Connect with us

News

PP Muhammadiyah: UMC Telah Berikan Sumbangsih Konkrit Untuk Kemajuan Bangsa

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. Muhammad Saad Ibrahim mengatakan pendidikan di Muhammadiyah adalah pendidikan Islam terbaik di dunia. Untuk itu, siapapun yang berada di Amal Usaha Muhammadiyah, termasuk Universitas Muhammadiyah Cirebon, sepatutnya berbangga.

Saad pun mengapresiasi UMC di bawah kepimpinan Rektor UMC, Arif Nurudin MT serta Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi dan seluruh Civitas.

Tak lupa, unsur pimpinan PWM Jabar dan BPH UMC yang sudah membersemai pada kegiatan itu.

” Jangan cepat puas, UMC semakin maju, baik dari aspek SDM, Infrastruktur, prestasi lainnya. Tinggal kita mempertahankan mutu dan keunggulannya,” ujar Saad.

Menurut Saad, siapa sangka ternyata di tangan Muhammad Darwis atau lebih sering dikenal dengan panggilan KH. Ahmad Dahlan, surat Al-Maun menjadi kompas gerakan Muhammadiyah yang tidak henti-hentinya menjadi arah mata angin dan petunjuk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ratusan sekolah dari taman kanak-kanak sampai universitas telah dibangun oleh gerakan Muhammadiyah, tidak hanya di Jawa bahkan dari ujung barat sampai timur Indonesia, bahkan di Asia yaitu Malaysia dan Australia.

Dalam berbagai bidang, Amal Usaha Muhammadiyah memiliki kedudukan strategis, mengandung makna bahwa melalui amal usaha ini, Muhammadiyah aktif terlibat dalam membimbing masyarakat menuju perbaikan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Melalui sinergi elemen-elemen ini, Amal Usaha Muhammadiyah menjadi tulang punggung dalam membentuk masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai Islam sejati.

Bahkan, Robert Hefner, pengamat Islam asal Boston University Amerika bahkan menempatkan pendidikan Islam yang terbaik adalah pendidikan yang berada dari Muhammadiyah. Bukan pendidikan Islam yang ada di Al Azhar atau lainnya.

” Pernyataan Robert Hefner, pengamat Islam asal Boston University Amerika yang menempatkan pendidikan Islam yang terbaik adalah pendidikan yang berada dari Muhammadiyah bukan tanpa sebab. Dewasa ini terbukti, AUM tumbuh berkembang, tidak hanya dalam negeri tapi juga di banyak negara, sebut saja Australia, Kairo dan Malaysia adalah contoh nyata bagaimana Muhammadiyah bisa diterima. UMC adalah bagian dari melesatnya prestasi AUM, artinya UMC telah berkontribusi baik secara nasional dan dunia,” ucap Saad kepada peserta Pembinaan Dosen dan Tendik UMC, Masjid Raya UMC (Senin/3/2024).

Pria kelahiran Mojokerto itu pun memaparkan, persyarikatan Muhammadiyah sudah lebih dari 100 tahun beramar makruf nahi mungkar berdasarkan prinsip, kepribadian, dan khittahnya. Telah tersebar amal nyata Muhammadiyah untuk kemajuan umat dan bangsa tanpa banyak bicara kata.

Secara garis besar, kiprah pembaharuan Muhammadiyah selama satu abad dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air dapat dilihat dari beberapa aspek.

Selain itu, tidak bisa dihindari, bahwa manajemen keuangan dan aset Muhammadiyah itu terbaik karena memiliki empat prinsip utama yaitu efisiensi, resiliensi, sustainability, dan digitalisasi. Empat prinsip tersebut tidak hanya berlaku di pusat, tetapi juga diterapkan di PWM, dan di seluruh lingkungan persyarikatan.

Muhammadiyah memberikan kontribusi besar dalam rangka melaksanakan tugas konstitusi Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada aspek kesehatan Muhammadiyah tidak juga ketinggalan, ratusan rumah sakit sampai klinik dibangun dalam menghadirkan gerakan nyata dalam persoalan kesehatan.

“Potensi besar milik muhammadiyah. Kita bisa lihat ada 170 Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Rumah Sakit, Sekolah, Panti Asuhan, Pesantren, Unit Ekonomi dan lain sebagainya. Muhammadiyah merupakan anugrah yang luar biasa diberikan pada bangsa dan umat manusia,” ujar Mantan Ketua PWM Jatim.

Lebih lanjut, Alumnus Doktoral Institute Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini menerangkan, dari sisi politik, proses pemilihan pimpinan sangat demokratis dan unik. Tidak bisa dipungkiri proses pemilihan kepemimpinan yang dilakukan oleh Muhammadiyah telah berhasil secara mulus dan tidak menghasilkan sebuah polarisasi dan juga praktik-praktik jual beli suara.

Proses pemilihan pimpinan Muhammadiyah dilakukan secara berjenjang dengan istilah yang disebut tanwir. Dalam proses ini dilakukan secara transparan dan mengupas persoalan-persoalan isu-isu yang harus diimplementasikan nantinya kepada pimpinan yang terpilih. Dengan proses yang transparan ini sangat sulit kemungkinan adanya intervensi dari pihak luar, adanya kampanye terselubung, bahkan istilah serangan fajar pun sulit untuk terjadi.

Sistem ini membawa sebuah proses kepemimpinan dengan nuansa musyawarah dan sebagai ajang silahturahim.

Muhammadiyah juga memiliki filosofi bahwa ketika manusia di waktu fajar atau masa muda maka harus giat belajar dan beramal saleh, di waktu dluha atau usia produktif manusia bisa bekerja dan berbagi, di waktu asar atau usia senjadi menjadi masa di mana ia tidak akan merugi. Terakhir, di waktu malam atau sesudah meninggal, manusia itu akan dapat ‘tidur’ dengan nyenyak atau tenang.

Artinya, setiap warga Muhammadiyah harus disiplin dengan waktu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, warga Muhammadiyah harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan tetap berinovasi agar tidak tertinggal dengan yang lain.

Oleh karena itu, pesan saad, spirit Al-Maun yang digaungkan oleh KH Dahlan, pendiri Muhammadiyah, akan tetap hidup dalam sanubari setiap generasi.

Selain soal waktu, Saad juga mendorong agar Dosen tidak boleh hanya S2. Harus kuliah lagi. Sebab ia pernah mengalami bagaimana perjuangannya menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Saad pun menceritakan tentang bagaimana ia ingin kuliah S2 dan S3 di luar negeri. Sayangnya niat itu tak kesampaian.

“Tanamkan dalam pikiran kita (soal kuliah di luar negeri). Seandainya kita tidak punya kesempatan ke sana, insyaallah anak kita yang akan dimudahkan,” kata saat memberi motivasi.

Meski di dalam negeri, bukan berarti kuliah Saad tanpa tantangan. Ketika menyelesaikan S2 misalnya, ia pernah bimbang karena waktu itu perlu biaya juga untuk kelahiran anaknya. Tapi istrinya mendukung untuk menyelesaikannya.

Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu juga memberi pesan bagaimana para dosen UMC menghadapi mahasiswa.

“Yang kita hadapi bukan sesuatu yang murni, tapi sudah membawa gen dari ayah dan ibunya. Kita tidak bisa memaksakan. Mereka membawa sejarahnya sendiri,” ungkapnya.

Kita pun, lanjutnya, membawa sejarah kita sendiri. Dan mencetak masa depan sendiri ke UMC ini.

“Karena itu yang kita lakukan adalah menggali potensi mahasiswa untuk mengaktualisasikan potensi mereka yang sudah ada,” tutur dia.

Adanya buku, power point, dan segala bentuk alat pembelajaran, kata Saad, tidak boleh mengalahkan posisi dosen di hadapan mahasiswa.

“Makanya saya tidak membuat power point karena saya ingin semua melihat saya. Bukan melihat power point saya,” terang dia.

Menyampaikan materi Kepribadian Muhammadiyah, Saad memberi contoh ketika Ahmad Dahlan membaca surat Almaun di depan murid-muridnya. “Pasti beliau sudah paham maknanya, tafsirnya. Tapi beliau tidak berhenti di situ.

“Harus bisa mengimplementasikan dalam perbuatan,” ucapnya.

“orang Muhammadiyah bukan orang yang puas dengan membaca tafsir dan lain-lain. “Warga Muhammadiyah orangnya kreatif. Ketika bergabung di Muhammadiyah, dosen yang disebut guru tanpa jasa, ini sudah menjadi bagian yang disadari,” tutup Saad.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *