Connect with us

News

Inovasi Erick Perkuat Industri Film Nasional

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah berupaya mendorong penguatan dan pengembangan industri film di Tanah Air. Salah satu strateginya ialah dengan peran serta dari PT Perusahaan Film Negara (PFN) sebagai BUMN pembiayaan film.

Lewat akun Instagram pribadinya @erickthohir, Erick membagikan cerita pertemuannya bersama dengan sejumlah jajaran Kemenko Marves, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan PFN. Pertemuan itu membahas berbagai macam strategi mengembangankan industri film nasional.

“Kami menemukan 3 masalah utama yakni pembiayaan, pemasaran, dan perizinan,” ujar Erick dalam keterangan pada unggahan tersebut, Selasa (28/11/2023).

Untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini, di bidang pembiayaan PFN akan turut serta membantu. Erick mengatakan, PFN akan membantu para pembuat film mencari investor yang potensial.

“Sementara untuk perizinan, saya bersama kementerian dan lembaga lain akan berkoordinasi untuk memangkas regulasi agar produksi film bisa lebih efisien,” imbuhnya.

Adapun PFN sendiri telah resmi menjadi perusahaan perseroan (persero) per Agustus 2023, dari sebelumnya berbentuk perusahaan umum (Perum). Salah satu arah perubahan dari BUMN yang memproduksi film ‘Si Unyil’ ini ialah menjadi perusahaan yang membantu pembiayaan di industri film nasional.

Selain itu, keterlibatan PFN dalam pembiayaan industri film juga diperkuat lewat peran sertanya dalam wacana standarisasi pajak pajak film di seluruh daerah. Di mana pada awalnya, setiap daerah bisa menerapkan tarif pajak hiburan ini dengan persentase berbeda-beda.

Advertisements

“Pak Presiden (Jokowi) akan mengumumkan sebuah kebijakan di mana kita sebagai negara berpihak kepada industri film nasional. Kita sebagai pemerintah menstandarisasi pajak film untuk di seluruh daerah bahwa seluruh pungutan pajak karcis bioskop itu sama di semua daerah,” kata Erick, dalam unggahan video tersebut.

“Nanti akan ditaruh satu fund untuk khusus film nasional. Kebetulan himbaranya udah ada, kan himbaranya tadi PFN,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini jumlah film yang tayang di bioskop didominasi film nasional, yakni mencapai 64%. Oleh karena itu, harapannya aturan baru ini akan dapat menjaga dan memperkuat industri film dalam negeri agar tetap menjadi tuan rumah di negara sendiri.

“6,4% film ini kan masih didominasi film nasional, yang di mana kalau kita nggak jaga ini swing back. Seperti tahun 2014-2015 justru film hollywood akan lebih besar,” pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, ambisi besar Erick menjadikan PFN sebagai ‘investor’ film lokal telah diungkapkannya sejak 2021 silam. Ia ingin agar perusahaan yang dahulu memproduksi beberapa film lokal tidak lagi ikut memproduksi film. PFN yang pernah memproduksi serial si Unyil ini akan diubah bisnisnya menjadi perusahaan pembiayaan film.

“Kedua, kita minta PFN jangan jadi bersaing membuat film, tapi PFN justru kita mau jadikan lembaga pembiayaan film,” ungkap Erick ditemui di Bioskop XXI Plaza Senayan, Kamis (20/5/2021).

Namun, dia tidak menjelaskan rinci soal rencana ini. Erick hanya mengatakan saat ini wacana itu sedang dipelajari Kementerian BUMN. Salah satu yang jadi pertimbangan besar adalah resiko besar pembiayaan film.

“Tidak mudah, saat ini masih kita sedang pelajari. Sudah 7 bulan. Ini resikonya besar untuk buat film,” ungkap Erick.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *