Connect with us

News

Prof Rokhmin Paparkan Strategi Wujudkan Indonesia Emas 2045

Published

on

Monitorday.com – Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Prof Rokhmin Dahuri menghadiri Dies Natalis ke-65 Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak Kalimantan Barat dengan tema “ Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Aksi Transisi ke Ekonomi Hijau”, Jum’at, 17 Mei 2024.

Mengawali sambutannya, Prof Rokhmin mengapresiasi UNTAN di Bawah nahkoda Rektor Prof. Dr. Garuda Wiko, S.H., M.Si, yang sedang mempersiapkan UNTAN sebagai Universitas Riset dan Pelayanan Bermutu Menuju Peningkatan Daya Saing.

Berbicara daya saing, Prof Rokhmi berpandangan bahwasanya Indonesia memiliki potensi pembangunan yang besar dan lengkap untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera dan berdaulat.

Yaitu: Pertama, jumlah penduduk negara ini ke-4 terbesar di dunia, yakni 278 Juta orang. Kedua. Kekayaan SDA & JASLING. Ketiga, Posisi Geoekonomi & Geopolitik sangat Strategis.

“Tapi sayangnya, modal dasar yang besar itu, ternyata sudah 79 tahun merdeka pencapaiannya sangat menyedihkan,” ujar Prof. Rokhmin.

Dalam paparannya, Prof. Rokhmin Dahuri mengangkat tema “Pembangunan Berbasis Inovasi Ramah Lingkungan Dan Berkelanjutan Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045″

Hal itu, tegasnya, karena belum ada Peta Jalan Pembangunan Bangsa (Nasional) yang komprehensif dan benar serta dilaksanakan secara berkesinambungan, kualitas SDM relatif rendah, dan defisit kepemimpinan (nasional, propinsi, kabupaten/kota, dan desa). “Maka, sudah 77 tahun merdeka, Indonesia masih sebagai ‘lower-middle income country’, belum sebagai negara yang maju, adil-makmur, dan berdaulat (Cita-Cita Kemerdekaan – RI),” ujarnya.

Prof. Rokhmin Dahuri menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia tertinggal dibandingkan sejumlah bangsa lain. “Penyebab ketertinggalan Indonesia itu ada fakrtor internal, ada pula faktor eksternal,” katanya.

Faktor internal tersebut, jelasnya, yaitu belum ada road map pembangunan nasional yang komprehensif, tepat, dan benar yang dilaksanakan secara berkesinambungan; kualitas SDM (pengetahuan, keterampilan, keahlian, kapasitas inovasi, dan etos kerja) dan kapasitas Iptek masih rendah; serta khlak belum baik (susah kerja sama, tidak amanah, dan hedonis). “Selain itu, negara kita defisit pemimpin yang capable, negarawan, dengan Imtaq kokoh,” kata Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat 2022 – 2026 itu.

Adapun faktor eksternal, kata dia, antara lain keserakahan bangsa-bangsa maju dan kapitalisme cenderung menjajah secara ekonomi negara berkembang. “Juga, disrupsi akibat kemajuan Iptek yang sangat pesat (industri 4.0), perubahan iklim global, pandemi Covid-19, dan pertarungan ideologi,” paparnya. Prof Rokhmin menyayangkan, hampir semua indikator yang terkait dengan kapasitas Iptek, riset, inovasi, dan kualitas SDM bangsa Indonesia masih rendah (tertinggal).

“Implikasi dari rendahnya kualitas SDM, kapasitas riset, kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship adalah proporsi ekspor produk manufaktur berteknologi dan bernilai tambah tinggi hanya 8,1 persen. Selebihnya, 91,9 persen berupa komoditas (bahan mentah) atau SDA yang belum diolah. Sementara, Singapura mencapai 90 persen, Malaysia 52 persen, Vietnam 40 peren, dan Thailand 24 persen,” urainya mengutip data UNCTAD dan UNDP, 2021.

Selain itu, sambungnya, nasionalisme rendah di kalangan pengusaha: (1) berubah dari industriawan menjadi importir, (2) nyimpan uang > 80% di LN, (3) gaji karyawan rendah, dan (4) R & D serta daya saing rendah (jago kandang). “Keserakahan bangsa-bangsa maju dan kapitalisme cenderung menjajah secara politik-ekonomi negara berkembang Disrupsi akibat kemajuan IPTEK yang sangat pesat dan Pandemi Pertarungan ideologi,” sebut Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia itu.

Dalam kesempatan itu, Prof Rokhmin Dahuri memaparkan, Indonesia memiliki empat modal dasar pembangunan Indonesia. Yakni: Dengan jumlah penduduk 278 juta orang dengan jumlah kelas menengah yang terus bertambah dan dapat bonus demografdi dari 2020 – 2040, merupakan potensi daya saing dan pasar domestik yang luar biasa besar.

Lalu, melalui kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) baik di darat maupun di laut. Dijelaskan bahwa posisi geoekonomi dan geopolitik yang sangat strategis, dimana 45% dari seluruh komoditas dan produk dengan nilai 15 trilyun dolar AS/tahun dikapalkan melalui ALKI (Alur Laut Kepulaun Indonesia) (UNCTAD, 2012). Selat Malaka (ALKI-1) merupakan jalur transportasi laut terpadat di dunia, 200 kapal/hari.

Kemudian, rawan bencana alam (70% gunung berapi dunia, tsunami, dan hidrometri). “Mestinya sebagai tantangan yang membentuk etos kerja unggul (inovatif, kreatif, dan entrepreneur) dan akhlak mulia bangsa,” terangnya. Hingga Juli 2022, Indonesia masih sebagai negara berpendapatan menengah atas

Lalu, Prof Rokhmin memaparkan sejumlah permasalahan dan tantangan pembangunan kelautan dan perikanan. Antara lain: 1.Pertumbuhan Ekonomi Rendah (< 7% per tahun), 2. Pengangguran dan Kemiskinan, 3. Ketimpangan ekonomi terburuk ke-3 di dunia, 4. Disparitas pembangunan antar wilayah, 5. Fragmentasi sosial: Kadrun vs Cebong, dll, 6. Deindustrialisasi, 7. Kedaulatan pangan, farmasi, dan energy rendah, 8. Daya saing & IPM rendah, 9. Kerusakan lingkungan dan SDA, 10.Volatilitas globar (Perubahan iklim, China vs As, Industry 4.0).

Sedangkan perbandingan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan koefisien Gini antara sebelum dan saat masa Pandemi Covid-19, perhitungan angka kemiskinan atas dasar garis kemiskinan versi BPS yakni pengeluaran Rp 470.000/orang/bulan. Garis kemiskinan = Jumlah uang yang cukup untuk seorang memenuhi 5 kebutuhan dasarnya dalam sebulan.

Sementara menurut garis kemiskinan Bank Dunia (2 dolar AS/orang/hari atau 60 dolar AS (Rp 840.000)/orang/bulan), jumlah orang miskin pada 2019 sebesar 100 juta jiwa (37% total penduduk). “Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara dengan tingkat kesenjangan ekonomi tertinggi (terburuk) di dunia,” terang Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2001 – 2004 itu.

Menurut laporan Credit Suisse’s Global Wealth Report 2019, 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 44,6% kue kemakmuran secara nasional, sementara 10% orang terkaya menguasai 74,1%. “Kekayaan 4 orang terkaya (US$ 25 M = Rp 335 T) sama dengan total kekayaan 100 juta orang termiskin (40% penduduk) Indonesia,” kata Prof. Rokhmin Dahuri mengutip Oxfam.

Bahkan, lanjutnya, sekitar 0,2% penduduk terkaya Indonesia menguasai 66% total luas lahan nasional (KPA, 2015). Sekarang 175 juta ha (93% luas daratan Indonesia) dikuasai oleh para konglomerat (korporasi) nasional dan asing (Institute for Global Justice, 2016).

Dalam hal ketimpangan ekonomi (penduduk kaya vs miskin), terangnya, Indonesia merupakan negara terburuk ketiga di dunia, dimana 1% (satu persen) penduduk terkayanya memiliki total kekayaan sama dengan 45% total kekayaan negara. Yang terburuk adalah Rusia, dimana satu persen orang terkayanya memiliki total kekayaan sama dengan 58,2% kekayaan negara. Disusul Thailand, sekitar 54,6% (Oxfam International, 2021).

Kekayaan 4 orang terkaya Indonesia (US$ 25 M = Rp 335 T) sama dengan total kekayaan 100 juta orang termiskin (40% penduduk) Indonesia (Oxfam International, 2017). Sekitar 0,2% penduduk terkaya Indonesia menguasai 66% total luas lahan nasional (KPA, 2015). “Institute for Global Justice menyebutkan, sekitar 175 juta ha (93% luas daratan Indonesia) dikuasai oleh para konglomerat (korporasi) nasional dan asing,” ungkapnya.

Tak kalah rumitnya, lanjut Prof. Rokhmin Dahuri, permasalahan bangsa lainnya adalah disparitas pembangunan antar wilayah. Pulau Jawa yang luasnya hanya 5,5% total luas lahan Indonesia dihuni oleh sekitar 55% total penduduk Indonesia, dan menyumbangkan sekitar 59% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).

Sementara pada musim kemarau, P. Jawa mengalami kekeringan (deficit) air yang semakin parah. Dalam pada itu, potensi pembangunan berupa SDA dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang begitu melimpah, tidak dimanfaatkan secara optimal atau dicuri pihak asing. Implikasi lainnya adalah biaya logistik Indonesia menjadi salah satu yang termahal di dunia, sekitar 24% PDB (UNCTAD, 2021).

Ini menjadi salah satu penyebab rendahnya daya saing ekonomi Indonesia. Sejak krisis multidimensi 1997 – 1998, Indonesia mengalami deindustrialisasi, yakni suatu kondisi perekonomian negara, dimana kontribusi sektor manufakturing (pengolahan) nya sudah menurun, tetapi GNI per kapitanya belum mencapai 12.695 dolar AS (status negara makmur).

Sejak krisis multidimensi 1997 – 1998, Indonesia mengalami deindustrialisasi, yakni suatu kondisi perekonomian negara, dimana kontribusi sektor manufakturing (pengolahan) nya sudah menurun, tetapi GNI (Gross National Income) per kapitanya belum mencapai 12.536 dolar AS (status negara makmur). “Pada 1996 kontirbusi sektor manufacturing terhadap PDB Indonesia sudah mencapai 29%, tapi tahun 2020 kontribusinya hanya sebesar 19%. Padahal, seperti sudah saya sebutkan diatas, GNI perkapita,” ujar Ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara) itu..

Sementara, sambungnya. pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi PDRB Menurut Pulau, Triwulan III dan IV-2022, masih di dominasi oleh kelompok Provinsi Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB TW-3 sebesar 56,3% dan TW-4 sebesar 56,48%

Sejak krisis multidimensi 1997 – 1998, Indonesia mengalami deindustrialisasi, yakni suatu kondisi perekonomian negara, dimana kontribusi sektor manufakturing (pengolahan) nya sudah menurun, tetapi GNI (Gross National Income) per kapitanya belum mencapai 12.536 dolar AS (status negara makmur).

“Pada 1996 kontirbusi sektor manufacturing terhadap PDB Indonesia sudah mencapai 29%, tapi tahun 2020 kontribusinya hanya sebesar 19%Padahal, seperti sudah saya sebutkan diatas, GNI perkapita Indonesia tahun lalu hanya 3.870 dolar AS,” tandasnya.

Yang sangat mencemaskan adalah bahwa 30% anak-anak kita mengalami stunting, 17,7% bergizi buruk, dan 10,2% berbadan kurus akibat kurang makanan bergizi (Kemenkes dan BKKBN, 2022). Apabila masalah krusial ini tidak segera diatasi, maka generasi penerus kita akan menjadi generasi yang lemah fisiknya dan rendah kecerdasannya (a lost generation).

Resultante dari kemiskinan, ketimpangan ekonomi, stunting, dan gizi buruk adalah IPM Indonesia yang baru mencapai 72 tahun lalu. “Padahal, menurut UNDP sebuah bangsa bisa dinobatkan sebagai bangsa maju dan makmur, bila IPM nya lebih besar dari 80,” katanya.

Biaya yang diperlukan orang Indonesia untuk membeli makanan bergizi seimbang (sehat) sebesar Rp 22.126/hari atau Rp 663.791/bulan. Harga tersebut berdasarkan pada standar komposisi gizi Helathy Diet Basket (HDB) (FAO, 2020). Atas dasar perhitungan diatas; ada 183,7 juta orang Indonesia (68% total penduduk) yang tidak mampu memenuhi biaya teresebut (Litbang Kompas, 2022 di Harian Kompas, 9 Desember 2022).

Masalah lainnya, Prof. Rokhmin Dahuri mengatakan, kekurangan rumah yang sehat dan layak huni dari 45 Juta rumah tangga masih 61,7 % rumah tidak layak huni. Padahal, perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia (human basic needs) yang dijamin dalam Pasal 28, Ayat-h UUD 1945. “Hingga 2021, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada diurutan ke-114 dari 191 negara, atau peringkat ke-5 di ASEAN,” katanya.

Hingga 2022, terangnya, peringkat GII (Global Innovation Index) Indonesia berada diurutan ke-75 dari 132 negara, atau ke-6 di ASEAN. Pada 2018-2022, indeks daya saing Indonesia semakin menurun, hingga 2022 diurutan ke-44 dari 141 negara, atau peringkat ke-4 di ASEAN.

Sementara, penilaian adopsi teknologi untuk peningkatan ekonomi dan efisiensi di berbagai bidang diukur dari faktor pengetahuan, teknologi, dan kesiapan adopsi teknologi untuk masa depan Pada 2022, Indonesia berada pada urutan ke-51 dari 63 negara.

World Digital Competitiveness, jelasnya, adalah penilaian adopsi teknologi untuk peningkatan ekonomi dan efisiensi di berbagai bidang diukur dari faktor pengetahuan, teknologi, dan kesiapan adopsi teknologi untuk masa depan.

Hingga 2019, Global Entrepreneurship Index Indonesia berada diurutan ke-75 dari 137 negara atau peringkat ke-6 di ASEAN. Jumlah wirausahawan di indonesia 3,1 persen. Sementara, Singaoura 8 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4 persen. Standar Bank Dunia, jumlah pengusaha minimal 7% dari jumlah pendudukStandar Bank Dunia, jumlah pengusaha minimal 7% dari jumlah penduduk. Pada 2018-2022, indeks daya saing Indonesia semakin menurun, hingga 2022 diurutan ke-44 dari 141 negara, atau peringkat ke-4 di ASEAN.

Implikasi dari Rendahnya Kualitas SDM, Kapasitas Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Entrepreneurship adalah: Proporsi ekspor produk manufaktur berteknologi dan bernilai tambah tinggi hanya 8,1%; selebihnya (91,9%) berupa komoditas (bahan mentah) atau SDA yang belum diolah. Sementara, Singapura mencapai 90%, Malaysia 52%, Vietnam 40%, dan Thailand 24%.(UNCTAD dan UNDP, 2021).

Secara ekonomi, sambungnya, Indonesia Emas 2045 akan terwujud, bila kita mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (rata-rata > 7% per tahun), berkualitas (menyerap banyak tenaga kerja), inklusif (mensejahterakan seluruh rakyat secara adil), ramah lingkungan, dan berkelanjutan (sustainable).

“Pertumbuhan ekonomi dengan lima sifat (ciri) diatas (butir-3) hanya dapat diwujudkan melalui implementasi Ekonomi Hijau, Ekonomi Digital, dan Ekonomi Spiritual (Pancasila),” kata Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – Sekarang.

Peta Jalan Pembangunan Menuju Indonesia Emas 2045

Persyaratan dari Negara Middle-Income menjadi Negara Maju, Adil-Makmur dan Berdaulat: Pertama, Pertumbuhan ekonomi berkualitas rata-rata 7% per tahun selama 10 tahun. Kedua, Investasi + Ekspor > Konsumsi + Impor. Ketiga, Koefisien Gini < 0,3 (inklusif). Keempat, Ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Selanjutnya, Prof. Rokhmin Dahuri memaparkan kebijakan dan program transformasi struktural ekonomi. Yakni:

  1. Dari dominasi eksploitasi SDA dan ekspor komoditas (sektor primer) dan buruh murah, ke dominasi sektor manufaktur (sektor sekunder) dan sektor jasa (sektor tersier) secara proporsional yang produktif, berdaya saing, inklusif, mensejahterakan, dan berkelanjutan (sustainable).
  2. Dari dominasi impor dan konsumsi ke dominasi investasi, produksi dan ekspor.
  3. Modernisasi sektor primer (kelautan dan perikanan, pertanian, kehutanan, dan ESDM) secara produktif, efisien, bernilai tambah (hilirisasi), berdaya saing, inklusif, ramah lingkungan dan berkelanjutan.
  4. Revitalisasi industri manufakturing yang unggul sejak masa Orde Baru: (1) Mamin, (2) TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), (3) kayu dan produk kayu, (4) pulp and paper, (5) Elektronik, (6) Otomotif, dan lainnya.

Pengembangan industri manufakturing baru: mobil listrik, Energi Baru Terbarukan (matahari, angin, panas bumi, biofuel, kelautan, dan hidrogen), Semikonduktor, Chips, Baterai Nikel, Bioteknologi, Nanoteknologi, Ekonomi Kelautan, Ekonomi Kreatif, dan lainnya.

“Semua pembangunan ekonomi (butir-1 s/d 5) mesti berbasis pada Pancasila (pengganti Kapitalisme), Ekonomi Hijau (Green Economy), dan Ekonomi Digital (Industry 4.0),” ujar Anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pengembangan Pesisir dan Lautan, Universitas Bremen, Jerman itu.

Revitalisasi industri manufakturing yang unggul sejak masa Orde Baru: (1) Mamin, (2) TPT (Tekstil dan Produk Tekstil), (3) kayu dan produk kayu, (4) pulp and paper, (5) Elektronik, (6) Otomotif, dan lainnya.

Pengembangan industri manufakturing baru: mobil listrik, Energi Baru Terbarukan (matahari, angin, panas bumi, biofuel, kelautan, dan hidrogen), Semikonduktor, Chips, Baterai Nikel, Bioteknologi, Nanoteknologi, Ekonomi Kelautan, Ekonomi Kreatif, dan lainnya.

“Semua pembangunan ekonomi (butir-1 s/d 5) mesti berbasis pada Pancasila (pengganti Kapitalisme), Ekonomi Hijau (Green Economy), dan Ekonomi Digital (Industry 4.0),” ujar Anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pengembangan Pesisir dan Lautan, Universitas Bremen, Jerman itu.

Ekonomi kelautan didefinisikan Prof. Rokhmin Dahuri sebagai kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, serta kegiatan ekonomi di darat (lahan atas) yang menggunakan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.

Prof. Rokhmin Dahuri memaparkan domain, potensi dan tingkat pemanfaatan ekonomi kelautan dan perikanan Indonesia. Ia menyebutkan, total potensi ekonomi sebelas sektor kelautan Indonesia: US$ 1,348 triliun/tahun atau 5 kali lipat APBN 2019 (Rp 2.400 triliun = US$ 190 miliar) atau 1,3 PDB Nasional saat ini.

Sektor kelautan dan perikanan Indonesia mampu menyediakan lapangan kerja untuk 45 juta orang atau 30 persen total angkatan kerja Indonesia.

“Namun, pada 2014 kontribusi ekonomi kelautan bagi PDB Indonesia sekitar 20%. Negara-negara lain dengan potensi kelautan lebih kecil (seperti Thailand, Korsel, Jepang, Maldives, Norwegia, dan Islandia),, kontribusinya lebih besar dari 30 persen,” jelas Duta Besar Kehormatan Kepulauan Jeju dan Kota Metropolitan Busan, Korea Selatan itu.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Wanita Ini Jadi Korban Kekerasan Seksual Tentara Israel

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Mia Schem, seorang wanita Israel, sebelumnya disandera oleh faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza.

Setelah dibebaskan, Mia diduga mengalami pemerkosaan oleh instruktur gym Israel bernama Nati Avidan.

Hadi Nasrallah, aktivis Palestina, mengungkapkan dugaan pemerkosaan tersebut melalui sebuah postingan di media sosial.

Mia diduga dibius oleh Avidan sebelum tindakan keji tersebut terjadi.

Hadi menyebutkan bahwa ini mencerminkan kondisi buruk masyarakat Israel yang lebih berbahaya daripada Hamas.

Mia Schem sempat terkenal karena video permohonannya untuk dibebaskan bersama para sandera lainnya.

Dalam video itu, Mia mengatakan bahwa dirinya dibawa ke Gaza dari Sderot pada pagi hari.

Dia mengaku terluka di tangannya saat dibawa ke Gaza dan menjalani operasi selama tiga jam.

Mia mengungkapkan bahwa para pejuang Palestina merawatnya dengan baik setelah ia terluka.

Dia memuji kebaikan para pejuang Palestina yang memberinya perawatan medis dan makanan yang baik.

Namun, setelah dibebaskan, Mia mengalami kekerasan dari seorang warga Israel sendiri.

Netizen menanggapi insiden ini dengan mengkritik masyarakat Israel yang dianggap bobrok.

Beberapa warganet berpendapat bahwa Mia merasa lebih aman selama ditawan oleh Hamas.

Pernyataan itu memperlihatkan bagaimana masyarakat Israel dianggap lebih berbahaya dibandingkan dengan pejuang Palestina.

Warganet lainnya menyebut kejadian ini sebagai bukti dari obsesi buruk sebagian orang Israel terhadap kekerasan seksual.

Kasus ini menciptakan kecaman luas terhadap perilaku buruk yang terjadi di masyarakat Israel.

Continue Reading

News

Terjadi Saat Shalat Jumat, Ratusan Muslim Dikhawatirkan Syahid Akibat Gempa Myanmar

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar pada saat umat Muslim tengah melaksanakan shalat Jumat di bulan Ramadhan, menewaskan banyak jamaah yang sedang berkumpul di masjid-masjid. Htet Min Oo, salah satu korban, terperangkap di antara reruntuhan masjid yang runtuh, sementara dua bibinya terperangkap sepenuhnya di rumah mereka. Meskipun ada usaha dari tetangga untuk mengevakuasi, hanya satu bibi yang berhasil selamat.

Di wilayah Mandalay, banyak masjid mengalami kerusakan parah, dengan lebih dari 50 masjid dilaporkan hancur. Seorang penduduk yang mencoba menyelamatkan korban yang terjebak di bawah puing-puing masjid mengatakan bahwa setidaknya 10 orang syahid di desa Sule Kone, dan lebih banyak korban mungkin jatuh di tiga masjid yang hancur di desa tersebut. Pembatasan dari pemerintah Myanmar menghambat usaha penyelamatan lebih lanjut.

Muslim merupakan minoritas di Myanmar, dan sering menjadi sasaran diskriminasi dan kekerasan. Selain itu, pemerintah Myanmar juga mempersulit perbaikan atau pembangunan masjid baru, menyebabkan banyak masjid bersejarah rusak tanpa perawatan yang memadai.

Continue Reading

News

Zakat dari Harta Haram, Apa Hukumnya?

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Zakat diwajibkan hanya atas harta yang diperoleh dengan cara yang halal. Hal ini ditegaskan dalam Fatwa MUI Nomor 13 Tahun 2011, yang menyatakan bahwa harta yang diperoleh secara haram, seperti dari riba, perjudian, korupsi, atau pencurian, tidak bisa disucikan dengan zakat.

Ayat Al-Quran dan hadis juga menegaskan bahwa Allah hanya menerima harta yang halal. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 267, Allah memerintahkan umat Islam untuk mengeluarkan zakat dari hasil usaha yang halal dan baik. Rasulullah ﷺ juga bersabda bahwa Allah tidak menerima kecuali yang baik.

Zakat dari harta haram tidak akan mendapat pahala, bahkan dosa tetap ditanggung oleh pemiliknya. Oleh karena itu, zakat tidak bisa dikeluarkan dari harta yang diperoleh dengan cara yang haram. Sebagai gantinya, pemilik harta haram wajib mengembalikannya kepada pemilik yang sah atau menyalurkannya untuk kepentingan umum, sesuai dengan ketentuan syariat.

MUI juga menyarankan agar umat Islam bertaubat, meminta ampun kepada Allah, dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Zakat hanya berlaku pada harta yang halal, dan harta haram harus disalurkan untuk kepentingan yang sesuai syariat.

Continue Reading

News

Syaikh Usamah Ar Rifa’i Terpilih Jadi Mufti Agung Suriah

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Syeikh Usamah al-Rifai baru-baru ini diangkat kembali sebagai Mufti Agung Suriah, posisi otoritas keagamaan tertinggi di negara tersebut.

Pengangkatan ini dilakukan setelah Presiden sementara Ahmad al-Sharaa memulihkan jabatan tersebut setelah jatuhnya rezim Assad pada Desember 2024.

Al-Rifai, yang juga Ketua Rabithah Ulama Syam, sebelumnya diangkat oleh oposisi pada 2021 setelah Bashar al-Assad mencabut jabatan Mufti Agung.

Pengangkatan kembali al-Rifai ditegaskan oleh pemerintah Suriah sebagai bagian dari upaya membangun kembali lembaga negara pasca-rezim Assad.

Dewan Fatwa baru yang dibentuk bersamaan dengan pengangkatan al-Rifai mencakup sejumlah ulama terkemuka, termasuk Abdul Fattah al-Bazm dan Wahbi Suleiman.

Presiden al-Sharaa menjelaskan bahwa pemulihan jabatan mufti penting untuk membangun kembali institusi yang hancur akibat rezim yang jatuh.

Al-Rifai kembali memimpin komunitas Islam Suriah pada saat penting transisi politik di negara tersebut.

Meskipun demikian, pengangkatan ini menuai kontroversi, terutama terkait pandangannya tentang peran gender dan organisasi internasional di Suriah.

Pada 2011, al-Rifai menuduh PBB dan LSM menyebarkan gagasan pembebasan perempuan yang dianggapnya mengancam nilai-nilai keluarga Suriah.

Lahir di Damaskus pada 1944, al-Rifai adalah putra dari ulama terkenal, Syeikh Abdul Karim al-Rifai, dan memulai pendidikan agama di Universitas Damaskus.

Pada akhir 1970-an, al-Rifai bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan meninggalkan Suriah pada 1981 setelah pengawasan pemerintah terhadap aktivitasnya.

Di Arab Saudi, ia melanjutkan kegiatan ilmiah dan kembali ke Suriah pada 1993 setelah beberapa tahun di pengasingan.

Setelah pembunuhan PM Lebanon Rafic Hariri pada 2005, Suriah mengalami periode keterbukaan politik yang singkat, yang memungkinkan al-Rifai memulai proyek sosial.

Proyek “Maintain the Grace” yang dipelopori oleh al-Rifai bertujuan membantu orang miskin di Damaskus namun terbatas pada 2008.

Al-Rifai menjadi pendukung aktif oposisi Suriah sejak 2011, menggunakan masjid untuk menyampaikan pesan perlawanan terhadap pemerintah Assad.

Pada 27 Agustus 2011, masjid yang ia kelola diserang oleh pasukan keamanan Suriah, menyebabkan dirinya dan jamaah lainnya terluka.

Setelah pindah ke Turki pada 2012, al-Rifai membentuk Rabithah Ulama Syam, yang mencakup lebih dari 40 badan Islam dan syariah dari berbagai faksi Suriah.

Di Turki, ia melanjutkan pengajaran dan mendirikan lembaga pendidikan, serta ditunjuk sebagai kepala Dewan Islam Suriah oleh Presiden Erdoğan pada 2014.

Sebagai Mufti Agung Suriah, al-Rifai dikenal karena kritiknya terhadap ideologi takfiri dan sektarianisme, khususnya yang melibatkan ISIS dan Iran.

Setelah jatuhnya rezim Assad, al-Rifai diangkat kembali sebagai Mufti Agung pada 28 Maret 2025 oleh Presiden Ahmad al-Sharaa.

Continue Reading

News

Hari Ini Jasa Marga Berlakukan Contraflow di Tol Jagorawi Arah Puncak

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Pengelola jalan tol Jasa Marga memberlakukan sistem contraflow di ruas Tol Jagorawi arah Puncak, Jawa Barat, mulai dari KM 44+500 hingga KM 46+500 pada Rabu (2/4/2025). Kebijakan ini diterapkan atas diskresi kepolisian untuk mengantisipasi peningkatan volume kendaraan selama libur Lebaran.

“Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas wisata dan silaturahmi di Ruas Tol Jagorawi arah Puncak pada masa libur Lebaran 2025/1446 H, Jasa Marga menerapkan contraflow mulai pukul 06.35 WIB,” ujar Senior Manager Representative Office 1 Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Alvin Andituahta Singarimbun, di Jakarta.

Jasa Marga mengimbau para pengguna jalan untuk merencanakan perjalanan dengan baik dan mengikuti rekayasa lalu lintas yang berlaku. Selain itu, pengendara diingatkan untuk memastikan kecukupan saldo kartu elektronik guna menghindari antrean di gerbang tol serta selalu mematuhi rambu lalu lintas dan arahan petugas di lapangan.

Sementara itu, kondisi jalur utama Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada hari kedua Lebaran, Selasa (1/4/2025), terpantau ramai lancar. Pemudik bercampur dengan warga lokal yang melakukan perjalanan silaturahmi, sehingga terjadi peningkatan volume kendaraan di beberapa titik.

Kepadatan lalu lintas terutama terlihat di jalur Puncak-Cianjur, Jalan Raya Bandung-Cianjur, dan Jalan Raya Cianjur-Sukabumi. Kendaraan yang melintas didominasi oleh pemudik yang terlambat pulang kampung serta warga lokal yang mengunjungi sanak saudara atau tempat wisata.

Di beberapa titik rawan macet, seperti Pertigaan Hanjawar, Kebun Raya Cibodas, dan Pasar Cipanas, arus kendaraan tersendat sehingga petugas melakukan rekayasa lalu lintas dan penyekatan guna mencegah kemacetan total.

Untuk mengurai kepadatan, petugas mengarahkan kendaraan ke jalur alternatif seperti Pacet-Cianjur yang tembus ke Cipanas dan Hanjawar atau sebaliknya.

Tingginya aktivitas warga yang melakukan silaturahmi serta kunjungan ke tempat wisata, seperti Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, dan berbagai destinasi wisata di kawasan Puncak, turut berkontribusi terhadap peningkatan volume kendaraan di jalur utama Cianjur.

Dengan adanya rekayasa lalu lintas dan sistem contraflow, diharapkan arus kendaraan tetap terkendali selama periode libur Lebaran.

Continue Reading

News

Gibran Sebut Didit Prabowo Sebagai Pemersatu Tokoh Bangsa

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memuji Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau yang akrab disapa Didit Prabowo, putra Presiden Prabowo Subianto, sebagai sosok pemersatu berbagai tokoh di Indonesia.

“Saya lihat Mas Didit, selaku putra Presiden Prabowo, harus kita apresiasi. Beliau punya semangat mengumpulkan semua tokoh, baik tokoh-tokoh besar maupun tokoh-tokoh muda,” ujar Gibran di Solo, Jawa Tengah, Selasa (1/4/2025).

Menurutnya, upaya Didit dalam membangun komunikasi dengan berbagai pihak merupakan langkah luar biasa yang patut diapresiasi.

“Saya kira itu luar biasa sekali. Beliau sowan ke sana kemari menggandeng semua, terutama anak-anak muda. Saya kira itu patut diapresiasi,” tambahnya.

Gibran juga menyambut baik wacana pertemuan antara para presiden Indonesia dari periode sebelumnya, yang menurutnya bisa difasilitasi oleh Didit Prabowo.

“Boleh banget, dan saya kira Mas Didit ini tokoh yang bisa diterima oleh semua pihak,” katanya.

Terkait kunjungan Didit ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang juga ayahanda Gibran, pada hari pertama Lebaran, Wapres mengaku telah mendengar langsung rencana tersebut dari Didit.

“Kemarin waktu open house di Jakarta, memang beliau ingin mampir ke Sumber, malah keduluan,” ujarnya.

Sebelum berkunjung ke rumah Jokowi di Solo, Didit Prabowo juga sempat bertemu dengan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, di kediamannya di Jakarta pada hari yang sama.

Langkah Didit dalam membangun komunikasi dengan berbagai tokoh dinilai sebagai upaya positif dalam menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika politik yang berkembang.

Continue Reading

News

Polemik UU TNI!Mantan Panglima GAM Justru Pro

Di tengah perdebatan sengit tentang revisi UU TNI, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Sayed Mustafa Usab, memberikan perspektif yang berbeda. Ia menyoroti bagaimana polemik ini cenderung diarahkan pada trauma sejarah daripada substansi aturan.

Published

on

Monitorday.com – Pengesahan revisi UU TNI menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ada kekhawatiran akan kembalinya dwifungsi ABRI seperti di era Orde Baru. Di sisi lain, ada argumen bahwa revisi ini justru bertujuan memperkuat peran TNI dalam mendukung jalannya pemerintahan tanpa mengabaikan batasan aturan yang ada.

Sayed Mustafa Usab, mantan Panglima GAM, menilai bahwa polemik ini terlalu dibesar-besarkan dengan sentimen historis. Menurutnya, tidak ada upaya sistematis untuk menghidupkan kembali dwifungsi ABRI. Justru, revisi ini mengatur dengan lebih jelas bagaimana prajurit TNI bisa ditempatkan di lembaga sipil tanpa membawa struktur militer mereka.

“Penempatan TNI di lembaga sipil tentunya berdasarkan kemampuan dan kelayakan mereka,” ujar Sayed. Ia menegaskan bahwa mekanisme seleksi tetap berlaku, dan mereka yang ditunjuk harus mengundurkan diri dari status militer aktif.

Sayed juga menyoroti bahwa kekhawatiran tentang TNI menguasai ranah sipil terlalu berlebihan. Ia menegaskan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan pemerintah, bukan di TNI itu sendiri. “Pemerintah yang menerima atau menolak, bukan TNI yang menentukan sendiri,” katanya.

Bahkan di Aceh, daerah yang pernah mengalami konflik berkepanjangan, Sayed melihat bahwa isu ini tidak terlalu mempengaruhi masyarakat. Menurutnya, yang lebih penting bagi rakyat Aceh saat ini adalah kesejahteraan, bukan perdebatan yang bernuansa politis.

“Pemikiran pemberontakan seperti dahulu sudah tamat,” ujar Sayed. Ia menekankan bahwa tuntutan rakyat kini lebih kepada pemerataan kesejahteraan di seluruh Indonesia, bukan pada perdebatan ideologis.

Dinamika perdebatan soal revisi UU TNI mencerminkan bagaimana sejarah masih menjadi faktor besar dalam melihat kebijakan saat ini. Namun, seperti yang disampaikan Sayed, kebijakan harus dilihat dalam konteksnya saat ini, bukan hanya melalui lensa masa lalu.

Continue Reading

News

Mudik Lebaran 2025, Mesin Penggerak Ekonomi

Mudik Lebaran 2025 menjadi pendorong ekonomi nasional dan daerah. Lonjakan konsumsi di sektor transportasi, akomodasi, makanan, oleh-oleh, dan pariwisata meningkatkan perputaran uang dan kesejahteraan masyarakat.

Published

on

Monitorday.com – Bau tanah basah selepas hujan di kampung halaman, suara takbir menggema di udara, dan senyum lebar para pemudik yang akhirnya tiba setelah perjalanan panjang—semua ini bukan sekadar ritual tahunan. Mudik Lebaran 2025 bukan hanya tentang nostalgia dan reuni keluarga, tetapi juga momentum emas bagi perekonomian nasional dan daerah.

Sejak awal April, gelombang pemudik mulai membanjiri berbagai moda transportasi. Jalan tol, stasiun, terminal, hingga bandara dipenuhi lautan manusia yang pulang ke kampung halaman. Di balik hiruk-pikuk ini, ada roda ekonomi yang bergerak semakin kencang. Konsumsi masyarakat melonjak drastis, memberikan dorongan luar biasa bagi berbagai sektor. Transportasi mengalami lonjakan permintaan, tiket kereta dan pesawat ludes terjual, kendaraan pribadi memenuhi jalanan, sementara penjualan bahan bakar meningkat tajam. Hotel dan penginapan pun panen pelanggan, dari kelas melati hingga bintang lima. Di kota-kota tujuan mudik, bisnis makanan dan oleh-oleh kebanjiran pesanan, pusat perbelanjaan ramai, dan pasar tradisional hidup lebih semarak dari biasanya.

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Wihadi Wiyanto, menegaskan bahwa fenomena mudik kali ini adalah bukti nyata daya beli masyarakat yang tetap terjaga. Industri makanan dan minuman mencatatkan pertumbuhan signifikan. Warung tegal di pinggir jalan hingga restoran mewah mengalami peningkatan pelanggan. Pedagang kaki lima merasakan rezeki berlipat, sementara UMKM yang memproduksi makanan khas daerah menikmati lonjakan penjualan. Ini bukan sekadar siklus tahunan, melainkan aliran darah segar bagi ekonomi rakyat.

Dampak ekonomi mudik ini semakin kuat dengan dukungan dari berbagai sektor. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemudik yang kembali ke daerah asal mereka membawa efek domino positif bagi perekonomian lokal. Pergerakan besar-besaran ini bukan hanya mempercepat perputaran uang, tetapi juga mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru di daerah. Banyak pemudik yang memanfaatkan momen ini untuk berinvestasi atau bahkan membuka usaha kecil-kecilan setelah melihat peluang di kampung halaman mereka.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, turut mengamini bahwa aktivitas mudik memberikan dampak positif bagi ekonomi daerah. Ia mengungkapkan bahwa pergerakan pemudik mendorong konsumsi barang dan jasa, yang pada akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal. Ia mencontohkan Dusun Bambu di Kabupaten Bandung, yang mencatat lonjakan pengunjung hingga 17.000 orang per hari selama libur Lebaran. Ini bukan hanya berkah bagi pengelola destinasi wisata, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup pada sektor pariwisata.

Data historis menunjukkan bahwa mudik selalu menjadi pendorong ekonomi yang efektif. Pada 2024, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat perputaran uang selama libur Lebaran mencapai Rp157,3 triliun. Pergerakan pemudik pun terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2023 mencatat 123,8 juta pemudik, naik drastis dari 85,5 juta pada 2022. Tahun 2024 melonjak ke angka 193,6 juta orang, dan untuk 2025, Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pemudik mencapai 146,48 juta orang. Lonjakan ini beriringan dengan meningkatnya konsumsi dan belanja masyarakat di berbagai sektor.

Mudik Lebaran 2025 bukan hanya soal perjalanan pulang. Ini adalah fenomena ekonomi dengan dampak luas. Dari warung kopi di pinggir jalan hingga pusat perbelanjaan mewah, dari pedagang kaki lima hingga industri transportasi, semua merasakan dampaknya. Bagi pemerintah, ini adalah kesempatan untuk memastikan distribusi ekonomi yang lebih merata. Bagi para pemudik, ini bukan sekadar perjalanan, melainkan kontribusi nyata terhadap roda perekonomian bangsa. Lebaran bukan hanya soal kembali ke kampung halaman, tetapi juga momentum untuk menghidupkan ekonomi dari kota hingga desa.

Continue Reading

News

Jadi Pahlawan Karhutla di Korea Selatan, Ini Sosok Sugiyanto

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Aksi heroik dilakukan oleh seorang nelayan asal Indonesia, Sugiyanto, yang turut serta dalam proses evakuasi warga lanjut usia (lansia) saat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda Yeongdok, Korea Selatan.

Bersama kepala desa setempat, Yoo Myung-sin, Sugiyanto membantu menyelamatkan warga dari kobaran api yang mengancam pemukiman mereka.

Mengutip Korea JoongAng Daily, Sugiyanto yang telah delapan tahun bekerja di Korea Selatan, berlari dari rumah ke rumah bersama Yoo Myung-sin pada pukul 11 malam waktu setempat.

Mereka membangunkan warga yang masih tertidur dan segera mengevakuasi mereka ke tempat aman. Beberapa warga lansia bahkan harus digendong keluar dari rumah untuk menghindari bahaya.

Seorang warga berusia 90 tahun mengenang momen menegangkan tersebut.

“Jika bukan karena dia, kami semua pasti sudah meninggal. Saya tertidur saat menonton TV, tetapi saya terbangun karena mendengar teriakan,” ujarnya.

“Ketika saya membuka pintu, Sugiyanto sudah ada di sana, dan dia menggendong saya keluar rumah.”

Sugiyanto, yang memiliki seorang istri dan anak berusia lima tahun di Indonesia, mengaku telah menganggap desa tempat tinggalnya di Korea Selatan sebagai rumah kedua.

“Saya harus kembali ke rumah setelah tiga tahun,” ujarnya dengan penuh haru.

Setelah evakuasi berhasil dilakukan, Sugiyanto menerima telepon dari istrinya di Indonesia yang mengungkapkan rasa bangga atas tindakan heroiknya. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, dan Sugiyanto merasa lega telah berkontribusi menyelamatkan warga desanya.

Aksi keberanian Sugiyanto mendapat apresiasi luas, membuktikan bahwa keberanian dan kepedulian dapat melintasi batas negara.

Continue Reading

News

Tiket Pesawat Turun Saat Lebaran, Naik Pasca Lebaran!

Harga tiket pesawat domestik turun saat Lebaran tetapi melonjak tajam setelahnya. Fenomena ini terus berulang, membuat penumpang terkejut setiap tahunnya.

Published

on

Monitorday.com – “Selamat datang di penerbangan pasca-Lebaran! Kami senang Anda kembali bersama kami setelah perjalanan penuh haru dan rindu saat mudik. Harap tetap duduk dan kencangkan sabuk pengaman, karena kita akan segera memasuki zona turbulensi harga tiket yang mendadak naik tanpa aba-aba!”

Para penumpang yang budiman, apakah Anda masih menikmati sisa ketupat dan opor ayam? Atau justru mulai mempersiapkan dompet yang tiba-tiba terasa lebih ringan karena tiket pulang ke perantauan kini lebih mahal daripada koper yang penuh oleh-oleh? Jika Anda merasa terjebak dalam fenomena ini, jangan khawatir, Anda tidak sendirian.

Seperti biasa, harga tiket pesawat domestik memberikan kejutan khas Lebaran. Saat ribuan pemudik berbondong-bondong pulang ke kampung halaman, maskapai murah hati memberi “diskon” dengan harga yang lebih ramah di kantong. Namun, begitu masa cuti berakhir, harga tiket seolah-olah terkena efek jet lag: tiba-tiba melonjak tajam, bahkan lebih tinggi daripada semangat reuni keluarga yang baru saja Anda tinggalkan.

Ambil contoh rute Medan-Jakarta. Jika Anda beruntung membeli tiket saat Ramadan, harga tiketnya hanya sekitar Rp 800 ribu. Namun, jika Anda baru memikirkan perjalanan pulang setelah Lebaran, bersiaplah merogoh kocek hingga Rp 7 juta, setara dengan harga tiket ke Eropa. Ada yang berkata, “Lebih baik naik kapal laut saja!” Sayangnya, waktu tempuhnya tidak secepat naik pesawat, kecuali Anda memang ingin menikmati liburan panjang yang tak terencana.

Bagi yang berharap tiket rute Jakarta-Medan tetap murah, ada sedikit kabar baik—setidaknya lebih baik dibanding rekan-rekan dari Medan yang hendak kembali ke ibu kota. Tiket di harga Rp 1 juta masih bisa ditemukan, meski tetap lebih mahal dari harga saat Ramadan. Namun, jangan terlalu gembira dulu! Bisa jadi, harga tiket itu hanyalah anomali sementara sebelum kembali naik lebih tinggi dari angka THR yang baru saja Anda terima.

Lalu, bagaimana dengan rute Medan-Yogyakarta? Oh, kisahnya tak jauh berbeda. Harga tiket pasca-Lebaran melonjak ke angka Rp 4,7 juta, padahal saat Ramadan hanya Rp 1,7 juta. Barangkali, maskapai menganggap bahwa wisata ke Jogja setelah Lebaran adalah pengalaman premium, lengkap dengan nuansa “back to reality” yang mendebarkan.

Sementara tiket domestik makin mahal, tiket ke luar negeri justru memberikan kejutan berbeda. Rute Medan-Kuala Lumpur, misalnya, mengalami penurunan harga hingga Rp 800 ribu setelah Lebaran. Ini bisa menjadi opsi menarik bagi yang ingin liburan murah ke negeri tetangga dibanding pulang ke kota sendiri dengan harga yang lebih mahal. Jangan-jangan, sebentar lagi slogan “Liburan ke luar negeri lebih murah daripada pulang kampung” akan menjadi kenyataan?

Tapi tenang saja, seperti dalam setiap penerbangan, turbulensi harga ini akan berlalu. Maskapai akan kembali “bermurah hati” setelah arus balik selesai dan bandara kembali lengang. Jadi, jika Anda masih di kampung halaman dan enggan merogoh kantong terlalu dalam, mungkin ada baiknya menunda kepulangan sedikit lebih lama. Toh, bekerja dari kampung halaman juga terdengar seperti ide yang menarik, bukan?

Untuk sekarang, harap tetap duduk dengan nyaman, siapkan mental untuk harga tiket berikutnya, dan jangan lupa, tetaplah tersenyum meski dompet mulai menipis. Terima kasih telah terbang bersama maskapai realitas harga, dan semoga perjalanan Anda menyenangkan!

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



News6 hours ago

Wanita Ini Jadi Korban Kekerasan Seksual Tentara Israel

Sportechment6 hours ago

Timnas U-17 Siap Tempur di Ajang Piala Asia 2025, Erick Thohir Kirim Pesan Ini

Ruang Sujud8 hours ago

Jejak Ulama dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

News10 hours ago

Terjadi Saat Shalat Jumat, Ratusan Muslim Dikhawatirkan Syahid Akibat Gempa Myanmar

Ruang Sujud12 hours ago

Peran Ulama dalam Membangun Peradaban Islam

Sportechment13 hours ago

Trump Bicara Soal Jelang TikTok Kena Banned 5 April

Review13 hours ago

Strategi Global, Dimana Posisi Indonesia?

Sportechment13 hours ago

Val Kilmer, Pemeran Batman Forever Meninggal Dunia di Usia 65 Tahun

Review14 hours ago

Jika Pilpres di 2026: Prabowo-Dedi Mulyadi, Duet Paling Tepat!

News14 hours ago

Zakat dari Harta Haram, Apa Hukumnya?

Ruang Sujud16 hours ago

Ulama dan Perkembangan Ilmu Keislaman di Nusantara

News18 hours ago

Syaikh Usamah Ar Rifa’i Terpilih Jadi Mufti Agung Suriah

Sportechment18 hours ago

Pengakuan Carlo Ancelotti Usai Real Madrid Kebobolan 4 Gol

News18 hours ago

Hari Ini Jasa Marga Berlakukan Contraflow di Tol Jagorawi Arah Puncak

News18 hours ago

Gibran Sebut Didit Prabowo Sebagai Pemersatu Tokoh Bangsa

Sportechment19 hours ago

Bomber Inter Milan Absen Lawan AC Milan di Semifinal Coppa Italia, Lha Kok Kenapa?

News19 hours ago

Polemik UU TNI!Mantan Panglima GAM Justru Pro

News19 hours ago

Mudik Lebaran 2025, Mesin Penggerak Ekonomi

Sportechment19 hours ago

Momen Spesial Timnas Indonesia U-17 Rayakan Idulfitri di Jeddah

News20 hours ago

Jadi Pahlawan Karhutla di Korea Selatan, Ini Sosok Sugiyanto