Ruang Sujud
Hati-Hati dengan Istidraj: Ketika Kemewahan Dunia Menjadi Tanda Azab

Published
6 days agoon
By
Yusuf Hasyim
Dalam hidup, kita sering melihat orang yang hidupnya penuh kemewahan dan kesuksesan, tetapi mereka justru semakin jauh dari agama. Mereka menikmati segala fasilitas dunia tanpa hambatan, seakan-akan hidup mereka sempurna. Namun, tahukah kita bahwa hal ini bisa jadi bukan keberkahan, melainkan istidraj—sebuah bentuk azab tersembunyi dari Allah?
Apa Itu Istidraj?
Istidraj adalah keadaan di mana seseorang terus-menerus diberi kenikmatan duniawi oleh Allah, padahal mereka berada dalam kesesatan. Nikmat tersebut bukanlah tanda kasih sayang, melainkan jebakan yang membuat mereka semakin jauh dari Allah.
Allah SWT berfirman:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (QS. Al-An’am: 44)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah bisa saja membiarkan seseorang hidup dalam kelimpahan sebagai bentuk hukuman tersembunyi. Mereka merasa nyaman, tetapi sesungguhnya mereka sedang ditarik menuju kebinasaan tanpa mereka sadari.
Tanda-Tanda Seseorang Terkena Istidraj
1. Makin Kaya, tetapi Makin Jauh dari Allah
Orang yang mengalami istidraj akan terus bertambah kekayaannya, tetapi ibadahnya justru semakin berkurang. Mereka merasa tak perlu berdoa atau bersyukur karena menganggap semuanya adalah hasil usaha mereka sendiri.
2. Terus Berbuat Maksiat tanpa Rasa Bersalah
Mereka melakukan dosa tanpa merasa takut atau menyesal. Bahkan, mereka menganggap kemaksiatan sebagai gaya hidup dan terus menikmatinya.
3. Kesuksesan Datang dengan Mudah tanpa Ujian
Berbeda dengan orang beriman yang diuji sebelum mendapatkan sesuatu, mereka yang mengalami istidraj justru mendapatkan segalanya dengan mudah. Ini membuat mereka semakin lalai dan angkuh.
4. Merasa Tidak Butuh Allah
Mereka jarang berdoa dan menganggap agama hanya untuk orang yang lemah. Mereka merasa dunia ada dalam genggaman mereka dan lupa bahwa segalanya bisa lenyap dalam sekejap.
Istidraj vs Keberkahan: Apa Bedanya?
Banyak orang salah mengira bahwa kemewahan adalah tanda keberkahan. Padahal, keberkahan dan istidraj memiliki perbedaan yang jelas:
Keberkahan adalah nikmat yang membawa seseorang semakin dekat kepada Allah. Orang yang diberi keberkahan tetap rendah hati, bersyukur, dan taat kepada Allah.
Istidraj adalah nikmat yang justru menjauhkan seseorang dari Allah. Orang yang terkena istidraj merasa dunia adalah segalanya dan lupa pada kehidupan akhirat.
Bagaimana Menghindari Istidraj?
1. Selalu Bersyukur dan Mengingat Allah
Jangan biarkan nikmat dunia membuat kita lupa pada Allah. Biasakan untuk selalu bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut untuk hal yang bermanfaat.
2. Perbanyak Taubat dan Istighfar
Jika kita merasa hidup terlalu nyaman tetapi jauh dari ibadah, itu adalah tanda bahaya. Segeralah bertobat sebelum nikmat berubah menjadi azab.
3. Gunakan Rezeki untuk Kebaikan
Jika Allah memberikan kita kekayaan, gunakan itu untuk membantu sesama dan berkontribusi dalam amal kebaikan. Jangan biarkan harta menjadikan kita lupa diri.
4. Ingat bahwa Dunia Sementara
Semua yang kita miliki bisa hilang dalam sekejap. Keberkahan sejati bukan terletak pada harta, tetapi pada ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah.
Kesimpulan
Istidraj adalah ketika Allah memberikan kenikmatan duniawi kepada seseorang bukan sebagai tanda keberkahan, tetapi sebagai bentuk azab yang terselubung. Orang yang terkena istidraj sering kali merasa hidupnya sempurna, padahal sebenarnya mereka sedang dijauhkan dari rahmat Allah.
Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati terhadap nikmat yang kita terima. Jangan sampai kekayaan, kesuksesan, dan kenyamanan dunia membuat kita lalai. Perbanyak syukur, taubat, dan gunakan rezeki dengan cara yang diridai Allah agar kita terhindar dari istidraj.

Mungkin Kamu Suka
Ruang Sujud
Mengembalikan Fitrah Manusia dalam Kehidupan Modern

Published
18 hours agoon
27/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang merasa kehilangan jati diri dan arah hidup. Kesibukan dunia, tuntutan pekerjaan, pengaruh media sosial, serta gaya hidup materialistis sering kali membuat manusia menjauh dari fitrah aslinya. Fitrah manusia adalah kecenderungan bawaan yang diberikan oleh Tuhan sebagai pedoman menuju kebaikan dan keseimbangan dalam hidup. Namun, modernisasi telah menciptakan tantangan besar dalam mempertahankan dan mengembalikan fitrah ini.
Apa Itu Fitrah Manusia?
Fitrah manusia adalah kecenderungan alami untuk mengenal Tuhan, mencari kebenaran, serta menjalani kehidupan yang selaras dengan nilai-nilai moral dan etika. Dalam Islam, fitrah disebut sebagai keadaan suci di mana setiap manusia dilahirkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa manusia memiliki potensi bawaan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai kebaikan, tetapi lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup dapat membentuk atau mengubah arah perkembangan mereka.
Tantangan Fitrah dalam Kehidupan Modern
Perubahan zaman membawa berbagai tantangan yang membuat manusia semakin jauh dari fitrahnya. Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam kehidupan modern antara lain:
- Kesibukan yang Berlebihan
Dunia modern menuntut manusia untuk selalu produktif dan mengejar kesuksesan materi. Akibatnya, banyak orang yang kehilangan waktu untuk merenung, beribadah, atau sekadar menikmati kehidupan sederhana. - Pengaruh Media Sosial
Media sosial sering kali membuat manusia terjebak dalam pencitraan dan perbandingan dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya keikhlasan, rendahnya rasa syukur, serta kecenderungan untuk mencari validasi eksternal daripada memahami diri sendiri. - Materialisme dan Hedonisme
Budaya konsumtif dan gaya hidup mewah sering kali menjadi tolok ukur kebahagiaan di era modern. Akibatnya, banyak orang yang lupa bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang memiliki banyak hal, tetapi tentang hidup dengan hati yang tenang dan penuh makna. - Pendidikan yang Terfokus pada Prestasi Akademik
Sistem pendidikan modern lebih banyak menekankan kecerdasan intelektual dibandingkan dengan pembentukan karakter. Akibatnya, banyak orang yang tumbuh dengan kemampuan akademik yang tinggi tetapi miskin dalam aspek spiritual dan emosional. - Minimnya Waktu untuk Keluarga dan Hubungan Sosial
Kesibukan kerja dan aktivitas harian membuat banyak orang kehilangan waktu berkualitas dengan keluarga dan sahabat. Padahal, hubungan yang harmonis dengan orang-orang terdekat adalah bagian penting dari keseimbangan hidup manusia.
Cara Mengembalikan Fitrah dalam Kehidupan Modern
Meskipun tantangan di era modern begitu besar, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan fitrah manusia agar kembali hidup sesuai dengan nilai-nilai yang benar. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
1. Mendekatkan Diri kepada Tuhan
Mengembalikan fitrah dimulai dengan memperkuat hubungan dengan Tuhan. Melalui ibadah yang konsisten, doa, dan refleksi diri, seseorang dapat menemukan ketenangan batin serta arah hidup yang lebih jelas.
2. Mengurangi Ketergantungan pada Dunia Digital
Mengontrol penggunaan media sosial dan membatasi paparan terhadap konten yang tidak bermanfaat dapat membantu seseorang lebih fokus pada kehidupan nyata. Luangkan waktu untuk menikmati alam, membaca buku yang bermakna, atau berbicara langsung dengan orang-orang terdekat.
3. Menjaga Kesederhanaan dalam Hidup
Hidup sederhana bukan berarti hidup dalam kekurangan, tetapi lebih kepada tidak berlebihan dalam mengejar materi. Dengan bersikap qana’ah (merasa cukup), seseorang bisa lebih mudah merasakan kebahagiaan dan kedamaian batin.
4. Menyeimbangkan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Mengembalikan fitrah berarti mengembalikan keseimbangan dalam hidup. Jangan biarkan pekerjaan menghabiskan seluruh waktu dan energi, tetapi sisihkan waktu untuk keluarga, ibadah, serta aktivitas yang menenangkan jiwa.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri (Self-Awareness)
Merenungkan tujuan hidup dan mengevaluasi diri secara berkala sangat penting untuk memahami apakah jalan yang ditempuh sudah sesuai dengan fitrah atau belum. Journaling, meditasi, dan introspeksi diri bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan kesadaran diri.
6. Menjalin Hubungan Sosial yang Sehat
Kembali kepada fitrah juga berarti membangun hubungan yang sehat dengan keluarga, sahabat, dan masyarakat. Menghabiskan waktu bersama orang-orang yang positif akan membantu seseorang lebih bahagia dan merasa lebih berarti.
7. Membiasakan Pola Hidup Sehat
Kesehatan fisik juga merupakan bagian dari fitrah manusia. Oleh karena itu, menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan tidur yang cukup sangat penting agar tubuh tetap kuat dan pikiran tetap jernih.
8. Mendidik Diri dengan Ilmu yang Benar
Ilmu yang bermanfaat akan membantu seseorang kembali kepada fitrahnya. Membaca buku-buku yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan, menghadiri kajian keagamaan, serta terus belajar dari pengalaman akan membantu seseorang menjalani hidup dengan lebih bijaksana.
Dampak Positif Kembali kepada Fitrah
Ketika seseorang berhasil mengembalikan fitrahnya, akan ada banyak perubahan positif yang terjadi dalam kehidupannya, di antaranya:
- Ketenangan Batin → Hidup menjadi lebih damai karena tidak lagi dikejar oleh ambisi duniawi yang berlebihan.
- Hubungan yang Lebih Baik dengan Orang Lain → Seseorang yang hidup sesuai fitrahnya akan lebih mudah membangun hubungan yang sehat dan penuh kasih sayang.
- Meningkatnya Keimanan dan Ketakwaan → Hidup yang seimbang akan membuat seseorang lebih dekat dengan Tuhan dan lebih istiqamah dalam menjalankan ajaran agama.
- Kebahagiaan Sejati → Kebahagiaan tidak lagi bergantung pada harta atau status sosial, tetapi berasal dari hati yang penuh syukur dan puas dengan ketentuan Tuhan.
Kesimpulan
Di era modern yang penuh distraksi, banyak orang yang kehilangan fitrah aslinya. Namun, dengan usaha yang sungguh-sungguh, manusia bisa kembali ke jalan yang benar dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
Mengembalikan fitrah bukan berarti menolak kemajuan zaman, tetapi menyesuaikan diri dengan perkembangan modern tanpa kehilangan nilai-nilai fundamental sebagai manusia. Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, menjaga keseimbangan hidup, serta meningkatkan kesadaran diri, kita bisa kembali kepada fitrah yang sejati dan meraih kebahagiaan yang hakiki.
Ruang Sujud
Fitrah dalam Pendidikan: Membentuk Karakter Anak Sejak Dini

Published
22 hours agoon
27/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Setiap anak yang lahir ke dunia membawa fitrah, yaitu kecenderungan alami menuju kebaikan dan kebenaran. Fitrah ini mencakup aspek spiritual, intelektual, dan moral yang menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter seorang individu. Oleh karena itu, pendidikan yang baik bukan hanya sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mampu menjaga, mengembangkan, dan mengarahkan fitrah anak agar tumbuh dengan optimal sesuai dengan nilai-nilai yang benar.
Konsep Fitrah dalam Pendidikan
Fitrah dalam pendidikan mengacu pada pendekatan yang menghormati potensi alami anak dan membimbingnya menuju perkembangan yang seimbang. Islam menegaskan bahwa setiap manusia diciptakan dalam keadaan fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa fitrah merupakan anugerah bawaan yang harus dijaga. Namun, lingkungan, keluarga, dan sistem pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk arah perkembangan anak, apakah mereka tetap tumbuh sesuai fitrah atau justru menyimpang darinya.
Pendidikan yang baik harus membantu anak mengenali, mempertahankan, dan memperkuat fitrahnya agar berkembang menjadi individu yang berakhlak mulia, cerdas, serta memiliki jiwa yang sehat.
Aspek Fitrah dalam Pendidikan
Terdapat beberapa aspek fitrah dalam pendidikan yang perlu diperhatikan agar proses pembelajaran tidak hanya mencerdaskan otak, tetapi juga membentuk kepribadian yang utuh:
- Fitrah Keimanan
Setiap anak lahir dengan potensi untuk mengenal dan mengakui keberadaan Tuhan. Pendidikan yang baik harus menanamkan nilai-nilai keimanan sejak dini melalui pembiasaan ibadah, kisah-kisah inspiratif, dan contoh nyata dari orang tua serta guru. - Fitrah Intelektual
Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan kecenderungan alami untuk belajar. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu merangsang kecerdasan mereka dengan cara yang menyenangkan, menantang, dan sesuai dengan usia serta minat mereka. - Fitrah Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Pendidikan harus mengajarkan anak tentang pentingnya empati, kerja sama, dan tanggung jawab sosial agar mereka bisa hidup harmonis dalam masyarakat. - Fitrah Emosional
Anak juga memiliki fitrah emosional yang perlu dijaga dan dikembangkan. Pendidikan yang baik harus membantu mereka mengenali, mengelola, dan menyalurkan emosi dengan cara yang sehat. - Fitrah Fisik
Tubuh adalah amanah yang harus dijaga. Oleh karena itu, pendidikan harus mencakup aspek kesehatan, kebersihan, dan olahraga agar anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik dan mental.
Pentingnya Menjaga Fitrah dalam Proses Pendidikan
Dalam era modern, banyak sistem pendidikan yang hanya berfokus pada aspek akademik tanpa memperhatikan keseimbangan aspek lainnya. Akibatnya, banyak anak yang kehilangan jati diri, mengalami tekanan mental, atau tumbuh tanpa karakter yang kuat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa menjaga fitrah dalam pendidikan sangat penting:
- Membantu Anak Mengenali Potensinya
Dengan pendidikan yang sesuai dengan fitrah, anak akan lebih mudah mengenali bakat dan minatnya, sehingga mereka dapat berkembang dengan optimal sesuai dengan keunikan yang dimiliki. - Mencegah Stres dan Depresi pada Anak
Ketika pendidikan dipaksakan tanpa mempertimbangkan fitrah anak, mereka akan merasa terbebani dan kehilangan semangat belajar. Pendidikan yang baik harus memberikan ruang bagi anak untuk berkembang secara alami tanpa tekanan yang berlebihan. - Menanamkan Nilai-Nilai Kebaikan Sejak Dini
Anak yang tumbuh sesuai fitrahnya akan lebih mudah memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya kebaikan, kejujuran, dan keadilan. - Mempersiapkan Anak untuk Menghadapi Tantangan Hidup
Pendidikan yang menghargai fitrah anak akan membekali mereka dengan keterampilan hidup yang lebih baik, seperti kemampuan berpikir kritis, mengelola emosi, dan bersosialisasi dengan baik.
Cara Menjaga Fitrah dalam Pendidikan
Untuk memastikan pendidikan tetap sejalan dengan fitrah anak, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan baik oleh orang tua maupun pendidik:
1. Memberikan Keteladanan yang Baik
Anak adalah peniru ulung. Oleh karena itu, orang tua dan guru harus menjadi teladan dalam hal keimanan, akhlak, dan kebiasaan baik.
2. Menciptakan Lingkungan yang Positif
Lingkungan yang mendukung akan membantu anak tetap tumbuh sesuai fitrahnya. Pastikan anak berada dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, menghargai perbedaan, dan mendorong kebaikan.
3. Memberikan Kebebasan Bertanya dan Mengeksplorasi
Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Biarkan mereka bertanya, bereksplorasi, dan menemukan jawaban melalui pengalaman langsung.
4. Menyesuaikan Metode Pendidikan dengan Karakter Anak
Tidak semua anak memiliki gaya belajar yang sama. Beberapa lebih suka belajar melalui membaca, sementara yang lain lebih memahami sesuatu dengan praktik langsung. Sesuaikan metode pendidikan agar anak bisa belajar dengan nyaman.
5. Menyeimbangkan Pendidikan Dunia dan Akhirat
Pendidikan yang hanya berfokus pada aspek duniawi akan membuat anak kehilangan makna hidup. Pastikan mereka juga mendapatkan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai agama agar memiliki pegangan yang kuat dalam hidup.
Tantangan dalam Menjaga Fitrah dalam Pendidikan
Meskipun menjaga fitrah dalam pendidikan adalah hal yang ideal, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi:
- Tekanan akademik yang berlebihan dari sekolah yang hanya menilai keberhasilan dari nilai dan prestasi akademik.
- Pengaruh media dan teknologi yang bisa mengalihkan perhatian anak dari pembelajaran yang seharusnya.
- Kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak karena kesibukan pekerjaan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kerja sama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih manusiawi dan berorientasi pada fitrah anak.
Kesimpulan
Fitrah dalam pendidikan adalah fondasi utama dalam membentuk karakter anak sejak dini. Dengan menjaga fitrah, anak dapat tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia, cerdas, dan memiliki keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.
Pendidikan yang baik harus memperhatikan aspek keimanan, intelektual, sosial, emosional, dan fisik agar anak berkembang secara optimal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan keteladanan, menciptakan lingkungan yang positif, serta menyesuaikan metode pendidikan dengan karakter anak.
Meskipun ada banyak tantangan dalam menjaga fitrah dalam pendidikan, dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kerja sama yang baik, kita dapat membantu anak-anak tumbuh sesuai dengan fitrah mereka dan menjadi generasi yang lebih baik di masa depan.
Ruang Sujud
Menjaga Fitrah Manusia: Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati

Published
1 day agoon
27/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Setiap manusia lahir dalam keadaan suci, memiliki naluri untuk mengenali kebenaran, berbuat baik, dan mencari kebahagiaan. Islam menyebut kondisi ini sebagai fitrah, yakni sifat alami manusia yang cenderung kepada tauhid dan kebaikan. Namun, dalam perjalanan hidup, fitrah ini bisa tertutup oleh berbagai pengaruh seperti lingkungan, hawa nafsu, serta godaan duniawi. Oleh karena itu, menjaga fitrah adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan sejati.
Fitrah: Sifat Alami Manusia yang Cenderung pada Kebaikan
Dalam Islam, fitrah adalah anugerah Allah yang membuat manusia memiliki kecenderungan alami untuk mengenal-Nya dan menjalani kehidupan dengan nilai-nilai kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa setiap manusia lahir dengan kecenderungan kepada tauhid dan kebajikan, tetapi faktor eksternal seperti keluarga, lingkungan, dan pendidikan dapat mengubah arah hidup seseorang.
Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30)
Ayat ini menegaskan bahwa fitrah manusia selaras dengan Islam. Namun, seiring waktu, banyak orang melupakan fitrahnya karena tergoda oleh hawa nafsu dan kesenangan duniawi.
Mengapa Fitrah Harus Dijaga?
Fitrah yang terjaga akan membawa manusia kepada ketenangan dan kebahagiaan sejati. Sebaliknya, jika fitrah terabaikan, manusia akan merasa gelisah, jauh dari makna hidup, dan sulit menemukan kebahagiaan hakiki. Ada beberapa alasan mengapa menjaga fitrah itu penting:
- Mendekatkan Diri kepada Allah
Fitrah manusia adalah bertauhid, mengenal dan menyembah Allah. Jika fitrah ini dijaga, seseorang akan merasa lebih dekat kepada Allah dan mendapatkan ketenangan dalam hidup. - Membangun Akhlak yang Mulia
Fitrah mengajarkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, kasih sayang, dan keadilan. Dengan menjaga fitrah, seseorang akan lebih mudah menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. - Menjaga Kesehatan Mental dan Emosional
Seseorang yang jauh dari fitrahnya cenderung merasa gelisah, stres, dan kehilangan arah. Sebaliknya, mereka yang hidup sesuai fitrah akan lebih damai, bahagia, dan memiliki tujuan hidup yang jelas. - Menjaga Hubungan Sosial yang Baik
Fitrah manusia adalah hidup dalam kebersamaan dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Orang yang menjaga fitrahnya akan lebih mudah berempati, bekerja sama, dan membangun keharmonisan dalam lingkungan sosialnya.
Cara Menjaga Fitrah agar Tetap Bersih
Agar tetap berada di jalan kebaikan, manusia perlu menjaga fitrahnya dengan melakukan beberapa hal berikut:
1. Memperkuat Hubungan dengan Allah
Shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan merenungi ciptaan Allah adalah cara terbaik untuk menjaga fitrah tetap bersih. Semakin dekat seseorang dengan Allah, semakin kuat pula fitrahnya.
2. Menjaga Akhlak dan Perilaku
Berbuat baik kepada sesama, bersikap jujur, menepati janji, dan menjauhi perbuatan maksiat akan membantu seseorang tetap berada dalam fitrah yang suci.
3. Menuntut Ilmu dan Mencari Kebenaran
Fitrah manusia adalah ingin tahu dan mencari ilmu. Oleh karena itu, belajar tentang agama, moral, dan ilmu pengetahuan akan membantu seseorang memahami hakikat hidup dan tetap berada di jalan yang benar.
4. Menjaga Hati dari Penyakit Spiritual
Hati adalah tempat fitrah berada. Jika hati kotor oleh iri, dengki, sombong, atau cinta dunia yang berlebihan, maka fitrah akan tertutupi. Oleh karena itu, menjaga hati tetap bersih dengan ikhlas, tawakal, dan bersyukur sangatlah penting.
5. Memilih Lingkungan yang Baik
Lingkungan memiliki pengaruh besar dalam menjaga atau merusak fitrah. Berteman dengan orang-orang shalih, berada dalam komunitas yang baik, serta menghindari lingkungan yang penuh maksiat akan membantu seseorang mempertahankan fitrahnya.
6. Menjauhi Godaan Hawa Nafsu
Nafsu sering kali menggoda manusia untuk menyimpang dari fitrahnya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan konsep jihad melawan hawa nafsu agar manusia tetap berada di jalan yang benar.
Tantangan dalam Menjaga Fitrah
Di zaman modern, menjaga fitrah bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa tantangan yang bisa menutupi atau merusak fitrah manusia, antara lain:
- Materialisme dan Hedonisme
Banyak orang terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan mencari kesenangan duniawi secara berlebihan, sehingga melupakan nilai-nilai spiritual dan moral. - Pengaruh Media dan Teknologi
Media sosial, hiburan, dan berita yang tidak terkontrol bisa membentuk pola pikir yang menyimpang dari fitrah manusia. Oleh karena itu, penting untuk menyaring informasi yang diterima. - Lingkungan yang Tidak Mendukung
Jika seseorang berada dalam lingkungan yang penuh dengan kemaksiatan dan jauh dari nilai-nilai agama, maka fitrahnya akan semakin tertutupi. - Godaan Setan
Setan selalu berusaha menyesatkan manusia agar menjauh dari fitrah. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan usaha untuk selalu berada di jalan yang benar.
Kesimpulan
Fitrah manusia adalah kecenderungan alami kepada tauhid dan kebaikan. Namun, dalam perjalanan hidup, fitrah ini bisa tertutupi oleh berbagai pengaruh eksternal. Oleh karena itu, menjaga fitrah menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai kebahagiaan sejati.
Cara terbaik untuk menjaga fitrah adalah dengan memperkuat hubungan dengan Allah, menjaga akhlak, menuntut ilmu, memilih lingkungan yang baik, serta menjauhi godaan hawa nafsu. Meskipun ada banyak tantangan dalam menjaga fitrah, dengan niat yang kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, manusia bisa kembali kepada fitrah dan meraih ketenangan dalam hidup.
Kebahagiaan sejati tidak datang dari harta, jabatan, atau kesenangan duniawi semata, tetapi dari hati yang bersih, akhlak yang baik, dan hubungan yang kuat dengan Allah. Dengan menjaga fitrah, manusia akan menemukan makna hidup yang sebenarnya dan meraih kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat.
Ruang Sujud
Fitrah dalam Islam: Makna, Hakikat, dan Implementasi dalam Kehidupan

Published
1 day agoon
27/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Fitrah adalah konsep fundamental dalam Islam yang menggambarkan sifat dasar manusia yang suci dan cenderung kepada kebaikan serta keimanan kepada Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30)
Ayat ini menegaskan bahwa fitrah manusia adalah Islam, yakni kecenderungan alami untuk mengakui keesaan Allah dan mengikuti kebenaran. Namun, berbagai faktor eksternal seperti lingkungan, budaya, dan pendidikan bisa mempengaruhi bagaimana seseorang menjalani fitrahnya.
Makna Fitrah dalam Islam
Secara bahasa, kata “fitrah” berasal dari kata fathara yang berarti menciptakan atau membentuk sesuatu dari awal. Dalam terminologi Islam, fitrah merujuk pada sifat bawaan manusia yang mengarah pada tauhid dan kebaikan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan suci dan memiliki kecenderungan untuk mengenal Allah. Namun, pengaruh lingkungan dan pendidikan dapat mengubah atau menutupi fitrah tersebut.
Hakikat Fitrah dalam Kehidupan Manusia
Fitrah manusia mencakup beberapa aspek utama:
- Fitrah Ketuhanan (Tauhid)
Setiap manusia memiliki naluri untuk mencari kebenaran dan keberadaan Tuhan. Ketika seseorang menghadapi kesulitan, secara alami ia akan kembali kepada Allah, meskipun sebelumnya lalai. Ini menunjukkan bahwa tauhid tertanam dalam jiwa manusia sejak lahir. - Fitrah Moral dan Etika
Islam mengajarkan bahwa manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Contohnya, perasaan bersalah saat melakukan keburukan dan kepuasan saat berbuat baik adalah bagian dari fitrah manusia. - Fitrah Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk hidup dalam komunitas dan berinteraksi dengan orang lain. Islam mendorong kebersamaan, gotong royong, dan sikap saling tolong-menolong sebagai bagian dari fitrah sosial manusia. - Fitrah Intelektual
Islam sangat menghargai akal dan pengetahuan. Manusia secara alami memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk belajar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu dan merenungi ciptaan Allah.
Implementasi Fitrah dalam Kehidupan
Untuk menjaga dan mengembangkan fitrah, Islam memberikan panduan yang jelas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa cara mengimplementasikan fitrah dalam kehidupan sehari-hari:
- Menjaga Keimanan dan Tauhid
Menguatkan hubungan dengan Allah melalui shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan merenungi kebesaran-Nya akan membantu seseorang kembali pada fitrah ketuhanan. - Menjalankan Akhlak Mulia
Fitrah manusia adalah mencintai kebaikan dan keadilan. Oleh karena itu, menjaga akhlak dengan berkata jujur, menepati janji, dan menjauhi perbuatan buruk adalah bagian dari implementasi fitrah dalam kehidupan sehari-hari. - Menjalin Hubungan Sosial yang Baik
Islam mendorong umatnya untuk membangun hubungan sosial yang sehat, seperti menjaga silaturahmi, membantu sesama, dan bersikap ramah terhadap orang lain. Ini sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. - Mencari Ilmu dan Kebenaran
Allah memerintahkan manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami dunia. Dengan terus belajar dan mencari ilmu, seseorang dapat menjaga fitrah intelektualnya agar tidak tersesat oleh kebodohan dan kesesatan. - Menjaga Kesucian Hati
Hati yang bersih adalah ciri fitrah yang terjaga. Oleh karena itu, menjauhi dosa, memaafkan orang lain, dan senantiasa introspeksi diri adalah cara agar fitrah tidak terkotori oleh hawa nafsu dan godaan dunia.
Tantangan dalam Menjaga Fitrah
Di era modern, banyak tantangan yang dapat menghalangi seseorang dalam menjaga fitrah. Beberapa di antaranya adalah:
- Materialisme dan Konsumerisme
Banyak orang yang lebih mementingkan harta dan kesenangan duniawi sehingga melupakan tujuan hidup yang sebenarnya. Ini dapat menjauhkan seseorang dari fitrah ketuhanannya. - Pengaruh Budaya dan Media
Arus informasi yang begitu cepat dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Jika tidak disaring dengan baik, informasi yang keliru dapat menutupi fitrah manusia yang sebenarnya. - Pergaulan yang Buruk
Lingkungan dan pergaulan memiliki peran besar dalam membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya memilih teman yang baik agar tetap berada di jalan yang benar. - Godaan Hawa Nafsu
Nafsu yang tidak dikendalikan dapat menutupi fitrah manusia. Oleh karena itu, Islam mengajarkan konsep jihad melawan hawa nafsu agar manusia tetap berada di jalan yang lurus.
Kesimpulan
Fitrah dalam Islam adalah anugerah dari Allah yang menjadikan manusia cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Namun, fitrah ini dapat terdistorsi oleh berbagai pengaruh eksternal. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga fitrah dengan memperkuat keimanan, menjalankan akhlak mulia, menjaga hubungan sosial yang baik, terus mencari ilmu, dan membersihkan hati dari penyakit rohani. Dengan demikian, manusia dapat menjalani hidup sesuai dengan tujuan penciptaannya dan meraih kebahagiaan sejati di dunia maupun di akhirat.
Ruang Sujud
Doa Pembuka Rezeki: Amalan Mustajab Agar Hidup Berkah

Published
2 days agoon
26/03/2025By
Yusuf Hasyim
Monitorday.com – Rezeki adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada setiap makhluk-Nya. Namun, tidak semua orang mendapatkan rezeki yang lancar dan berkah. Ada yang merasa sudah bekerja keras, tetapi hasilnya tetap seret. Dalam Islam, selain berusaha, berdoa juga menjadi kunci utama dalam membuka pintu rezeki. Doa pembuka rezeki bukan hanya untuk mendapatkan kelapangan materi, tetapi juga keberkahan dalam hidup. Artikel ini akan membahas doa-doa yang bisa diamalkan agar rezeki lancar dan berkah.
Makna Rezeki dalam Islam
Rezeki dalam Islam bukan hanya sebatas harta atau uang, tetapi mencakup segala sesuatu yang diberikan Allah untuk kebaikan hidup seseorang. Kesehatan, ilmu, kebahagiaan, ketenangan hati, hingga keluarga yang harmonis juga termasuk dalam kategori rezeki. Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
“Dan tidak ada suatu makhluk bergerak (bernyawa) pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (QS. Hud: 6)
Namun, meskipun rezeki sudah dijamin, usaha dan doa tetap menjadi bagian dari ikhtiar yang harus dilakukan. Salah satu bentuk ikhtiar tersebut adalah dengan membaca doa pembuka rezeki.
Doa-Doa Pembuka Rezeki
Dalam Islam, terdapat banyak doa yang dianjurkan untuk memohon kelapangan rezeki. Beberapa doa yang bisa diamalkan antara lain:
1. Doa Nabi Sulaiman AS
Nabi Sulaiman AS adalah salah satu nabi yang dianugerahi rezeki berlimpah. Beliau pernah berdoa kepada Allah agar diberi kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelahnya. Doanya tercatat dalam Al-Qur’an:
“Rabbi ighfir lī wahab lī mulkan lā yanbaghī li ahadin min ba‘dī, innaka antal-wahhāb.”
Artinya:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi.” (QS. Shad: 35)
Doa ini bisa diamalkan untuk meminta kelancaran rezeki dan kemudahan dalam pekerjaan atau usaha.
2. Doa Nabi Muhammad ﷺ untuk Rezeki yang Halal
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa yang bisa diamalkan untuk mendapatkan rezeki yang halal dan berkah:
“Allahumma inni as-aluka ‘ilman nafi‘an, wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalan.”
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu Majah)
Doa ini sangat cocok diamalkan setiap pagi agar Allah memberikan ilmu yang bermanfaat dan rezeki yang halal dalam kehidupan sehari-hari.
3. Doa Agar Dimudahkan Pintu Rezeki
Allah membuka pintu rezeki bagi siapa saja yang bertakwa dan berserah diri kepada-Nya. Salah satu doa yang bisa diamalkan adalah:
“Allahumma aftah ‘alayya abwābarizqi wa barakatika wa rahmatika, waj‘alni min ibādikas-sālihīn.”
Artinya:
“Ya Allah, bukakanlah untukku pintu rezeki, keberkahan, dan rahmat-Mu, dan jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Doa ini bisa dibaca setiap kali selesai salat agar Allah melimpahkan rezeki dan keberkahan dalam kehidupan.
Amalan Pendukung Agar Rezeki Lancar
Selain doa, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan agar rezeki semakin lancar dan berkah:
1. Istighfar dan Taubat
Memohon ampunan kepada Allah dapat membuka pintu rezeki. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, memberikan kelapangan dalam setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud)
Maka, memperbanyak istighfar setiap hari adalah kunci penting dalam melapangkan rezeki.
2. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha sering disebut sebagai “shalat pembuka pintu rezeki”. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dalam tubuh manusia ada 360 sendi, yang setiap sendi itu harus dikeluarkan sedekahnya. Para sahabat bertanya, ‘Siapa yang mampu melakukan itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Cukuplah bagimu dua rakaat shalat Dhuha.’” (HR. Muslim)
Dengan melaksanakan shalat Dhuha secara rutin, insyaAllah rezeki akan lebih lancar dan penuh berkah.
3. Bersedekah
Sedekah adalah salah satu cara untuk melipatgandakan rezeki. Allah berfirman:
“Barang siapa yang meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik (bersedekah), maka Allah akan melipatgandakannya dengan berlipat-lipat ganda.” (QS. Al-Baqarah: 245)
Sedekah bukan hanya dalam bentuk uang, tetapi juga bisa berupa tenaga, ilmu, atau bantuan kepada sesama.
4. Menjalin Silaturahmi
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, jangan sampai memutus hubungan dengan saudara, teman, atau kerabat karena ini bisa memengaruhi kelancaran rezeki.
5. Bertawakal kepada Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki: pagi hari dalam keadaan lapar dan sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi)
Bertawakal berarti berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah. Dengan demikian, hati menjadi lebih tenang dan rezeki pun lebih berkah.
Kesimpulan
Doa pembuka rezeki adalah salah satu bentuk ikhtiar agar rezeki semakin lancar dan berkah. Selain berdoa, seorang Muslim juga harus berusaha dengan cara yang halal, memperbanyak istighfar, melaksanakan shalat Dhuha, bersedekah, menjaga silaturahmi, dan bertawakal kepada Allah. Dengan mengamalkan doa dan amalan ini secara konsisten, insyaAllah rezeki akan mengalir dengan lancar dan membawa keberkahan dalam hidup.

Monitorday.com – Doa adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Setiap Muslim diperintahkan untuk berdoa kepada Allah dalam setiap keadaan, baik saat senang maupun susah. Namun, tidak semua doa langsung dikabulkan. Ada waktu-waktu tertentu, cara-cara khusus, dan adab yang perlu diperhatikan agar doa menjadi mustajab. Artikel ini akan membahas tentang doa mustajab, faktor-faktor yang membuat doa dikabulkan, dan bagaimana seorang Muslim bisa mendapatkan pertolongan Allah melalui doa.
Makna Doa Mustajab
Kata “mustajab” berasal dari bahasa Arab yang berarti “dikabulkan”. Doa mustajab adalah doa yang cepat atau pasti dikabulkan oleh Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah selalu mendengar dan mengabulkan doa hamba-Nya. Namun, ada beberapa faktor yang membuat doa menjadi lebih cepat atau lebih lambat dikabulkan.
Waktu-Waktu Mustajab untuk Berdoa
Ada beberapa waktu tertentu yang disebut sebagai waktu mustajab, di mana doa lebih cepat dikabulkan oleh Allah. Rasulullah ﷺ telah menjelaskan beberapa waktu mustajab ini dalam berbagai hadis, antara lain:
1. Sepertiga Malam Terakhir
Rasulullah ﷺ bersabda: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berkata: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah waktu terbaik untuk berdoa, terutama saat melaksanakan salat tahajud.
2. Saat Berbuka Puasa
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tiga doa yang tidak akan ditolak: doa orang yang berpuasa saat berbuka, doa pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi)
Maka, setiap Muslim yang sedang berpuasa sebaiknya memanfaatkan momen berbuka dengan memperbanyak doa.
3. Di Antara Azan dan Iqamah
Rasulullah ﷺ bersabda: “Doa di antara azan dan iqamah tidak akan ditolak.” (HR. Abu Dawud)
Ini adalah waktu yang sangat pendek, namun sangat mustajab untuk berdoa.
4. Hari Jumat
Rasulullah ﷺ bersabda: “Pada hari Jumat terdapat satu waktu, yang jika seorang Muslim berdoa kepada Allah di waktu itu, pasti Allah akan mengabulkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu tersebut diyakini terjadi antara waktu asar hingga magrib.
5. Saat Turun Hujan
Rasulullah ﷺ bersabda: “Doa tidak akan ditolak pada dua waktu: ketika azan berkumandang dan saat hujan turun.” (HR. Hakim)
Maka, ketika hujan turun, kita dianjurkan untuk berdoa memohon rahmat dan keberkahan.
6. Saat Sujud dalam Salat
Rasulullah ﷺ bersabda: “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Rabb-nya adalah ketika dia sedang sujud. Maka perbanyaklah doa saat itu.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, saat sujud, kita dianjurkan untuk berdoa sebanyak-banyaknya.
Faktor yang Membuat Doa Dikabulkan
Selain waktu-waktu mustajab, ada beberapa faktor lain yang bisa membuat doa lebih cepat dikabulkan oleh Allah:
1. Berdoa dengan Ikhlas dan Penuh Keyakinan
Allah hanya akan mengabulkan doa yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berdoalah kepada Allah dengan yakin bahwa doamu akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak bersungguh-sungguh.” (HR. Tirmidzi)
2. Memulai dengan Puji-Pujian kepada Allah dan Shalawat Nabi
Sebelum berdoa, dianjurkan untuk memuji Allah dengan membaca Asmaul Husna dan mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian berdoa, hendaklah ia memulai dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya, lalu mengucapkan shalawat kepada Nabi, kemudian berdoa dengan apa yang ia kehendaki.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
3. Memakan Makanan yang Halal
Makanan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap terkabulnya doa. Rasulullah ﷺ bersabda tentang seseorang yang berdoa, tetapi makanannya berasal dari sumber yang haram:
“Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu memastikan bahwa makanan dan rezekinya berasal dari sumber yang halal.
4. Berbuat Baik kepada Orang Lain
Doa orang yang senang membantu sesama lebih mudah dikabulkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang membantu saudaranya dalam kesulitan, maka Allah akan membantunya dalam kesulitannya.” (HR. Muslim)
Ketika kita banyak berbuat baik, doa kita akan lebih mudah diterima oleh Allah.
5. Tidak Tergesa-Gesa dalam Berdoa
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Doa seseorang akan dikabulkan selama ia tidak terburu-buru dan berkata, ‘Aku telah berdoa tetapi belum dikabulkan.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, kita harus bersabar dan terus berdoa tanpa merasa bosan atau putus asa.
Kesimpulan
Doa mustajab adalah doa yang cepat dikabulkan oleh Allah, tetapi ada beberapa faktor yang membuat doa lebih mudah diterima. Waktu-waktu tertentu seperti sepertiga malam terakhir, antara azan dan iqamah, serta saat sujud adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Selain itu, berdoa dengan penuh keyakinan, menghindari makanan haram, serta bersikap sabar dan ikhlas juga menjadi faktor penting dalam terkabulnya doa. Dengan memahami hal ini, seorang Muslim bisa lebih optimal dalam berdoa dan semakin dekat dengan Allah.
Ruang Sujud
Keutamaan Doa dalam Islam: Mengapa Berdoa Bisa Mengubah Takdir?

Published
2 days agoon
26/03/2025
Monitorday.com – Doa adalah senjata utama seorang Muslim dalam menghadapi kehidupan. Islam mengajarkan bahwa berdoa bukan hanya sekadar meminta, tetapi juga menjadi bentuk ibadah yang menunjukkan ketergantungan seorang hamba kepada Allah. Dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadis, kita diajarkan bahwa doa memiliki kekuatan luar biasa, bahkan bisa mengubah takdir. Artikel ini akan membahas keutamaan doa dalam Islam dan bagaimana doa dapat mengubah takdir seseorang.
Makna dan Kedudukan Doa dalam Islam
Doa dalam Islam bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan inti dari ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi)
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.'” (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak hanya memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa, tetapi juga menjanjikan pengabulan doa. Ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang selalu membutuhkan pertolongan.
Keutamaan Doa dalam Islam
1. Doa Sebagai Bukti Ketergantungan kepada Allah
Manusia adalah makhluk yang lemah dan selalu membutuhkan pertolongan. Dengan berdoa, seseorang mengakui bahwa hanya Allah yang memiliki kekuatan mutlak untuk mengubah segala sesuatu. Seorang Muslim yang berdoa berarti menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah dan menyadari bahwa dirinya tidak bisa berjalan sendiri tanpa bimbingan-Nya.
2. Doa Bisa Mengubah Takdir
Salah satu keistimewaan doa adalah kemampuannya untuk mengubah takdir. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa.” (HR. Tirmidzi)
Dalam Islam, ada dua jenis takdir:
Takdir Mubram: Takdir yang sudah ditetapkan dan tidak bisa diubah, seperti kematian.
Takdir Mu’allaq: Takdir yang masih bisa berubah berdasarkan usaha dan doa seseorang.
Contohnya, seseorang yang rajin berdoa agar diberikan kesehatan bisa saja Allah jauhkan dari penyakit yang seharusnya menimpanya.
3. Doa Membawa Ketenangan Hati
Saat menghadapi kesulitan, berdoa dapat menjadi sarana untuk menenangkan hati. Allah berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Berdoa memberi ketenangan karena seseorang menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur kehidupannya, sehingga ia tidak perlu merasa khawatir atau cemas secara berlebihan.
4. Doa Bisa Membuka Pintu Rezeki
Rezeki seseorang bukan hanya ditentukan oleh usaha, tetapi juga oleh doa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Salah satu bentuk usaha dalam mencari rezeki adalah berdoa. Banyak orang yang mungkin sudah bekerja keras, tetapi tetap mengalami kesulitan finansial. Dalam keadaan seperti ini, doa bisa menjadi jalan untuk mendapatkan keberkahan dan kelancaran rezeki.
5. Doa sebagai Perlindungan dari Keburukan
Setiap hari kita dihadapkan dengan berbagai risiko dan bahaya, baik yang tampak maupun yang tidak. Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ mengajarkan banyak doa perlindungan, seperti doa keluar rumah:
“Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi laa hawla wa laa quwwata illa billah.”
Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dengan membaca doa ini, kita memohon perlindungan Allah agar terhindar dari bahaya yang mungkin terjadi.
Waktu-Waktu Mustajab untuk Berdoa
Dalam Islam, ada beberapa waktu yang dianggap lebih mustajab atau dikabulkannya doa, di antaranya:
1. Sepertiga Malam Terakhir – Saat tahajud adalah waktu terbaik untuk berdoa karena Allah turun ke langit dunia dan mengabulkan doa hamba-Nya (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Saat Berbuka Puasa – Doa orang yang berpuasa saat berbuka sangat mustajab (HR. Tirmidzi).
3. Antara Azan dan Iqamah – Doa di antara waktu ini tidak akan ditolak (HR. Abu Dawud).
4. Hari Jumat – Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa ada satu waktu di hari Jumat di mana doa tidak akan ditolak (HR. Muslim).
5. Saat Turun Hujan – Hujan adalah rahmat Allah, sehingga doa di saat hujan turun sangat dianjurkan (HR. Abu Dawud).
Bagaimana Agar Doa Dikabulkan?
Agar doa lebih mudah dikabulkan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan:
1. Berdoa dengan Ikhlas – Jangan berdoa hanya karena ingin mendapatkan sesuatu, tetapi juga karena ingin mendekatkan diri kepada Allah.
2. Menyebut Nama Allah yang Indah – Gunakan Asmaul Husna dalam doa, seperti “Ya Rahman” atau “Ya Razzaq”.
3. Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan – Ini adalah sunnah yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
4. Berdoa dengan Penuh Harapan – Jangan ragu atau pesimis dalam berdoa. Percayalah bahwa Allah akan mengabulkan doa dalam waktu yang terbaik.
5. Menghindari Makanan dan Harta Haram – Doa orang yang makan dari sumber haram tidak akan dikabulkan (HR. Muslim).
Kesimpulan
Doa adalah ibadah yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Selain menjadi bentuk ketergantungan kepada Allah, doa juga bisa mengubah takdir, membawa ketenangan, membuka pintu rezeki, dan menjadi perlindungan dari keburukan. Ada waktu-waktu mustajab yang bisa dimanfaatkan agar doa lebih cepat dikabulkan, serta adab-adab yang perlu diperhatikan saat berdoa. Dengan memperbanyak doa dan tetap yakin kepada Allah, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh keberkahan.
Ruang Sujud
Doa Harian yang Mustajab: Kumpulan Doa untuk Memulai dan Menutup Hari

Published
2 days agoon
26/03/2025
Monitorday.com – Doa adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan berdoa, seorang hamba menunjukkan ketergantungannya kepada Allah dan memohon keberkahan serta perlindungan dalam kehidupan sehari-hari. Islam mengajarkan berbagai doa yang dapat diamalkan sejak bangun tidur hingga menjelang tidur kembali. Berikut adalah beberapa doa harian yang mustajab untuk memulai dan menutup hari agar hidup lebih berkah dan penuh ketenangan.
Doa Saat Bangun Tidur
Saat membuka mata di pagi hari, kita dianjurkan untuk mengucapkan doa sebagai bentuk syukur atas kesempatan hidup yang diberikan kembali oleh Allah. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa berikut:
“Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nushur.”
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami kembali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa ini mengandung makna syukur atas kehidupan dan harapan agar hari yang dijalani penuh dengan keberkahan. Dengan mengawali hari dengan doa, kita berharap mendapat perlindungan dan petunjuk dari Allah dalam segala aktivitas yang dilakukan.
Doa Masuk Kamar Mandi
Sebelum masuk ke kamar mandi, kita juga dianjurkan untuk membaca doa agar terlindung dari gangguan makhluk halus:
“Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khaba’its.”
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari jin laki-laki dan jin perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kamar mandi adalah tempat yang sering dianggap sebagai tempat kotor dan menjadi lokasi tinggalnya makhluk tak kasat mata. Oleh karena itu, membaca doa ini menjadi bentuk perlindungan bagi diri sendiri agar terhindar dari gangguan setan.
Doa Sebelum dan Sesudah Makan
Makan adalah aktivitas yang tampak sederhana, tetapi dalam Islam, setiap aktivitas memiliki adab, termasuk makan dan minum. Sebelum makan, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk membaca:
“Bismillah.”
Namun, jika lupa membaca doa di awal, maka bisa membaca:
“Bismillahi awwalahu wa akhirahu.”
Artinya: “Dengan nama Allah, di awal dan di akhirnya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Sedangkan setelah selesai makan, disunnahkan membaca doa:
“Alhamdulillahilladzi at’amana wa saqana wa ja’alana minal muslimin.”
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami termasuk orang-orang Muslim.”
Membaca doa sebelum dan sesudah makan adalah bentuk syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan serta memohon berkah dalam makanan yang dikonsumsi.
Doa Sebelum Keluar Rumah
Saat akan beraktivitas di luar rumah, kita dianjurkan membaca doa agar mendapat perlindungan dari Allah:
“Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi laa hawla wa laa quwwata illa billah.”
Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Doa ini mengandung makna bahwa segala sesuatu yang kita lakukan bergantung pada pertolongan Allah. Dengan bertawakal kepada-Nya, kita memohon perlindungan dari segala keburukan dan berharap setiap langkah yang diambil membawa kebaikan.
Doa Sebelum Tidur
Menjelang tidur, kita dianjurkan untuk berdoa sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa berikut:
“Bismika Allahumma ahya wa bismika amut.”
Artinya: “Dengan nama-Mu ya Allah, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati.” (HR. Bukhari)
Selain itu, Rasulullah ﷺ juga menganjurkan untuk membaca Ayat Kursi dan tiga surah pendek (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) sebelum tidur. Ini bertujuan untuk memohon perlindungan dari gangguan setan serta memberikan ketenangan hati sebelum beristirahat.
Keutamaan Berdoa dalam Kehidupan Sehari-hari
Berdoa bukan sekadar rutinitas, tetapi memiliki banyak keutamaan dalam kehidupan seorang Muslim. Di antaranya:
1. Mendekatkan Diri kepada Allah
Doa adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Allah. Dengan rutin berdoa, seseorang semakin dekat dengan Tuhannya.
2. Memberikan Ketenangan Hati
Berdoa membantu seseorang untuk merasa lebih tenang karena ia menyerahkan segala urusannya kepada Allah.
3. Mendapat Perlindungan dari Keburukan
Doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ banyak yang berisi permohonan perlindungan dari bahaya dan gangguan setan.
4. Menjadi Bentuk Syukur kepada Allah
Dengan berdoa, kita mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah, sehingga kita lebih bersyukur atas nikmat-Nya.
Kesimpulan
Doa adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan memulai dan menutup hari dengan doa, seorang Muslim dapat meraih keberkahan serta perlindungan dari Allah. Setiap aktivitas, baik saat bangun tidur, makan, keluar rumah, hingga menjelang tidur, sebaiknya diawali dengan doa agar segala urusan berjalan lancar dan penuh berkah. Semoga kita semua senantiasa mengamalkan doa-doa ini dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang Sujud
Shalat Istikharah dalam Menentukan Jodoh: Petunjuk Ilahi untuk Keputusan Terbaik

Published
3 days agoon
25/03/2025
Monitorday.com – Menikah adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Pilihan pasangan hidup tidak hanya mempengaruhi kehidupan dunia, tetapi juga kehidupan akhirat. Oleh karena itu, Islam memberikan solusi terbaik bagi mereka yang ragu atau bingung dalam memilih jodoh, yaitu dengan melaksanakan shalat Istikharah.
Shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dianjurkan bagi setiap Muslim yang ingin meminta petunjuk dari Allah dalam mengambil keputusan penting, termasuk dalam urusan jodoh. Dengan menjalankan shalat ini, seseorang menyerahkan keputusannya kepada Allah, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Apa Itu Shalat Istikharah?
Secara bahasa, Istikharah berasal dari kata “khair” yang berarti kebaikan. Jadi, shalat Istikharah berarti shalat untuk meminta petunjuk kepada Allah agar diberikan keputusan yang terbaik dalam suatu perkara. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian berniat melakukan sesuatu, maka hendaknya ia melakukan shalat dua rakaat selain shalat wajib, kemudian berdoa.” (HR. Bukhari)
Dalam konteks mencari jodoh, shalat Istikharah dilakukan agar Allah membimbing seseorang menuju pasangan yang terbaik bagi dirinya.
Mengapa Shalat Istikharah Penting dalam Memilih Jodoh?
Dalam kehidupan, seseorang mungkin dihadapkan pada beberapa pilihan jodoh. Kadang, ada kecocokan dari segi duniawi, tetapi hati masih ragu. Shalat Istikharah menjadi solusi agar keputusan yang diambil bukan hanya berdasarkan hawa nafsu atau pertimbangan duniawi semata, tetapi juga atas bimbingan Allah.
Beberapa manfaat shalat Istikharah dalam memilih jodoh:
1. Memohon petunjuk kepada Allah – Manusia memiliki keterbatasan dalam menilai seseorang, tetapi Allah Maha Mengetahui segala hal, termasuk apa yang tersembunyi.
2. Menjadikan hati lebih tenang – Setelah shalat Istikharah, seseorang akan merasa lebih yakin dan tidak bimbang dalam mengambil keputusan.
3. Menghindari kesalahan besar – Memilih pasangan hidup tanpa petunjuk dari Allah bisa berakibat buruk di masa depan. Dengan shalat Istikharah, seseorang bisa terhindar dari keputusan yang salah.
Tata Cara Shalat Istikharah untuk Memilih Jodoh
Shalat Istikharah untuk jodoh dilakukan seperti shalat sunnah lainnya, yakni dua rakaat, lalu diikuti dengan doa Istikharah. Berikut langkah-langkahnya:
1. Niat Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dimulai dengan niat dalam hati. Contoh niatnya:
“Usholli sunnatal istikharati rok’ataini lillahi ta’ala.”
(Artinya: Aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.)
2. Mengerjakan Dua Rakaat Shalat
Rakaat pertama: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan surat Al-Kafirun).
Rakaat kedua: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan surat Al-Ikhlas).
Setelah tasyahud akhir, memberi salam.
3. Membaca Doa Istikharah
Setelah selesai shalat, seseorang membaca doa Istikharah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ:
“Allahumma inni astakhiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as’aluka min fadhlikal ‘adzim…”
Dalam doa ini, seseorang bisa menyebutkan nama calon pasangan yang sedang dipertimbangkan. Jika lebih dari satu calon, seseorang bisa mengulang shalat Istikharah beberapa kali.
Bagaimana Cara Mengetahui Jawaban dari Shalat Istikharah?
Banyak orang mengira bahwa jawaban dari shalat Istikharah selalu datang dalam bentuk mimpi. Padahal, tidak selalu demikian. Allah bisa memberikan petunjuk melalui berbagai cara, seperti:
1. Hati merasa lebih mantap dan tenang – Jika setelah beristikharah seseorang merasa yakin dengan pilihannya, itu bisa menjadi tanda dari Allah.
2. Ada kemudahan dalam prosesnya – Jika hubungan dengan calon pasangan berjalan lancar dan tanpa hambatan berarti, itu bisa menjadi pertanda baik.
3. Terjadi halangan atau rintangan – Jika setelah beristikharah justru banyak hambatan dalam hubungan, itu bisa menjadi tanda bahwa pasangan tersebut bukan yang terbaik.
Namun, yang terpenting setelah shalat Istikharah adalah tetap berikhtiar dan menerima keputusan Allah dengan lapang dada.
Kapan Waktu Terbaik untuk Shalat Istikharah?
Shalat Istikharah bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang, seperti setelah shalat Subuh hingga matahari terbit dan setelah shalat Asar hingga matahari terbenam. Namun, waktu terbaik adalah di sepertiga malam terakhir, saat doa lebih mustajab.
Berapa Kali Shalat Istikharah Dilakukan?
Tidak ada batasan jumlah pelaksanaan shalat Istikharah. Jika masih ragu, seseorang bisa mengulang shalat ini hingga hatinya merasa yakin dengan keputusannya.
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Shalat Istikharah
Beberapa kesalahan yang sering terjadi saat melaksanakan shalat Istikharah dalam memilih jodoh adalah:
1. Hanya mengandalkan Istikharah tanpa ikhtiar – Seseorang tetap harus berusaha mengenal calon pasangan, menanyakan kepada orang terpercaya, serta mempertimbangkan nilai-nilai agama.
2. Mengharapkan mimpi sebagai satu-satunya jawaban – Jawaban Istikharah tidak selalu berupa mimpi, tetapi juga bisa berupa perasaan hati yang tenang atau kejadian nyata yang memudahkan atau menghalangi keputusan.
3. Tidak berserah diri kepada Allah – Setelah shalat Istikharah, seseorang harus menerima apa pun hasilnya dengan ikhlas dan yakin bahwa itulah yang terbaik menurut Allah.
Kesimpulan
Shalat Istikharah adalah solusi terbaik bagi seorang Muslim yang sedang menghadapi kebimbangan dalam memilih jodoh. Dengan melaksanakan shalat dua rakaat dan membaca doa Istikharah, seseorang menyerahkan keputusannya kepada Allah. Jawaban dari shalat ini bisa datang dalam berbagai bentuk, seperti ketenangan hati, kemudahan dalam proses, atau bahkan hambatan yang muncul. Yang terpenting adalah tetap berikhtiar dan menerima hasilnya dengan lapang dada.
Menikah adalah ibadah yang panjang, maka memilih pasangan tidak boleh hanya berdasarkan emosi atau hawa nafsu semata. Dengan shalat Istikharah, insyaAllah keputusan yang diambil akan membawa keberkahan dalam kehidupan rumah tangga.
Ruang Sujud
Shalat Istikharah: Panduan Lengkap untuk Meminta Petunjuk dari Allah

Published
3 days agoon
25/03/2025
Monitorday.com – Dalam kehidupan, kita sering dihadapkan pada berbagai pilihan sulit yang membutuhkan keputusan bijak. Islam mengajarkan cara terbaik untuk mendapatkan petunjuk dari Allah, salah satunya melalui shalat Istikharah. Shalat ini adalah ibadah sunnah yang dilakukan untuk meminta bimbingan dalam mengambil keputusan, baik terkait pekerjaan, pernikahan, pendidikan, atau hal penting lainnya.
Pengertian Shalat Istikharah
Shalat Istikharah berasal dari kata “istikharah” yang berarti meminta kebaikan. Dalam konteks ibadah, shalat Istikharah adalah shalat sunnah yang dianjurkan bagi seorang Muslim ketika menghadapi kebimbangan dalam memilih suatu hal. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu, maka hendaklah ia melaksanakan shalat dua rakaat selain shalat wajib, kemudian berdoa (doa Istikharah).” (HR. Bukhari)
Hadis ini menunjukkan bahwa shalat Istikharah adalah sunnah yang sangat dianjurkan ketika seseorang ingin mendapatkan petunjuk dari Allah.
Hikmah dan Keutamaan Shalat Istikharah
Shalat Istikharah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:
1. Menunjukkan ketergantungan kepada Allah – Dengan melaksanakan shalat ini, seorang Muslim menunjukkan bahwa ia hanya mengandalkan Allah dalam mengambil keputusan.
2. Mendapatkan ketenangan hati – Setelah berdoa dan menyerahkan urusan kepada Allah, seseorang akan lebih tenang dalam menghadapi keputusannya.
3. Menghindarkan dari keburukan – Allah akan membimbing hamba-Nya agar memilih keputusan yang terbaik dan menjauhkannya dari sesuatu yang tidak baik.
Tata Cara Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dilakukan dengan dua rakaat seperti shalat sunnah pada umumnya, lalu diikuti dengan doa khusus. Berikut langkah-langkahnya:
1. Niat Shalat Istikharah
Sebelum memulai shalat, seseorang harus berniat di dalam hati. Berikut contoh niatnya:
“Usholli sunnatal istikharati rok’ataini lillahi ta’ala.”
(Artinya: Aku niat shalat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.)
2. Melaksanakan Dua Rakaat Shalat
Shalat Istikharah dilakukan seperti shalat sunnah biasa, dengan susunan sebagai berikut:
Rakaat pertama: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan membaca surat Al-Kafirun).
Rakaat kedua: Membaca surat Al-Fatihah, lalu membaca surat pilihan (disarankan membaca surat Al-Ikhlas).
Tasyahud akhir dan salam.
3. Membaca Doa Istikharah
Setelah shalat, dilanjutkan dengan membaca doa Istikharah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ:
“Allahumma inni astakhiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as’aluka min fadhlikal ‘adzim. Fa innaka taqdiru wala aqdir, wa ta’lamu wala a’lam, wa anta ‘allamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra khairun lii fii diinii, wa ma’aasyii, wa ‘aaqibati amrii, faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiih. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra syarrun lii fii diinii, wa ma’aasyii, wa ‘aaqibati amrii, fashrifhu ‘anni, washrifni ‘anhu, waqdur liya alkhaira haitsu kaana, tsumma ardini bihi.”
(Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang agung. Karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui. Engkau-lah Yang Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku, maka takdirkanlah untukku, mudahkanlah bagiku, lalu berkahilah aku dalamnya. Namun jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku, maka jauhkanlah dariku dan jauhkanlah aku darinya. Takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya.”)
Dalam doa ini, seseorang bisa menyebutkan perkara yang sedang diistikharahkan, misalnya memilih pekerjaan, jodoh, atau keputusan lainnya.
Kapan Waktu Terbaik untuk Shalat Istikharah?
Shalat Istikharah bisa dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang terlarang untuk shalat (seperti setelah shalat Subuh hingga matahari terbit dan setelah shalat Asar hingga matahari terbenam). Waktu terbaiknya adalah di sepertiga malam terakhir, saat doa lebih mustajab.
Bagaimana Cara Mengetahui Jawaban dari Shalat Istikharah?
Banyak orang bertanya bagaimana cara mengetahui hasil dari shalat Istikharah. Jawabannya tidak selalu datang dalam bentuk mimpi, tetapi bisa berupa:
1. Hati merasa mantap dan tenang – Jika setelah shalat hati merasa yakin dan nyaman terhadap suatu pilihan, itu bisa menjadi tanda bahwa keputusan tersebut baik.
2. Terbukanya jalan dan kemudahan – Jika keputusan yang diambil mendapat banyak kemudahan dan dukungan, itu bisa menjadi petunjuk dari Allah.
3. Terhalangnya jalan – Jika setelah Istikharah jalan terasa sulit atau penuh hambatan, mungkin itu tanda bahwa pilihan tersebut tidak baik.
Kesimpulan
Shalat Istikharah adalah cara terbaik bagi seorang Muslim untuk meminta petunjuk dari Allah ketika menghadapi keputusan penting. Dengan melaksanakan shalat dua rakaat dan membaca doa Istikharah, seseorang menunjukkan ketergantungan kepada Allah dan menyerahkan hasilnya kepada-Nya. Jawaban dari shalat ini bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk ketenangan hati, kemudahan, atau bahkan hambatan. Oleh karena itu, setelah beristikharah, penting untuk tetap berikhtiar dan berserah diri kepada Allah dengan penuh keyakinan.
Monitor Saham BUMN

Wamen BUMN Pastikan Stok Uang Tunai Aman Jelang Lebaran

Erick Thohir Dorong Penguatan Tata Kelola dan Efisiensi Perbankan

Posko Telekomunikasi Bandara Soetta Siap Jamin Kualitas Layanan Selama Lebaran

Pengiriman Paket Melonjak Jelang Lebaran, Kurir Bekerja Lembur Tanpa Libur

Tampil Cemerlang di Timnas Indonesia, Nilai Pasar Jay Idzes Meroket

Bantu Mudik di Indonesia? Putin Kabarnya Bakal Kirim Kapal Selam Supersonik

Marc Marquez Siap Curi Kemenangan ke-8 di MotoGP Amerika Serikat 2025

Trump Mau Kirim Kapal Induk Bantu Lerai Kemacetan Mudik 2025? Lantas Putin…

Red Sparks Keok Lawan Hillstate, Laga Ketiga Jadi Penentu Megawati Cs ke Final

Mudik Asyik Baca Buku, Mendikdasmen Bagikan Buku Gratis ke Pemudik

Mengembalikan Fitrah Manusia dalam Kehidupan Modern

Fitrah dalam Pendidikan: Membentuk Karakter Anak Sejak Dini

Menjaga Fitrah Manusia: Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati

Pilihan Laptop Mahasiswa ASUS dengan Baterai Tahan Lama

Demi Generasi Siap Kerja

Fitrah dalam Islam: Makna, Hakikat, dan Implementasi dalam Kehidupan

Pemprov DKI Jakarta Bebaskan PBB Rumah, Simak Aturannya

iPhone 16 Resmi Masuk Indonesia, Cek Tanggal Rilisnya

Charles Oliveira Tantang Islam Makhachev Tarung Ulang, Kapan?
