Connect with us

News

Terinspirasi Shale Oil Amerika, SKK Migas Launching 4 Fitur Baru IOC

Tahun 2016 pertama kali USA mengalami surplus minyak dengan adanya penemuan shale oil. Melalui teknologi tersebut, USA bisa mengekstrak minyak dari sourcenya dengan teknologi fracking langsung ke sumbernya.

Renold Rinaldi

Published

on

Monitorday.com – Dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas dan kinerja yang lebih baik dalam pengelolaan industri hulu migas,Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mendorong implementasi digital pada kegiatan pengelolaan operasi produksi dan lifting secara masif.

Salah satunya adalah dengan terus meningkatkan fitur-fitur pada integrated operation center (IOC). Pada ajang IOC Forum ke-4 tahun 2023, SKK Migas meluncurkan 4 fitur baru IOC. Fitur tersebut meliputi well performance monitoring (WPM), early warning system (EWS) mobile, pengembangan PIMS KKKS serta monitoring air surveillance.

Kegiatan IOC Forum 2023 dibuka oleh Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf. Pada acara tersebut, turut mendampingi Wakil Kepala SKK Migas saat launching fitur baru IOC antara lain Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo, Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas Bambang Prayoga, General Manager PHE ONWJ Muhamad Arifin dan Direktur Utama Saka Indonesia Pangkah Ltd (SIPL) Medy Kurniawan

“Sebagai contoh keberhasilan dari implementasi digital di industri hulu migas adalah menjadi lebih mudah dimonitor jika ada sumur mati hari ini dan bisa dideteksi secara online dan realtime. Monitoring kehandalan fasilitas sangat challenging, seperti ONWJ di-develop tahun 70an. Memang industri hulu migas menghadapi masalah realibility karena sebagian fasilitasnya sudah tua, oleh karenanya implementasi digital diharapkan bisa menjadi solusi atas hal ini,” kata Wakil Kepala SKK Migas dalam sambutannya.

Nanang menambahkan, bahwa banyak indikator yang menunjukkan kegiatan seperti IOC memberikan impact terhadap kinerja industri hulu migas.  Kemudian dia menyampaikan bahwa pada tahun 2016 pertama kali USA mengalami surplus minyak dengan adanya penemuan shale oil. Melalui teknologi tersebut, USA bisa mengekstrak minyak dari sourcenya dengan teknologi fracking langsung ke sumbernya.

“Dampaknya adalah produksi minyak di USA melompat dari 5 juta barel oil per day (BOPD) menjadi 15 juta per hari, dan hari ini telah menjadi produsen minyak terbesar di dunia,” terang Nanang.

“Melalui kegiatan seperti ini, saya mengharapkan akan muncul teknologi dan metode apapun yang langsung berdampak terhadap performance industri hulu migas nasional. Bagaimana bisa menjadi solusi terhadap masalah realibility, natural decline, membutuhkan dukungan dari aspek teknologi digital,“ imbuhnya

Selain aspek peningkatan kehandalan operasional,  Nanang menyampaikan jika implementasi digital melalui peningkatan fitur-fitur di IOC diharapkan juga dapat memberikan dampak pada efisiensi biaya, mengurangi waktu pekerjaan yang pada akhirnya meningkatkan optimalisasi kinerja produksi migas nasional

Pada kesempatan yang sama, Bambang Prayoga menyampaikan bahwa penyelenggaraan IOC Forum terus berkembang dalam setiap penyelenggaraannya, untuk tahun 2023 kegiatan IOC didorong lebih kompetitif dengan adanya kompetisi digital dan hackaton di lingkungan KKKS. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada PHE ONWJ dan SIPL yang telah menjadi host pada kegiatan ini.

“Kompetisi hackaton diharapkan terjadi kompetisi data sicence, yang mendorong KKKS mencari penerapan terbaru teknologi digital di industtri hulu migas. Sebagai rangkaian IOC Forum 2023 diselenggarakan pula workshop Artificial Inteligence (AI)/Machine Learning (ML) untuk meningkatkan kompetensi SDM KKKS dan mendorong budaya inovasi terkait AI/ML. Penerapan AI/ML di SKK Migas dan KKKS itu sangat penting untuk menjawab tantangan industri hulu migas kedepan yang semakin kompetitif serta menjaga fasilitas produksi agar tetap optimal,” terangnya.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa dengan fitur baru seperti well performance monitoring (WPM) maka setiap sumur di KKKS akan masuk di sistem pengawasan IOC. Saat ini ada sekitar 30.000 sumur yang aktif, tentu dengan adanya WPM akan sangat membantu, tidak hanya dalam konteks pengawasan, tetapi juga upaya-upaya melakukan predictive maintenance agar kehandalan sumur dapat terus dijaga.

Kemudian, dia juga menyampaikan dengan penggunaan air surveillance system, maka kendala lapangan migas di remote area atau yang memiliki keterbatasan infrastruktur dapat diatasi dengan penggunaan drone untuk melakukan pengawasan.

Kemudian dengan penambahan koneksi PIMS KKKS seiring SKK Migas mendorong digitalisasi di lapangan produksi serta pengembangan Early Warning System Mobile agar PIMS KKKS dapat dimonitor melalui gadget dan tentunya dari sisi KKKS adalah dengan pengembangan dan penambahan fitur pada PIMS PHE ONWJ serta adanya digital twin di SIPL maka pengawasan melalui IOC menjadi semakin optimal.

Kegiatan puncak IOC Forum dihadiri oleh lebih dari 700 peserta, dengan yang hadir secara offline mencapai 354 peserta dan sisanya hadir secara online. secara ofline dan ratusan pula yang hadir secara online, dengan total lebih dari 700 peserta.

Pada kegiatan ini juga ada sharing session dari KKKS yang telah berhasil menerapkan AI/ML maupun dari pakar dan professional di bidang digital. Terdapat pula presentasi penerapan AI/ML secara advance dan juga poster paper sebanyak 27 buah.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *