Monitorday.com — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menandatangani Nota Kesepahaman terkait Sinergitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (23/1/2025).
Penandatanganan ini menandai komitmen bersama dalam menyukseskan program MBG sebagai langkah strategis menuju generasi sehat, cerdas, dan berkualitas dalam rangka Indonesia Emas 2045.
“MBG merupakan investasi penting bagi masa depan bangsa. Kita wajib mendukung gerakan MBG. Segala apapun, tanpa alasan, BPOM menjadi pendukung utama MBG,” ujar Taruna pada Jumat (24/1).
Taruna menegaskan, komitmen ini berakar pada urgensi pemenuhan gizi yang tepat bagi seluruh anak Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen, sementara 60,8 persen anak-anak mengalami anemia.
Dengan kondisi tersebut, hanya kurang dari 20 persen anak Indonesia yang memiliki kecukupan gizi sesuai standar kesehatan.
Program MBG, menurut Taruna, menjadi langkah krusial dalam memastikan pemenuhan gizi seimbang bagi anak-anak Indonesia.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menekankan pentingnya program MBG dalam kaitannya dengan prognosis demografi Indonesia. Pada 2045, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 324 juta jiwa, dengan sebagian besar berasal dari keluarga berlatar pendidikan rendah.
“Di wilayah percobaan BGN, sekitar 60 persen anak tidak pernah mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, serat, dan mineral. Banyak pula yang tidak mampu mengakses susu karena keterbatasan ekonomi,” jelas Dadan.
Salah satu fokus utama program MBG adalah pemenuhan komposisi gizi yang seimbang sesuai tahap pertumbuhan anak. Selain itu, tiga target lain yang menjadi perhatian adalah pemenuhan kalori, aspek higienis, dan keamanan pangan.
“BPOM memiliki peran penting dalam memastikan aspek higienis dan keamanan pangan dalam program ini,” tambah Dadan.
BPOM melalui unit pelaksana teknis di daerah akan mengawasi keamanan pangan dalam program MBG sepanjang rantai penyediaannya, mulai dari proses produksi hingga distribusi kepada masyarakat.
Nota kesepahaman ini juga mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam penyediaan pangan bergizi serta pendampingan bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Dengan adanya kerja sama ini, BPOM dan BGN berharap dapat menyusun langkah-langkah strategis untuk mengawal pelaksanaan program MBG. Langkah ini diharapkan memberikan kontribusi nyata dalam mencapai tujuan Indonesia Emas 2045 dengan menghasilkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berkualitas.