Connect with us

Monitor

Pinjaman Online yang Beredar di Masyarakat Ditaksir Mencapai Rp677,51

Renold Rinaldi

Published

on

Monitorday.com – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menginformasikan fintech pendanaan atau lebih dikenal dengan istilah pinjaman online hingga Agustus 2023, telah menyalurkan dana sebesar Rp677,51 triliun. Tercatat, lebih dari 5,3 juta UMKM yang memiliki pinjaman aktif, dengan total outstanding sebesar Rp19,3 triliun.

Hal ini diketahui saat AFPI menggelar kunjungan ke sejumlah penerima manfaat fintech peer to peer lending, atau layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi (pinjaman online) di wilayah Jakarta, pada Rabu (18/10/2023).

Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar menyampaikan, kegiatan tersebut dilakukan sebagai salah wujud komitmen AFPI dan seluruh anggotanya dalam mendukung pertumbuhan sektor produktif. Salah satu tujuannya adalah untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

“Ini jadi salah satu bukti bahwa fintech peer to peer lending banyak mengarah ke pengusaha muda, terutama UMKM. Kita terus berupaya membantu pengusaha yang ingin berkembang melalui bantuan modal dan inventory financing,” ujar Entjik di sela kunjungannya tersebut.

Entjik mengatakan, kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional sangatlah besar. Untuk memaksimalkan peran tersebut, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan inklusi keuangan kepada pelaku UMKM melalui akses pendanaan yang inklusif dari fintech.

”Fintech lending adalah salah satu kunci untuk menjawab tantangan pendanaan yang selama ini terkadang jadi penghambat UMKM untuk berkontribusi lebih terhadap perekonomian nasional,” kata Entjik.

Kehadiran fintech lending dirasakan betul manfaatnya oleh para pelaku UMKM dalam negeri. Salah satunya adalah UMKM yang bergerak di bidang fashion retail. UMKM yang lini utamanya ini adalah sepatu, kini mampu bersaing dengan merk sepatu terkenal.

“Kami berterima kasih kepada asosiasi fintech karena sudah membangun ekosistem yang bagus. Jadi, kami sebagai UMKM punya opsi pendanaan yang lebih banyak,” tutur Putera Dwi Karunia, pendiri UMKM bidang fashion retail tersebut, saat menerima kunjungan AFPI di kantornya di kawasan Jakarta Selatan.

Putera mengatakan, sebelum mendapat pendanaan fintech, perusahaan yang dirintisnya sejak 2010 lalu kerap kehilangan momen untuk meningkatkan penjualan karena modal yang digunakan relatif terbatas. Misalnya, ketika musim Lebaran atau promo-promo marketplace, dia justru kehilangan kesempatan karena stok barang yang terbatas.

“Namun, setelah dapat pinjaman pada 2020, kami lebih bisa menangkap momen-momen itu dan kami tinggal fokus pada penjualan. Alhamdulillah, sejak itu kami sudah tumbuh sekitar empat kali lipat dari sebelumnya,” ucap Putera.

Manfaat yang sama juga dirasakan Subur Hendrio, pemilik UMKM agen tisu dan kebutuhan pokok. Subur berhasil mendapatkan pinjaman fintech lending pada tiga bulan lalu dan merasakan betul peningkatan usahanya.

“Sebelumnya, barang yang dijual di toko saya sangat terbatas. Namun, setelah ada tambahan modal dari perusahaan fintech lending, saya bisa menambah stok dan varian barang untuk dijual. dengan dibantu fintech, saya semakin optimistis melayani pasar besar nasional,” ujar Subur.

Hal senada juga disampaikan Andreas Widiananto, pemilik UMKM yang bergerak di bidang usaha mozarella cheese dan butter. Andreas mengatakan, bantuan fintech lending membuatnya bisa semakin mengembangkan usaha, di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan.

“Tentunya ini sangat membantu kami untuk terus mengembangkan usaha secara berkelanjutan. Saat ini, kami bisa mendapatkan omzet dengan rata-rata Rp1,6 miliar per bulan dari sebelumnya hanya sekitar Rp100 juta-Rp200 juta saja,” ujarnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



Sportechment1 hour ago

Kata-kata Erick Thohir Usai Oxford United Promosi ke Divisi Championship

Ruang Sujud2 hours ago

Kewajiban Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Begini Penjelasan Pemerintah

Sportechment2 hours ago

Belum Jelas Siapa Juara, Arsenal Sudah Latihan Angkat Tropi, Lha Kok Bisa?

Ruang Sujud4 hours ago

Alhamdulillah! Kota Brighton and Hove Inggris Dipimpin Seorang Muslim

Monitor5 hours ago

Ini Negara Penghasil Emisi CO2 Terbesar di Sektor Ketenagalistrikan, Indonesia Ada?

Pangan5 hours ago

UMKM Budidaya Ikan Patut Senang, BUMN Perikanan Lakukan Ini Untuk Kalian

Logistik5 hours ago

Damri Jajaki Peluang Go Internasional, Kemana?

Infografis6 hours ago

Muhadjir Effendy Soal UKT Naik: Sembrono

Sportechment8 hours ago

1 Wakil Indonesia di Final, Simak Jadwal Thailand Open 2024

Monitor8 hours ago

Bersimpang Kata, Ruang Sidang Parlemen Mendadak Jadi Arena Tinju

Monitor9 hours ago

Menteri Nadiem Diminta Mundur dari Jabatan, Loh Kok Bisa?

Sportechment9 hours ago

Bayer Leverkusen Pastikan Gelar Juara Bundesliga Tanpa Kekalahan

Pariwisata9 hours ago

Dukung Kelancaran Haji 2024, Berikut 13 Bandara yang Disiapkan InJourney Airports

Logistik11 hours ago

Airlangga Minta Jajaran Pelabuhan Kerja 24 Jam, Untuk Apa?

Monitor12 hours ago

Selain Dampak, Menteri Basuki Sebut Ada Perbedaan WWF di Bali

Monitor13 hours ago

Prof Salim Said Tutup Usia, Cerita Masa Kecil Yang Tak Terungkap?

Review19 hours ago

Karen, BJR, dan Pentingnya Komisaris Independen

Sportechment19 hours ago

Persib Otw Final Championship Series Liga 1 Usai Cukur Bali United

Monitor20 hours ago

Hadapi Perubahan Zaman yang Dinamis, Bamsoet Minta Pendidikan Harus…

Monitor22 hours ago

Jenis Kejahatan Paling Banyak Dilaporkan di Indonesia, Mana Paling Tinggi?