Connect with us

News

Jadi Khatib Idul Fitri di UMY, ini Pesan Ketum PP Muhammadiyah

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com-Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir menjadi khatib salat Id di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Dalam khotbahnya, Haedar mengajak masyarakat khususnya umat Islam membangun sikap tengahan atau moderat usai Ramadan dan Idul Fitri.

Haedar mengatakan segala bentuk kekerasan, kriminalitas, pembunuhan, dan masalah sosial lainnya sering terjadi karena banyak orang atau kelompok ingin memenuhi keinginannya melebihi takaran yang semestinya.

Bahkan, hubungan antarbangsa di ranah global menjadi gawat darurat, bahkan terjadi perang karena sikap rakus suatu negara. Israel, kata Haedar, adalah contoh negara yang sangat rakus sehingga menjadi agresor dan penjajah yang jahat.

Sebab, setelah berhasil menduduki tanah Palestina tahun 1948, dan mendirikan negara sendiri, Israel agresif ingin memusnahkan bangsa dan negeri Palestina.

“Sehingga segala bentuk penjajahan di muka bumi juga lahir karena kerakusan, yang membuat negeri jajahan menderita berkepanjangan seperti dialami bangsa Indonesia ratusan tahun lamanya,” kata Haedar saat memberikan khotbah di lapangan Kampus UMY, Kasihan, Bantul, Rabu (10/4/2024).

Sebab, setelah berhasil menduduki tanah Palestina tahun 1948, dan mendirikan negara sendiri, Israel agresif ingin memusnahkan bangsa dan negeri Palestina.

“Sehingga segala bentuk penjajahan di muka bumi juga lahir karena kerakusan, yang membuat negeri jajahan menderita berkepanjangan seperti dialami bangsa Indonesia ratusan tahun lamanya,” kata Haedar saat memberikan khotbah di lapangan Kampus UMY, Kasihan, Bantul, Rabu (10/4/2024).

Dia mengingatkan hidup insan muslim tidak larut dalam urusan dunia secara berlebihan, yang membuat kehidupan kehilangan keseimbangan dan jauh dari Nur Ilahi. Sedangkan jika manusia larut dalam pesona duniawi secara berlebihan, dia tidak akan meraih kebahagiaan sejati.

“Sebaliknya, hidupnya akan terus gelisah dilanda ketidakpuasan tak berkesudahan. Karena watak dunia itu tidak pernah memuaskan hasrat manusia,” ucapnya.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *