Ruang Sujud
Tuntunan Rendah Hati Menurut Ajaran Islam
Published
1 year agoon
By
Robby KarmanTerkadang, ungkapan peribahasa atau kutipan ayat suci seperti “Di atas langit masih ada langit” dapat menjadi pengingat yang kuat bagi kita dalam mengejar pengetahuan dan berkembang dalam kehidupan. Dalam sebuah dunia yang terus berubah dan berkembang, penting bagi kita untuk tetap rendah hati dan selalu berusaha untuk meningkatkan diri.
Peribahasa ini mengingatkan kita bahwa, sebagus apa pun kemampuan atau pengetahuan kita, selalu ada yang tahu lebih banyak dan lebih baik. Bahkan dalam Al-Quran, Allah sendiri menekankan konsep ini dalam surat Yusuf ayat 76, “… dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.” Ini adalah pengingat yang kuat bahwa, tidak peduli seberapa tinggi pencapaian kita dalam pengetahuan, selalu ada peluang untuk belajar lebih banyak dan berkembang lebih lanjut.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui situasi di mana kita mungkin merasa superior dalam hal pengetahuan atau keahlian tertentu. Mungkin kita adalah ahli di bidang tertentu atau telah menghabiskan bertahun-tahun untuk memperdalam pemahaman kita. Namun, kita harus selalu ingat bahwa esok lusa situasinya bisa berubah.
Mungkin ada seseorang di sekitar kita, seperti seorang adik kelas, rekan kerja, atau bahkan teman, yang akhirnya bisa melewati kita dalam hal pengetahuan atau keahlian. Mereka mungkin memiliki dorongan yang kuat untuk terus belajar dan berkembang, dan dengan kerja keras, mereka bisa menjadi lebih unggul dari kita. Ini adalah pengingat yang baik bahwa kita tidak boleh merasa terlalu percaya diri atau meremehkan orang lain, terlepas dari seberapa baik kita saat ini.
Sebagai seorang muslim atau muslimah, ada tuntunan agama yang menggarisbawahi pentingnya berlomba-lomba dalam kebaikan. Dalam Al-Quran, di surat Al-Baqarah ayat 148, Allah memerintahkan kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Ini mencakup pengembangan pengetahuan dan keahlian kita untuk tujuan yang baik, seperti memberikan manfaat bagi sesama.
Jadi, bagaimana kita bisa terus meningkatkan pengetahuan dan keahlian kita tanpa merasa terlalu superior? Salah satu cara utamanya adalah melalui pendidikan. Kita dapat terus belajar dan mengembangkan diri dengan membaca, mengikuti kursus, dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang lebih dalam. Selain itu, kita juga bisa mencari guru atau mentori yang bisa membimbing kita menuju pemahaman yang lebih baik dalam bidang yang kita minati.
Namun, selain pengetahuan, kita juga harus menghargai pengalaman hidup kita sendiri. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dengan tantangan, kesulitan, dan keberhasilan mereka sendiri. Kita tidak selalu bisa menilai seseorang berdasarkan seberapa banyak pengetahuan mereka. Kita harus selalu membuka diri untuk memahami pengalaman hidup orang lain dan menghargai kontribusi mereka.
Sifat rendah hati adalah kunci dalam menghadapi kenyataan bahwa selalu ada yang tahu lebih banyak. Seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk, kita juga harus tetap rendah hati dan tidak merasa terlalu tinggi hati. Allah memiliki kuasa untuk memberikan atau mengambil pengetahuan dan keahlian kita kapan saja. Oleh karena itu, kita harus selalu bersyukur dan berserah kepada-Nya.
Terakhir, kita juga harus berusaha untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. Pengetahuan yang kita miliki hanya memiliki nilai sejauh kita dapat menggunakannya untuk membantu orang lain. Jika kita terus berlomba-lomba dalam kebaikan, mengembangkan pengetahuan kita, dan berbagi manfaat dengan sesama, ilmu kita akan terus bertambah, bahkan ketika kita telah meninggalkan dunia ini.
Dalam akhirnya, ungkapan “Di atas langit masih ada langit” adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya terus belajar, tetap rendah hati, dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua dapat mengikuti tuntunan ini dan menjadi individu yang lebih baik setiap harinya.