Monitorday.com – Peringatan Hari Al-Quds Internasional kembali menjadi ajang solidaritas global bagi perjuangan rakyat Palestina. Ribuan orang di berbagai negara, termasuk Indonesia, turun ke jalan untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan mengecam agresi Israel yang terus berlanjut.
Koordinator Barisan Aksi Resistensi Al-Aqsa (BARQ), Zaid Ali, menegaskan bahwa kondisi di Palestina semakin memburuk akibat agresi militer Israel yang berlangsung tanpa henti.
“Sejak 1948, rakyat Palestina terus dijajah dengan brutal di depan mata dunia. Kini, mereka menghadapi genosida paling kejam dalam sejarah,” ujar Zaid dalam wawancara eksklusif.
Zaid menjelaskan bahwa serangan besar-besaran terhadap Gaza dan Tepi Barat dilakukan dengan dalih membalas operasi “Badai al-Quds” pada 7 Oktober 2023. Namun, yang menjadi korban adalah rakyat sipil Palestina.
“Ratusan ribu warga Palestina telah gugur syahid atau mengalami luka-luka. Rumah sakit, sekolah, rumah warga, gardu listrik, dan infrastruktur lainnya hancur total hingga rata dengan tanah,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata terus dilakukan oleh Israel.
“Mereka tidak hanya menargetkan Palestina, tetapi juga rakyat dan patriot Lebanon di Selatan, masyarakat Yaman yang membela Palestina, serta wilayah selatan Suriah yang terus dicaplok secara ilegal,” kata Zaid.
Zaid juga menyoroti peran Amerika Serikat dalam mendukung agresi Israel di Timur Tengah.
“Tanpa sokongan dari rezim arogan AS, koloni zionis sudah lama runtuh. Awal Maret lalu saja, AS mencairkan 4 miliar dolar dari 12 miliar dolar bantuan militernya untuk Israel. Ini bukan untuk keamanan Israel, tetapi demi mempertahankan dominasi dan kolonialisasi AS di kawasan,” tegasnya.
Ia juga mengecam pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang sempat mengusulkan pemindahan warga Palestina ke negara lain.
“Ini adalah bentuk paling vulgar dan arogan dalam menormalisasi proyek genosida terhadap rakyat Palestina,” kata Zaid dengan nada geram.
Menurut Zaid, Hari Al-Quds Internasional bukan sekadar ajang demonstrasi, tetapi telah berevolusi menjadi simbol perlawanan global.
“Hari Al-Quds bukan hanya untuk memperingati, tetapi menjadi momentum untuk melawan penjajahan Israel dan hegemoni AS. Jutaan orang turun ke jalan di seluruh dunia untuk membuktikan bahwa Palestina tidak sendirian,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kelompok-kelompok perlawanan Palestina seperti Hamas, Jihad Islam, Hizbullah, dan Ansarullah telah menyerukan dunia Islam untuk bertindak lebih jauh dalam mendukung perjuangan Palestina.
Zaid juga mengapresiasi dukungan masyarakat Indonesia terhadap Palestina yang terus menguat setiap tahunnya.
“Semangat perlawanan terhadap penjajahan selalu ada di hati bangsa Indonesia. Ini bukan hanya soal Palestina, tetapi soal kemanusiaan dan keadilan global,” katanya.
Ia berharap pemerintah Indonesia semakin aktif dalam memperjuangkan hak-hak Palestina di forum internasional.
“Perjuangan ini akan terus berlanjut hingga Palestina merdeka sepenuhnya, dengan izin Allah SWT,” tutupnya.