Ruang Sujud
Inilah Pabrik Al Qur’an Terbesar Di Dunia
Published
5 months agoon
By
Robby KarmanMonitorday.com – Jamaah haji Indonesia telah usai melaksanakan rangkaian ibadah Puncak Haji di Makkah. Sebagian jamaah telah kembali ke Tanah Air.
Jamaah yang ikut gelombang kedua masih didorong ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah dan berdoa di Raudhah.
Jamaah haji Indonesia juga banyak yang berkunjung ke tempat-tempat bersejarah lainnya yang ada di Kota Madinah.
Salah satu tempat bersejarah tersebut adalah Pabrik Percetakan Alquran terbesar di dunia, Majma’ Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif.
Pada Kamis (27/6/2024) kemarin, Republika.co.id bersama tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan mengunjungi percetakan Alquran di Kawasan an-Nakhil.
Untuk mencapai percetakan Alquran ini, mereka menempuh perjalanan sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi.
Begitu memasuki pintu gerbang percetakan, tampak sebuah batu peletakan pertama yang menunjukkan tahun dimulainya pembangunan pabrik ini, yaitu pada 1982.
Para pengunjung disuguhkan dengan berbagai macam mushaf Alquran yang dipajang di etalase kaca dinding.
Di sana tampak Alquran berukuran besar maupun kecil dengan warna merah, biru, hijau, dan hitam.
Pengunjung dapat melihat Alquran terjemahan dalam berbagai bahasa, seperti bahasa Indonesia, Korea, dan lain-lain.
Pengunjung juga bisa melihat contoh sampul Alquran yang dipakai, jenis kertas, hingga pena khat dan tinta yang digunakan.
Di lantai dasar pabrik ini terdapat banyak mesin cetak yang tengah memproduksi kitab suci umat Islam tersebut. Pada hari itu setidaknya ada sekitar tujuh orang yang beraktivitas di lantai dasar.
Sebagian pengunjung dipandu oleh dua orang pria berpakaian khas Arab. Mereka menjelaskan sekilas sejarah percetakan Alquran ini.
Salah satu pemandu, Ahmad Tarjamy, mengatakan bahwa percetakan ini merupakan salah satu upaya pemerintah Arab Saudi untuk menyiarkan Islam ke seluruh dunia.
Menurut Ahmad, pembangunan percetakan ini membutuhkan waktu sekitar dua tahun sejak batu pertama diletakkan. Raja Fahd bin Abdul Aziz meletakkan batu pertama pembangunan pada 1982, namun percetakan baru berdiri pada 1984.
Mushaf Alquran yang telah dicetak akan dibagikan kepada jamaah haji sebagai hadiah, diwakafkan ke masjid atau sekolah tahfidz, dan ada juga mushaf Alquran yang dijual.
Saat jamaah haji dan tim MCH keluar dari percetakan, mereka diberi mushaf Alquran kecil dengan harga 15 riyal atau sekitar Rp 216 ribu.
Jika ingin menambah koleksi mushafnya, jamaah juga bisa membelinya di toko Alquran yang ada di pintu masuk percetakan.
Mushaf Alquran di toko ini dijual mulai dari 15 riyal untuk ukuran terkecil, 17 riyal, 23 riyal untuk ukuran sedang, dan 30 riyal untuk ukuran besar.
Selain itu, toko ini juga menjual Alquran dengan tafsirnya berbahasa Arab seharga 23 riyal dan Juz Amma berbahasa Indonesia seharga 6 riyal.
Ahmad menambahkan, Alquran yang dicetak di sini telah diterjemahkan lebih dari 77 bahasa.
Pemandu lainnya, Abdul Aziz, menjelaskan bahwa percetakan Alquran ini berdiri di atas lahan seluas 25 hektar dan merupakan percetakan Alquran terbesar di dunia. Setiap tahunnya, mereka mencetak 20 juta Alquran.
Percetakan ini juga telah mencetak Alquran khusus bagi para difabel dengan mencetak sekitar 5000 Alquran Braille setiap tahunnya.
Setiap harinya, ada 3000-5000 orang yang mengunjungi pabrik ini, termasuk pengunjung asal Indonesia yang baru saja menyelesaikan ibadah haji di Makkah. Salah satu jamaah asal Bekasi, Wahyu Darma Setiadi, mengaku senang bisa mengunjungi percetakan Alquran terbesar di dunia ini.
Setelah selesai hajian, mereka ingin melihat tempat-tempat bersejarah di Madinah untuk motivasi syiar agama Islam. Wahyu merasa takjub dengan perkembangan agama Islam sekarang ini, terutama dengan ribuan Alquran yang dicetak setiap harinya.
Jamaah lainnya, Purwanto, mengatakan bahwa semua rangkaian ibadah haji telah selesai dilakukan. Usai berwisata di Madinah, mereka akan pulang melalui bandara Jeddah setelah berada di Madinah selama sekitar empat hari.