Monitorday.com – Pada Senin, 25 November 2024, suasana kelas Linguistik Mutakhir Terapan Kelas A Program Doktoral Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta dipenuhi dengan kehangatan dan kegembiraan yang tak biasa.
Di tengah kesibukan akademik yang padat, para mahasiswa menyambut Hari Guru dengan cara yang berbeda. Kelas yang biasanya penuh dengan diskusi ilmiah dan tumpukan penelitian mutakhir, hari itu berubah menjadi ruang perayaan yang menyatukan.
Kehadiran Prof. Ifan Iskandar dan Prof. Syamsi, dua sosok yang senantiasa memberikan arahan bijak dalam dunia linguistik terapan, memberi sentuhan istimewa pada momen tersebut.
Ketika kedua dosen tersebut memasuki ruang kelas, para mahasiswa serentak berdiri, menyambut mereka dengan ucapan selamat Hari Guru yang tulus.
Kehangatan hubungan antara dosen dan mahasiswa begitu terasa, menghapus jarak yang sering kali terbentuk dalam dunia akademik yang formal. Sambil menikmati hidangan khas berbagai daerah yang disajikan dengan penuh rasa, mereka berbagi cerita, tawa, dan pengalaman yang mempererat ikatan antara guru dan murid, antara teori dan praktik.
Hidangan yang disuguhkan pada perayaan ini bukan hanya sekadar makanan, melainkan simbol dari keragaman budaya Indonesia yang selalu menjadi topik dalam penelitian linguistik.
Ada tempe mendoan, kerupuk kuningan, tape, donat khas daerah, hingga sambalado khas padang yang menggugah selera. Semua hadir untuk merayakan keberagaman, tidak hanya dalam bahasa, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang penuh dengan warna dan rasa.
Dalam suasana kebersamaan itu, Prof. Ifan Iskandar dan Prof. Syamsi tak sekadar berbicara tentang teori linguistik. Mereka lebih memilih untuk berbagi inspirasi mengenai pentingnya menjaga semangat penelitian yang terus berkembang.
“Linguistik terapan bukan hanya tentang teori yang terkumpul di dalam buku, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat meresapi dan mengaplikasikan ilmu itu dalam konteks kehidupan nyata,” ujar Prof. Ifan dengan penuh semangat, mengingatkan mahasiswa tentang pentingnya penelitian yang relevan dengan perubahan zaman.
Di tengah perbincangan ringan namun berbobot, mahasiswa pun terinspirasi untuk lebih mendalami dunia penelitian linguistik yang terus berkembang. Mereka diajak untuk melihat penelitian tidak hanya sebagai tugas akademik semata, tetapi sebagai bagian dari upaya memahami dinamika bahasa yang hidup dan berkembang di masyarakat.
Prof. Syamsi pun menambahkan, “Sebagai peneliti, kita harus mampu melihat bahasa dalam dimensi yang lebih luas, melampaui batas-batas teori yang ada, untuk menemukan makna yang lebih dalam.”
Hari itu, Kelas Linguistik Terapan Universitas Negeri Jakarta bukan sekadar merayakan Hari Guru, tetapi juga merayakan semangat kebersamaan, penghargaan terhadap ilmu pengetahuan, dan rasa hormat yang tulus antara dosen dan mahasiswa.
Momen sederhana itu menjadi simbol bahwa dalam dunia pendidikan, meski penuh dengan tantangan dan kerja keras, kebersamaan dan rasa hormat adalah hal yang tak ternilai harganya.