahkan petani dalam mengakses lahan, input pertanian, dan pasar.

Selain itu, pendidikan pertanian harus ditingkatkan baik dalam bentuk formal maupun non-formal. Pelatihan, workshop, dan penyuluhan kepada petani tentang praktik pertanian modern, manajemen usaha tani, dan penerapan teknologi pertanian yang tepat perlu diberikan secara berkala.

Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti sistem irigasi tetes, penanaman berbasis pola tanam yang sesuai dengan karakteristik lahan, dan pemupukan yang tepat sasaran, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian di Kalimantan Barat.

Pemprov juga dapat membantu petani dalam mengakses pasar yang lebih luas dan memberikan dukungan dalam pengembangan nilai tambah produk pertanian, misalnya dengan membantu dalam proses pengolahan, pemasaran, dan sertifikasi produk.

Melalui program-program pemberdayaan petani, seperti penyediaan modal usaha, pendampingan teknis, dan pembentukan koperasi atau kelompok tani, petani dapat lebih mandiri dan mampu mengelola usaha pertaniannya dengan baik.

Kehutanan

Anggota DPR RI terpilih Dapil 8 Jabar dari PDIP ini menuturkan, Kalimantan Barat memiliki kawasan hutan seluas 8.389.600 ha atau mencapai 57,14% dari jumlah total luas wilayah Provinsi ± 14.680.790 ha. Hutan dengan luasan yang cukup besar dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat. Dimana kawasan hutan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak hanya sekedar butuh energi yang besar, namun juga perlu anggaran yang tidak sedikit.

Untuk itu, pemprov tidak bisa sendiri menangani soal luasnya hutan, namun perlu melibatkan masyarkat agar pemulihan perekonomian di daerah melalui mekanisme Padat Karya, bantuan sarana produksi, atau bantuan bibit.

Sejumlah upaya seperti pemberdayaan masyarakat dan perhutanan sosial, operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, perlindungan dan pengamanan hutan, pengembangan perbenihan tanaman hutan, hingga penyuluhan kehutanan dan kegiatan strategis lainnya jeatinya menjadi concern sehingga
kebermanfaatan hutan sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat Kalbar sendiri.

Perlu disadari, tantangan ke depan tidaklah mudah. Obyektivitas dalam mengambil kebijakan dari setiap masalah dan membangun artikulasi penyelesaian masalah merupakan pijakan kolaborasi yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya hutan menyeluruh dan berkesinambungan.

” Sekali lagi kolaborasi, tidak boleh sendiri-sendiri,” pesan Prof Rokhmin.

Peternakan

Dewan Pakar ICMI ini menerangkan bahwa populasi ternak di Kalbar terdapat ayam ras pedaging mencapai 43.615.680, Ayam Buras (6.166.67), Ayam Ras Petelur (2.840.105), Itik/ Itik Manila (531.38), Kambing (113.809), Babi (75.180) Sapi (73.733), Kerbau (998), Domba (217) dan Sapi Perah (21).

Pada 2023, Populasi Ternak di Kalbar didominasi oleh AyamRas Pedaging, Ayam Buras, dan Ayam Ras Petelur

Melihat data-data diatas menjadi kabar baik, kendati demikian, Prof Rokhmin mengimbau agar ada langkah-langkah komprehensif untuk mengoptimalkan hasil peternakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kebijakan bisa denan mendorong penggunaan teknologi pertanian yang modern dan ramah lingkungan dalam peternakan, seperti sistem pengelolaan sampah organik, penggunaan energi terbarukan, dan penggunaan sensor untuk pemantauan kesehatan ternak, mendorong diversifikasi produk ternak, seperti pengembangan produk susu olahan, daging olahan, dan produk-produk turunan lainnya.

Lebih urgen lagi, membangun atau memperluas pasar ternak lokal untuk memudahkan peternak dalam pemasaran produk-produk ternak mereka. Ini bisa melalui pembangunan fasilitas pasar ternak modern, pelatihan pemasaran, dan promosi produk.

Pemprov Kalbar, minta Prof Rokhmin, agar memperhatikan kemitraan dengan sektor swasta.

” Kita dorong kemitraan antara peternak lokal dengan perusahaan swasta, baik dalam hal pembiayaan, pemasaran, maupun pengembangan teknologi. Ikhtiar ini bisa membantu meningkatkan akses peternak terhadap sumber daya dan pasar,” pesan Prof Rokhmin.

Perikanan dan Kelautan

Provinsi Kalbar memiliki potensi laut dan perikanan yang sangat besar karena memiliki wilayah yang sangat luas. Luas areal perairan Kalbar sampai Laut Cina Selatan seluas 26.000 km persegi, meliputi 2.004.000 hektare perairan umum, 26.700 hektare perairan budi daya tambak, dan 15.500 hektare laut. Dengan luasnya perairan umum itu potensi ikan di wilayah Kalbar mencapai 1 juta ton setiap tahun. Garis pantai tersebut melewati beberapa kabupaten di Kalbar yang memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar.

Bicara soal perikanan dan kelautan,Prof Rokhmin juga meminta semua stakeholder agar bersinergi mengoptimalkan ektor perikanandan kelautan mengingat dampaknya sangat dirasakan masyarakat.

Pemprov Kalbar, perlu melakukan identifikasi dan mengelola zona penangkapan, menetapkan kuota penangkapan yang sesuai, dan melaksanakan praktik penangkapan yang berkelanjutan. Mendorong pengembangan budidaya perikanan seperti budidaya ikan air tawar, budidaya udang, dan budidaya keramba ikan di perairan darat. Ini akan membantu meningkatkan produksi perikanan secara terkontrol dan berkelanjutan.

Fokus poin juga menyasar pada pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pelatihan dan pendampingan dalam hal manajemen perikanan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya perikanan lokal, dan pengembangan usaha perikanan skala kecil yang berkelanjutan.

Diperlukan juga untuk membangun atau meningkatkan infrastruktur perikanan seperti pelabuhan perikanan, tempat penyimpanan dan pengolahan ikan, serta fasilitas pemasaran. Infrastruktur yang baik akan membantu meningkatkan efisiensi penangkapan, pengolahan, dan distribusi hasil perikanan.

Faktor lain yang seringkali tak menjadi atensi, Pemprov sejatinya mendorong penerapan teknologi perikanan yang modern, seperti penggunaan jaring insang, sistem penangkapan ikan yang ramah lingkungan, dan teknologi pemantauan dan manajemen perikanan yang berbasis sensor.

” Jika komponen-komponen penting sudah dilakukan, maka pengembangan potensi ekowisata perikanan dan kelautan di Kalimantan Barat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal sambil menjaga kelestarian sumber daya laut dan pesisir bisa terwujud,” tandas Prof Rokhmin.

” Saya juga berharap adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta dalam pengembangan dan implementasi program-program perikanan dan kelautan yang berkelanjutan.

“Pooin terakhir, pengawasan yang ketat terhadap pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran air dan limbah industri, yang dapat merusak ekosistem laut dan mengganggu produktivitas perikanan,” kata Prof Rokhmin.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Kurban, Pendidikan dan Misi Peradaban

Published

on

By

Arif Jamali Muis
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dan Staf Khusus Mendikdasmen

Pada hari Jum’at, 6 Juni 2025, umat Islam di seluruh penjuru tanah air akan menunaikan ibadah Idul Adha, sebuah momen religius yang sarat makna spiritual. Pada hari itu, setiap muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih kurban pada hari nahar, tepat pada tanggal 10 atau hari tasyrik yang berkisar tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah. Seiring gema takbir dilanjutkan dari masjid-masjid, umat Islam juga menyulam doa dan pengharapan. Takbir tersebut bukan hanya sekadar simbol perayaan belaka, melainkan juga ungkapan pengangungan atas kebesaran nama Allah SWT.

Dalam khazanah bahas Arab, istilah kurban berasal dari bakar kata qarraba–yaqrabu–qurbanan, yang bermakna mendekat atau menghampiri. Dalam konteks keagamaan, kurban dimaknai sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ketaatan dan keikhlasan. Kurban juga dikenal dengan istilah al-udhiyah, yang merujuk pada hewan ternak yang disembelih pada hari raya Idul Adha sebagai bentuk penghambaan dan pengorbanan di hadapan Sang Khalik.

History Idul Adha

Dalam Tafsir al-Misbah (2002), M Quraish Shihab menguraikan bahwa akar historis ibadah kurban dapat ditelusuri sejak masa dua putra Nabi Adam, yakni Habil dan Qabil. Ketika Allah memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan kurban, Qabil—seorang petani—menyuguhkan hasil panennya, sedangkan Habil, yang berprofesi sebagai peternak, mempersembahkan kambing terbaik yang dimilikinya. Allah menerima kurban Habil, tetapi tidak demikian dengan Qabil. Peristiwa ini menjadi pelajaran awal tentang pentingnya ketulusan niat dan kualitas persembahan dalam setiap bentuk pengabdian kepada Tuhan. Peristiwa ini terekam dalam QS. Al-Ma’idah [5]: 27.

Secara formal, perintah berkurban merujuk pada peristiwa monumental dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS. Ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih putra tercinta, Ismail AS, ketaatan keduanya diuji dalam momen yang amat menggugah. Dalam kepasrahan penuh, saat pisau nyaris menyentuh leher Ismail, datanglah pertolongan Ilahi: Allah mengganti sosok Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Kisah penuh kepatuhan dan keajaiban ini terekam dalam QS. As-Saffat [37]: 102.

Sejarah ritual idul adha dalam pandangan Haedar Nashir (2024) telah menjadi simbol dekonstruksi ruhaniah, dimana manusia mencoba keluar dari belenggu hasrat primitif, beranjak menjadi manusia yang bermartabat. Maka dalam ibadah qurban itu, tercermin nilai-nilai pendidikan yang relevan untuk di satu sisi membangun kualitas pribadi, saat yang sama juga menata pranata sosial di masyarakat. Idul Adha dengan demikian diharapkan melahirkan keshalehan individual yang berjalan selaras dengan keshalehan sosial.

Makna Pedagogi Idul Adha

Idul Adha, beserta seluruh rangkaian ibadah yang menyertainya, merupakan sebuah madrasah peradaban—tempat umat belajar dan membentuk diri secara kolektif. Dalam spirit Idul Adha, terkandung nilai-nilai paedagogis yang mendalam: pertama, ia adalah pendidikan karakter yang menanamkan nilai integritas diri, tentang bagaimana sesunguhnya manusia mengukuhkan ketaatan bahkan ketika ketaatan tersebut kendati harus melawan kenyamanan. Dari figur Nabi Ibrahim, tercermin potret manusia yang menjunjung tinggi panggilan ilahi di atas keterikatan biologis.

Kedua, kurban memuat nilai-nilai empati dan kepekaan sosial. Kala sepotong daging disalurkan pada tangan manusia yang membutuhkan uluran tangan, ia sekaligus menjadi pesan luhur bahwa kesalehan sejati tak mungkin tumbuh dari egoisme diri. Ia membutuhkan tali kasih dan mekanisme distribusi ekonomi. Maka dalam persepktif sosial dan ekonomi, ritual kurban sejatinya ijtihad meranggas ketimpangan, penolakan terhadap penumpukan harta secara berlebihan. Maka pada hari itu, manusia dituntun untuk memastikan tak ada manusia yang diabaikan dari kegembiraan hari raya.

Ketiga, idul adha hakikatnya momentum tazkiyatun nafs, pemurnian jiwa dari segala syahwat materi. Dalam diri Idul Adha, manusia diundang untuk bersedia melakukan otokritik atas keterikatan pada dunia yang fana. Manusia diajak untuk menyelami ketenangan jiwa (nafs al-muthmainnah) yang tak tergoda oleh kenikmatan semu, namun tenteram dalam kepasrahan kehendak ilahi. Jiwa seperti ini niscaya dirindukan langit, jiwa yang berpulang pada pelukan ilahi dalam keadaan suci.

Misi Membangun Peradaban

Dari nilai-nilai dasar itulah, semangat kurban semestinya ditransformasikan menjadi energi kebudayaan. Lebih dari sekadar ibadah, ia adalah landasan pedagogis untuk membangun pranata sosial di masyarakat. Pendidikan sejati hakikatnya bukan sekadar mengisi otak dengan kumpulan data, namun juga membentuk manusia yang tangguh, empatik dan rela berbagi. Melalui madrasah seperti ini, maka lahirlah generasi yang sadar bahwa peradaban tumbuh dari kolektivitas, bukan dari egoisme.

Peradaban yang bermartabat tidak lahir dari tangan-tangan yang menggenggam erat dunia, melainkan tumbuh dari hati yang terbuka untuk memberi. Maka semangat Idul Adha hendaknya menjadi pijakan untuk mendidik manusia lewat pendidikan dalam keluarga, sekolah dan institusi sosial.

Dalam konteks kebangsaan, spirit idul kurban terefleksi dalam upaya menata ulang arah pembangunan nasional. Pembangunan dalam hal ini tak boleh sekadar memburu infrastruktur fisik belaka, melaikankan juga harus membangun ‘intrastruktur’ moral, spiritual dan intelektual.
Semoga gema takbir yang menggetarkan langit Idul Adha ini bukan hanya jadi nyanyian sesaat, tetapi menjadi gema kesadaran yang merasuk ke relung batin bangsa. Agar dari setiap tetes darah kurban, lahir semangat baru: membangun Indonesia bukan hanya sebagai negara, tetapi sebagai peradaban yang luhur—tempat tumbuhnya manusia-manusia yang siap memberi, bukan hanya meminta. Walahualam Bishowab.

Continue Reading

News

Makna dan Hikmah di Balik Lempar Jumrah dalam Ibadah Haji

Yusuf Hasyim

Published

on

Mobitorday.com – Lempar jumrah bukan sekadar ritual simbolik dalam ibadah haji, tetapi sarat makna spiritual yang mendalam. Ibadah ini merupakan bentuk nyata dari perlawanan terhadap godaan setan, sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam ketika digoda oleh Iblis.

Dalam pelaksanaannya, jemaah melemparkan batu kecil ke tiga pilar (jumrah ula, wustha, dan aqabah) yang melambangkan tempat munculnya setan untuk menggoda Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail. Tindakan melempar ini bukan bertujuan menyakiti setan, melainkan sebagai simbol tekad untuk menolak segala bentuk bisikan dan godaan yang menjauhkan diri dari jalan Allah.

Makna yang terkandung dalam lempar jumrah mencakup kesadaran bahwa setiap manusia akan selalu menghadapi ujian dan godaan dalam hidupnya. Dengan melempar batu ke jumrah, seorang muslim diingatkan untuk melawan hawa nafsu, kesombongan, dan dorongan negatif lainnya. Ritual ini menjadi semacam deklarasi bahwa dirinya siap untuk menghadapi ujian hidup dengan keimanan dan keteguhan hati.

Selain sebagai perlawanan terhadap setan, lempar jumrah juga menyimbolkan pembersihan diri dari sifat-sifat buruk. Setiap batu yang dilempar bisa dimaknai sebagai simbol dari satu keburukan yang ingin dibuang: amarah, iri hati, keserakahan, dendam, dan lain-lain. Dalam konteks ini, lempar jumrah menjadi momentum refleksi dan transformasi spiritual.

Hikmah lain dari lempar jumrah adalah latihan disiplin dan ketaatan. Dalam kondisi ramai, panas, dan penuh tantangan fisik, jemaah tetap harus melaksanakan ritual ini sesuai tuntunan. Hal ini mengajarkan pentingnya kesabaran, kebersamaan, dan keikhlasan dalam beribadah.

Ibadah lempar jumrah juga memperkuat koneksi historis dan spiritual umat Islam dengan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Kita tidak hanya membaca kisahnya di Al-Qur’an, tetapi juga menghidupkan kembali perjuangan mereka melalui tindakan konkret dalam ibadah haji.

Pada akhirnya, lempar jumrah adalah pelajaran besar tentang keteguhan hati, pengendalian diri, dan pengusiran bisikan setan dalam berbagai bentuknya. Melalui ritual ini, jemaah diajak untuk tidak hanya menyucikan tubuh dengan ihram, tetapi juga membersihkan hati dari segala bentuk penyakit batin.

Continue Reading

News

Seskab Teddy Gercep Tanggapi Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com Polemik tambang nikel yang diduga merusak lingkungan alam di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.

Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indrawijaya menyatakan telah berkoordinasi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq untuk mengambil langkah cepat terkait persoalan ini.

“Sudah, sudah langsung ditindaklanjuti,” ujar Teddy melalui pesan singkat, Kamis (5/6). Ia menambahkan bahwa penyelesaian masalah ini ditargetkan berlangsung secepat mungkin. “Segera kita selesaikan,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol mengungkapkan rencana kunjungan ke lokasi tambang guna melakukan peninjauan langsung. Ia menegaskan akan menempuh langkah hukum jika terbukti terdapat kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan.

“Insya Allah dalam waktu segera saya akan berkunjung ke Raja Ampat, melihat langsung apa yang diberitakan oleh media dan disampaikan masyarakat,” ujar Hanif di Kabupaten Badung, Bali, Kamis (5/6).

Dari sektor pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Widiyanti Putri Wardhana turut bergerak. Ia memanggil Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, untuk membahas dampak tambang terhadap kawasan wisata unggulan tersebut.

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengungkapkan pemanggilan dilakukan pada Rabu (4/6). “Kami mohon itu (Raja Ampat) dijaga,” ujarnya dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Pantai Kuta, Bali, Kamis (5/6).

Menanggapi polemik ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan penghentian sementara operasi pertambangan nikel milik PT GAG Nikel di Raja Ampat.

“Kami untuk sementara, kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan,” tegas Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

Ia menambahkan, perusahaan hanya akan diizinkan beroperasi kembali setelah hasil verifikasi kondisi lapangan rampung dilakukan oleh tim dari Kementerian ESDM.

“Untuk sementara, kegiatan produksinya disetop dulu, sampai menunggu hasil peninjauan dari tim saya,” imbuh Bahlil.

Langkah tegas pemerintah ini diambil di tengah sorotan luas publik dan aktivis lingkungan atas dugaan pencemaran dan perusakan ekosistem laut serta darat di kawasan konservasi Raja Ampat akibat aktivitas pertambangan nikel.

Continue Reading

News

Prabowo Salurkan 985 Sapi Kurban di Iduladha 1446 H, Terberat Capai 1,3 Ton

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyerahkan sebanyak 985 ekor sapi kurban dalam rangka perayaan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah. Penyaluran dilakukan melalui dua jalur utama: pemerintah daerah dan tokoh masyarakat.

Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro menjelaskan, dari total hewan kurban tersebut, 607 ekor disalurkan melalui pemerintah daerah, sementara 378 ekor diberikan kepada tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pondok pesantren dan kelompok masyarakat yang dinilai membutuhkan.

“Bapak Presiden pada tahun ini menyerahkan sapi untuk kurban sebanyak 985 sapi,” ujar Juri dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/6).

Melalui skema distribusi ke pemerintah daerah, setiap provinsi, kabupaten, dan kota di seluruh Indonesia menerima setidaknya satu ekor sapi dengan bobot berkisar antara 800 kg hingga 1,3 ton. Bahkan, 55 kabupaten/kota mendapatkan dua ekor sapi karena keterbatasan stok sapi dengan bobot ideal di wilayah tersebut.

“Di 55 daerah tersebut tidak tersedia sapi dengan bobot antara 800 sampai 1,3 ton, sehingga harus diberikan dua ekor sapi,” jelas Juri.

Sementara itu, sapi-sapi yang diberikan kepada tokoh masyarakat disalurkan ke berbagai pondok pesantren dan komunitas masyarakat lainnya.

Juri juga menekankan bahwa seluruh sapi kurban yang disalurkan telah lolos pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Kesehatan setempat dan memenuhi syarat sah kurban, yaitu berumur lebih dari dua tahun, sehat, dan tidak cacat.

“Sapi terberat, seberat 1,3 ton, ada di Jawa Barat. Selain itu, sapi dengan bobot serupa juga disalurkan ke Kabupaten Mukomuko, Bengkulu,” tambahnya.

Continue Reading

News

Jerman Jatuhkan Hukuman Seumur Hidup Kepada Mantan Milisi Suriah

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Pengadilan Jerman, pada hari Selasa (3/6/2025), menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang pria Suriah, bekas petempur milisi Syiah pro-Bashar Assad, atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pengadilan di kota Stuttgart menyatakan pria tersebut bersalah atas sejumlah kejahatan, termasuk pembunuhan dan penyiksaan, setelah mendengarkan kesaksian lebih dari 30 orang.

Pada awal 2011, pria tersebut bergabung dengan milisi Syiah pro-rezim Assad di Bosra al-Sham, bagian selatan Suriah, setelah munculnya gerakan rakyat menentang rezim Assad.

Dia turut serta dalam kejahatan terhadap penduduk Muslim Sunni di sana, dengan tujuan untuk meneror mereka dan mengusir mereka dari kota tersebut, seperti yang terungkap di pengadilan.

Pihak berwenang Jerman memburu pelaku kejahatan kemanusiaan yang terjadi selama perang saudara Suriah berdasarkan prinsip yurisdiksi universal, baik dari kubu rezim Assad maupun kubu yang menentangnya.

Pada tahun 2022, bekas kolonel tentara pemerintah Suriah, Anwar Raslan, dinyatakan bersalah karena mengawasi pembunuhan 27 orang dan penyiksaan terhadap 4.000 orang lainnya pada 2011-2012 di penjara Al-Khatib, yang terkenal dengan kebrutalannya.

Continue Reading

News

Trump Larang Warga dari 12 Negara Masuk AS, Lha Kok Kenapa?

Hendi Firdaus

Published

on


Monitorday.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang warga dari 12 negara masuk ke wilayah AS. Kebijakan ini diumumkan menyusul serangan antisemit yang terjadi di Boulder, Colorado, pada Minggu lalu.

Ke-12 negara yang masuk dalam daftar larangan tersebut adalah: Afghanistan, Myanmar, Chad, Republik Demokratik Kongo, Guinea Khatulistiwa, Eritrea, Haiti, Iran, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman.

Meski demikian, larangan ini tidak berlaku untuk penduduk tetap yang sah (green card holders), pemegang visa yang masih aktif, individu dengan visa dalam kategori tertentu, serta mereka yang datang atas kepentingan nasional Amerika Serikat.

Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Abigail Jackson, mengatakan bahwa serangan di Colorado mempercepat pengumuman kebijakan ini, yang sebenarnya sudah lama dipertimbangkan Trump.

“Presiden Trump memenuhi janjinya untuk melindungi rakyat Amerika dari orang asing berbahaya yang ingin datang ke negara kita dan membahayakan kita,” ujar Jackson melalui pernyataan di platform X.

Jackson menambahkan bahwa kebijakan ini mempertimbangkan kondisi spesifik masing-masing negara, termasuk minimnya sistem pemeriksaan keamanan, tingginya tingkat pelanggaran izin tinggal, hingga kegagalan berbagi informasi identitas dan ancaman keamanan.

Tak hanya itu, AS juga akan memberlakukan pembatasan parsial terhadap warga dari tujuh negara lainnya: Burundi, Kuba, Laos, Sierra Leone, Togo, Turkmenistan, dan Venezuela.

Langkah ini merupakan kelanjutan dari instruksi Trump sejak awal masa kepresidenannya untuk meninjau dan membatasi visa bagi negara-negara yang dinilai “mengancam keamanan nasional, menyebarkan ideologi kebencian, atau menyalahgunakan sistem imigrasi AS untuk tujuan jahat.”

Sebagai bagian dari sistem kategorisasi, AS juga membagi negara-negara tersebut ke dalam tiga kode peringatan — merah, oranye, dan kuning — dengan masing-masing tingkat larangan dan pengawasan yang berbeda.

Kebijakan pelarangan semacam ini bukan pertama kalinya dilakukan Trump. Pada masa jabatan pertamanya, ia sempat melarang masuknya warga dari tujuh negara mayoritas Muslim. Namun, kebijakan itu kemudian dicabut oleh Presiden Joe Biden pada 2021.

Continue Reading

News

Tes Kemampuan Akademik Bukan Sekadar Tes

Tes Kemampuan Akademik (TKA) adalah sisstem baru yang dikembangkan Kemendikdasmen untuk menilai kemampuan akademik murid.

Aruna Zahra

Published

on

Continue Reading

News

Pemukim Arab Saudi Tipu Jamaah Haji Ditangkap

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Seorang pria yang berstatus pemukim di Arab Saudi dijatuhi hukuman penjara satu tahun karena menawarkan layanan haji palsu melalui media sosial.

Pria tersebut dibawa ke pengadilan pidana setelah ditemukan memiliki tanda terima yang menghubungkannya dengan jaringan kriminal yang menawarkan layanan haji palsu.

Putusan awal menjatuhkan hukuman satu tahun penjara, denda 10.000 riyal ($2.666), serta penyitaan semua perangkat dan peralatan yang digunakan dalam kejahatan tersebut.

Sementara itu, petugas keamanan haji menangkap 36 pemukim yang berusaha memasuki Makkah tanpa izin sah, yang kemudian dirujuk ke pihak berwenang terkait, lapor Arab News.

Continue Reading

News

Wujudkan Pendidikan RAMAH, Mendikdasmen Beri Penghargaan Kinerja di Satuan Kerja

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, menganugerahkan Penghargaan Mendikdasmen 2024 kepada sejumlah unit kerja terbaik di lingkungan Kementerian.

Penghargaan ini diberikan atas capaian dalam empat bidang strategis: Nilai Kerja Anggaran (NKA), Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Keterbukaan Informasi Publik (KIP), dan Pengelolaan Kearsipan.

Dalam acara yang digelar di Plasa Insan Berprestasi, Kemendikdasmen, Jakarta, Mendikdasmen menekankan pentingnya kolaborasi dan komitmen seluruh jajaran kementerian dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang RAMAH — Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis.

“Kami ingin birokrasi di kementerian ini tidak bersifat birokratis, melainkan berkhidmat memberikan layanan terbaik, cepat, dan akurat kepada masyarakat, sesuai arahan Presiden,” tegas Abdul Mu’ti.

Penghargaan ini, menurut Mendikdasmen, bukan sekadar bentuk apresiasi, melainkan bagian dari upaya berkelanjutan untuk membangun layanan pendidikan publik yang efisien, transparan, dan berdampak langsung.

Kinerja Cemerlang di Empat Bidang Strategis

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menambahkan bahwa pencapaian tersebut menunjukkan keseriusan seluruh elemen kementerian dalam menjalankan reformasi birokrasi.

NKA: Kemendikdasmen kembali meraih predikat Sangat Baik selama enam tahun berturut-turut. Tahun ini, kementerian ini menempati peringkat ke-4 dari 16 kementerian berpagu besar. Sebanyak 75,8% satuan kerja juga tercatat dalam kategori Sangat Baik.

SAKIP: Dari hasil evaluasi 2024, sebanyak 40 satuan kerja meraih predikat AA dan 232 satuan kerja predikat A. Tidak ada lagi satuan kerja yang mendapatkan nilai CC, menandakan budaya kinerja berbasis hasil telah mengakar.

KIP: Skor KIP Kemendikdasmen melonjak dari 92,49 ke 97,63. Suharti menyebut ini sebagai bukti dari upaya menyederhanakan layanan, membuka data, dan membangun kepercayaan publik.

Kearsipan: Kemendikdasmen menempati peringkat ke-2 pada klaster kementerian dengan skor 95,79 dan predikat AA, menandakan pengelolaan dokumen yang semakin tertib dan akuntabel.

“Semua capaian ini adalah bagian dari visi bersama untuk ‘Pendidikan Bermutu untuk Semua’,” ujar Suharti.

Staf Ahli Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan peran penting Kemendikdasmen dalam menyongsong pelaksanaan RPJMN 2025–2029. Menurutnya, pendidikan dasar dan menengah menjadi pilar utama dalam menyiapkan generasi unggul yang mampu bersaing di kancah global.

“Kemendikdasmen punya peran kunci dalam pembangunan sumber daya manusia, yang menjadi salah satu trisula pembangunan nasional selain ekonomi berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan,” ucapnya.

Dengan capaian ini, Kemendikdasmen mempertegas komitmennya dalam membangun birokrasi pendidikan yang transparan, akuntabel, dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Continue Reading

News

Doa Nabi Ibrahim untuk Ismail: Fondasi Generasi Beriman yang Diberkahi

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Doa adalah senjata orang beriman. Dalam kisah para nabi, doa bukan hanya menjadi bentuk komunikasi dengan Allah, tetapi juga penentu arah generasi dan masa depan umat. Salah satu doa paling luar biasa yang diabadikan dalam Al-Qur’an adalah doa Nabi Ibrahim untuk putranya, Ismail. Doa ini bukan sekadar harapan seorang ayah kepada anaknya, tetapi sebuah visi besar tentang lahirnya generasi yang beriman, bertakwa, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Setelah ujian berat dalam hidupnya—ditinggalkan di padang pasir, perintah penyembelihan, dan perpisahan panjang—Nabi Ibrahim tetap menaruh harapan besar pada anaknya, Ismail. Dalam QS Ibrahim ayat 40, beliau memohon:
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
Doa ini menunjukkan bahwa harapan utama Nabi Ibrahim bukan pada kekayaan atau kekuasaan, melainkan agar dirinya dan keturunannya selalu terikat pada Allah melalui salat.

Doa tersebut dilanjutkan dalam QS Al-Baqarah ayat 127–129, saat Nabi Ibrahim bersama Ismail membangun Ka’bah:
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan ayat-ayat-Mu kepada mereka, mengajarkan Al-Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka.”
Doa ini menjadi nyata dengan diutusnya Nabi Muhammad ﷺ dari keturunan Ismail. Artinya, dari doa itulah lahir sebuah misi besar—risalah kenabian terakhir yang menjadi rahmat bagi semesta.

Yang menarik, sebelum semua doa itu terkabul, Nabi Ibrahim telah lebih dulu menanam nilai-nilai tauhid, kesabaran, dan pengorbanan dalam diri Ismail. Inilah bentuk ikhtiar yang melandasi setiap doa. Ia tidak sekadar memohon, tetapi juga membentuk karakter anaknya dengan pendidikan iman, keteladanan, dan keberanian menghadapi ujian.

Penting untuk dicatat bahwa doa Nabi Ibrahim bukan hanya bersifat spiritual, tetapi juga sangat visioner. Ia tidak meminta hal yang instan, tetapi menanam harapan untuk ratusan bahkan ribuan tahun ke depan. Dari keturunannya, muncul suku-suku Arab, komunitas muslim awal, dan akhirnya Rasulullah Muhammad ﷺ. Maka benar jika dikatakan bahwa doa seorang ayah bisa membentuk arah sejarah.

Dalam konteks hari ini, banyak orang tua sibuk memikirkan masa depan anak dalam hal materi: sekolah terbaik, kursus, gadget, dan karier. Tapi sering kali lupa membekali anak dengan kekuatan spiritual seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim. Padahal fondasi iman itulah yang membuat Ismail menjadi pribadi kokoh, bahkan siap mengorbankan dirinya demi Allah.

Doa Nabi Ibrahim juga memberi pesan penting: jika ingin keturunan yang saleh, mulai dari diri sendiri. Ia berdoa agar dirinya dan anak-anaknya menjadi ahli salat. Artinya, keteladanan orang tua adalah kunci. Tidak mungkin menuntut anak salat tepat waktu jika orang tuanya sendiri lalai. Maka doa itu bukan hanya ucapan, tetapi komitmen hidup.

Lebih jauh, kisah ini mengajarkan bahwa peran orang tua bukan hanya membimbing anak secara langsung, tetapi juga mendoakan mereka terus-menerus. Ketika anak menghadapi tantangan di luar rumah—di sekolah, pergaulan, atau dunia digital—doa orang tua bisa menjadi pelindung yang tak kasat mata, tapi sangat nyata.

Doa Nabi Ibrahim juga menjadi inspirasi bagi para pendidik, pemimpin, dan siapa pun yang ingin meninggalkan warisan kebaikan. Visi membangun generasi yang cinta Al-Qur’an, cinta salat, dan cinta ilmu bisa dimulai dari satu doa yang tulus, disertai ikhtiar nyata. Tidak ada yang mustahil jika doa itu bersumber dari hati yang bersih dan niat yang lurus.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk meneladani Nabi Ibrahim bukan hanya dalam qurban, tapi juga dalam membangun keluarga. Ia adalah sosok ayah ideal yang tidak hanya bertanggung jawab secara fisik, tapi juga spiritual. Ia membentuk generasi beriman dari dasar: rumah tangga, pendidikan, dan doa.

Pada akhirnya, keberhasilan Ismail bukan karena kebetulan. Ia adalah buah dari doa, pendidikan, dan cinta orang tua yang bertakwa. Dari Ismail lahirlah peradaban Islam, dan dari ibunya Hajar lahir tradisi haji yang menjadi rukun Islam. Semua berawal dari seorang ayah yang tahu bahwa kesuksesan sejati adalah ketika anaknya menjadi orang yang dekat dengan Allah.

Maka, marilah kita belajar dari doa Nabi Ibrahim. Jangan pernah remehkan kekuatan doa yang dibacakan dengan hati bersih dan penuh harap. Karena bisa jadi, doa itu bukan hanya akan menyelamatkan anak kita, tetapi juga membentuk masa depan umat.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



Ruang Sujud2 hours ago

Thawaf dalam Perspektif Ulama: Antara Ibadah Fisik dan Spiritualitas

Review4 hours ago

Prof Rokhmin: Mari Jaga Raja Ampat, Pesonanya kini Terancam

Ruang Sujud8 hours ago

Jenis-Jenis Thawaf: Panduan Lengkap bagi Jamaah Haji dan Umrah

Ruang Sujud11 hours ago

Langkah-Langkah Thawaf yang Benar Sesuai Sunnah Nabi

Sportechment14 hours ago

Inter Milan Dapuk Cristian Chivu Jadi Arsitek Baru

Sportechment14 hours ago

Ivan Gunawan Pamer Kepala Botak Usai Tuntaskan Rangkaian Ibadah Haji

Ruang Sujud15 hours ago

Thawaf: Makna dan Filosofi Mengelilingi Ka’bah dalam Ibadah Haji dan Umrah

Sportechment15 hours ago

Kapan Liga Spanyol 2025/2026 Dimulai?

Review22 hours ago

Perjamuan Kekuasaan di Meja Makan

Review22 hours ago

Listyo Sigit Tetap Kapolri, Tak Tergoyahkan

Ruang Sujud1 day ago

Kesalahan Umum Saat Lempar Jumrah dan Cara Menghindarinya

Sportechment1 day ago

Menanti Pembuktian Marquez Sang Penakluk Sirkuit Aragon, Lihat Jadwalnya

Sportechment1 day ago

Usai Bertemu Prabowo di Kertanegara, Pemain Timnas Pulang Bawa Jam Tangan Mewah

Ruang Sujud1 day ago

Sejarah Lempar Jumrah: Jejak Perlawanan Nabi Ibrahim terhadap Setan

News1 day ago

Kurban, Pendidikan dan Misi Peradaban

Ruang Sujud1 day ago

Tata Cara Lempar Jumrah: Panduan Lengkap untuk Jemaah Haji

News2 days ago

Makna dan Hikmah di Balik Lempar Jumrah dalam Ibadah Haji

Sportechment2 days ago

Prabowo Bangga Timnas Bekuk China: Perjalanan Belum Usai, Siapa Tahu ke Piala Dunia

Sportechment2 days ago

Ole Romeny Cetak Gol Lagi, Timnas Indonesia Tumbangkan China

Sportechment2 days ago

Wuih! Awali Petualangan Global, Jumbo Rambah Bioskop Rusia hingga Kyrgystan