Connect with us

Fokus

Gebrakan Gibran, Solo Menjelma Jadi Poros Startup di Tanah Air

Mutia Tri Maharani

Published

on

Monitorday.com – Selama menjabat sebagai Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka melakukan gebrakan berupaya menjadikan Kota Solo sebagai poros start up di tanah air. Hal ini sebagaimana juga program yang sebagai cawapres, yakni kredit startup milenial.

Meski kota kecil, Solo memiliki cukup banyak startup yang bermunculan dan berkembang, mulai dari startup di bidang keuangan, agrikultur, sampai platform untuk pelajar.

Para pengusaha muda sangat menantikan adanya penyediaan fasilitas, pendanaan, dan pelatihan. Salah satunya Ammar Abdurrohman, entrepreneur muda yang fokus pada bidang lingkungan, teknologi, dan pendidikan menjelaskan, pengusaha rintisan banyak menemui kendala dalam mengembangkan usahanya. Salah satunya kesulitan mendapatkan investor.

“Pemkot Surakarta memang sangat membantu banyak UMKM. Tapi untuk entrepreneur muda dalam bentuk materi masih minim. Kami banyak dibantu rekan-rekan yang juga bergerak di bisnis lain (swasta) dan kampus. Dari pemerintah, hanya dibantu dalam bentuk dukungan,” ungkapnya.

Senada diungkapkan Agus Hendriyanto. Pengusaha muda penyedia layanan sosio-digital dunia kepesantrenan ini mengatakan, pada umumnya, start up memerlukan suntikan dana untuk pengembangan layanan dan ekspansi produk. Pemkot Surakarta memiliki peran penting dalam memberikan fasilitas infrastruktur dan narahubung (network) dengan investor.

“Setidaknya tidak ada kendala berarti dalam persoalan administratif untuk mengembangkan usaha di Solo. Pemkot juga telah mendirikan hetero-space sebagai co-space bagistart up,” jelas dia.

Suko Irawan, start upbidang pertanian menambahkan, persaingan ketat di bidang industri kreatif menyebabkan banyak pengusaha muda gulung tikar di tengah usaha yang baru seumuran jagung. Ditambah kondisi pandemi.

“Kami para start up muda berharap jangkauan program dari Pemkot Surakarta semakin diperluas. Ditingkatkan kualitas pelatihannya. Mungkin lebih pada pelatihan dan pembukaan kesempatan untuk berkolaborasi dalam berbagai bidang,” urainya.

Terpisah, Angel, start up bidang fintech berharap Pemkot Surakarta memperbanyak event untuk mengenal produk pengusaha rintisan.

“Lebih banyak festival. Soalnya start up susah mencari kepercayaan user, kalau  ke festival dan mengenalkan produk di sana, mungkin bisa lebih dipercaya. Hibah dalam bentuk pendanaan juga berpengaruh besar bagi perkembanganstart up,” ucap dia.

Sedangkan Dito Cahyoni, wirausahawan muda dari Universitas Slamet Riyadi berharap Pemkot Surakarta lebih memberikan ruang kepada start up muda untuk berkreasi. “Syukur-syukur dapat penambahan modal untuk usaha jadi lebih senang,” katanya.

Kepala inkubator bisnis dan kewirausahaan Universitas Slamet Riyadi Suprayitno menuturkan, melalui kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, civitas akademika, dan start up merupakan jalan mewujudkan Solo sebagai kota enterpreneur.

Untuk itu, Pemkot Surakarta dan generasi milenial muda perintis usaha dapat duduk bersama membicarakan ide-ide kreatif. Saling bertukar pikiran. “Kami yakin potensi entrepreneur muda di Solo sangat luar biasa. Memang masih perlu dukungan dari pemerintah lebih nyata lagi,” tandasnya.

Pemkot Surakarta pun tak berhenti melakukan inovasi  bagi pemenuhan kapasitas bagi anak muda. Anak muda yang memiliki ciri dinamis dan kreatif, mendapatkan ruang yang lebih luas saat Pemkot Surakarta melakukan terobosan melengkapi fasilitas di Solo Technopark.

Solo Technopark yang biasa disebut STP ini berada di Jalan Ki Hajar Dewantoro No. 19, Kentingan, Jebres, Solo. Lokasinya tak jauh dari Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Seni Indonesia (ISI).

Saat ini keberadaannya makin keren, karena dilengkapi berbagai fasilitas pendukung yang sangat membantu peningkatan berbagai potensi anak muda. Potensi yang dimaksud bisa terkait, skill, sains, bisnis, vokasi, teknologi serta olahraga.

Maka pantas, bila STP kini menjadi sentra anak muda, kumpulnya anak-anak muda yang ingin mengembangkan diri sesuai potensi yang dimiliki. Tempat itu merupakan kolaborasi Pemkot dengan berbagai pihak, tremasuk BUMN dan swasta nasional.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *