Monitorday.com – Pendapatan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk membiayai Timnas Indonesia masih didominasi oleh perusahaan pelat merah (BUMN), meskipun kontribusi dari sektor swasta menunjukkan peningkatan.
Hal ini disampaikan oleh Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, dalam Kongres Tahunan PSSI 2024.
Dalam laporan tahunan PSSI, federasi sepak bola Indonesia ini untuk pertama kalinya mencatat surplus.
Arya menegaskan bahwa keterlibatan BUMN dalam mendukung sepak bola nasional sudah berlangsung lama, bukan semata-mata karena Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Umum PSSI dan Menteri BUMN.
“BUMN sudah mendukung sepak bola sejak sebelum Pak Erick menjadi Ketua Umum PSSI. Sekarang BUMN masih menjadi andalan utama kita,” kata Arya.
“Ada juga sponsor dari sektor swasta yang mulai masuk, seperti provider telekomunikasi yang aktif melakukan kampanye karena melihat potensi keuntungan dari Timnas.”
Arya juga mengakui bahwa sejak Erick Thohir memimpin PSSI pada Februari 2023, banyak sponsor yang datang. Namun, ada beberapa sponsor yang disebutnya tidak etis dalam urusan kerja sama.
“Ada produk yang nakal. Mereka tidak mensponsori Timnas, tapi bekerja sama dengan agen pemain. Produk tersebut kemudian muncul dalam iklan di stadion tanpa melalui PSSI. Kami berharap sponsor bisa lebih etis dan mendukung Timnas secara langsung,” jelas Arya.
Peningkatan performa Timnas Indonesia turut mendongkrak minat sponsor. Namun, jumlah pertandingan kandang yang minim membuat kapitalisasi dari sponsor belum maksimal.
“Minat sponsor cukup tinggi, tetapi ruangnya masih kurang. Tahun ini, kita baru tiga kali menjadi tuan rumah hingga Juli. Bagaimana bisa mendapatkan keuntungan besar jika hanya ada tiga pertandingan kandang,” ucap Arya.
Arya juga menyebut bahwa pendapatan PSSI masih tertinggal dari Thailand dan Vietnam. “Kita belum setara dengan Thailand dan Vietnam dalam hal pendapatan.
Anggaran sepak bola mereka bisa mencapai Rp1 triliun, sementara kita masih jauh di bawah. Kita harus realistis,” katanya.
Selama tahun 2023, dalam kepemimpinan Erick Thohir, PSSI memperoleh dana hingga Rp704,8 miliar. Dana yang tersisa pada Desember 2023 mencapai Rp49 miliar, dengan PSSI berhasil membayar utang sebesar Rp20 miliar dari periode sebelumnya.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2022, PSSI hanya mendapatkan dana sebesar Rp322,9 miliar dengan pengeluaran mencapai Rp355,5 miliar.
Dengan peningkatan pendapatan dan manajemen yang lebih baik, PSSI optimis ke depan dapat menyamai atau bahkan melebihi pendapatan dari federasi sepak bola Thailand dan Vietnam.